Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 19 Maret 2015

Kamis Siang Rupiah Menguat ke Posisi Rp 13.039/USD

http://financeroll.co.id/wp-content/uploads/rupiah118.jpg
Rifan Financindo Berjangka – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 116 poin menjadi Rp 13.039 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.155 per dolar AS.  Dolar AS jatuh setelah bank sentral AS (the Fed) memberikan sinyal belum akan menenaikan suku bunga lebih cepat, sehingga memberikan momentum bagi mata uang utama dunia, termasuk rupiah bergerak menguat.

Survei internal the Fed justru memangkas proyeksi suku bunganya, sehingga menyebabkan harapan kenaikan suku bunga yang agresif tidak terealisasi.  Survei tersebut memangkas proyeksi kenaikan suku bunga dari 1,125% menjadi 0,625%. Di sisi lain,  intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI)  menambah topangan bagi mata uang rupiah untuk bergerak melanjutkan penguatan lebih tinggi terhadap dolar AS.
Aksi BI itu seiring dengan kondisi nilai tukar rupiah yang jauh dari nilai fundamentalnya. Rupiah diperkirakan menikmati momentum penguatan menyusul sentimen yang beradar cukup positif.  Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan, meski lambat laun the Fed nantinya akan menaikan suku bunganya, diperkirakan tidak akan berdampak signifikan menyusul adanya pemangkasan proyeksi besaran Fed fund rate.
Diperkirakan, Fed fund rate masih di bawah satu persen, sehingga investasi di pasar negara berkembang masih cukup atraktif.  Sinyal the Fed itu dikarenakan pasar tenaga kerja AS yang belum sesuai harapan serta inflasi AS yang juga belum mencapai target yakni sebesar dua persen dalam jangka menengah. Dua faktor itu menjadi salah satu kunci the Fed untuk menaikan suku bunganya. 

Sumber : Financeroll

Tidak ada komentar :

Posting Komentar