Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 12 Maret 2015

"It’s Time to Sell Dollars.."

Rifan Financindo Berjangka  – Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) Universitas Gadjah Mada, Anthonius Tony Prasetiantono yakin saat ini adalah waktu yang tepat untuk melepas dollar AS. Menurut dia, penguatan dollar AS tidak akan bertahan lama dan terus menekan nilai tukar rupiah sampai Rp 13.500.


Untuk diketahui pada perdagangan hari ini nilai tukar mata uang Garuda sudah ada di kisaran Rp 13.200 per dollar AS.

“Saya masih yakin bahwa pada titik dollar seperti sekarang mestinya orang langsung melepas dollar AS. It’s time to sell. Permintaan atas dollar (beberapa saat) mungkin naik, tapi pada titik tertentu orang pasti berfikir, ini saat yang tepat untuk menjual,” kata Tony, ditemui di sela-sela Microfinance Forum 2015 di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Tony pun yakin, penguatan dollar AS ini akan terkoreksi. Rupiah diprediksi tidak akan menembus Rp 13.500 per dollar AS. Penyebabnya logis, Tony bilang, dollar AS yang terlalu kuat juga tidak baik bagi perekonomian negeri Paman Sam itu, lantaran akan menurunkan daya saing produk mereka.

“Ini berita terakhir yang saya dengar, perusahan P&G (Protect and Gamble) sudah mengeluh daya saing produk mereka menurun sehingga, dunia usaha di Amerika berharap dollar AS jangan terlalu kuat dong,” kata dia.

Apalagi melihat pesaingnya, salah satu rival terberatnya di manufaktur yakni Unilever. Produk P&G, dengan makin perkasanya dollar AS, justru malah kehilangan daya saingnya. Tony menambahkan, selain melemahkan daya saing produk, penguatan dollar AS ini juga berpeluang menurunkan kunjungan wisatawan ke Amerika Serikat, sebab biaya ke sana menjadi lebih mahal.

“Saya yakin Amerika tidak happy, dunia usaha di sana mengeluh. P&G kan saingannya Unilever, jadi produk P&G seperti shampoo tersaingi produk Eropa, apalagi Euro lagi melemah. Jangan dikira dunia usaha Amerika senang. Terlalu strong dollar AS, saya kira juga tidak baik,” jelas Tony.

“Saya kira ini yang membuat Janet Yellen berpikir ulang untuk tidak segera menaikkan suku bunga atau minimal target 1 persen di akhir tahun tidak dipenuhi,” ucap dia.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar :

Posting Komentar