Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Jumat, 30 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Turun Pasca Rilis Data Ekonomi Beragam

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada Jumat pagi dan investor masih mencerna banyak rilis data ekonomi saat bulan April segera berakhir.

Harga emas berjangka turun 0,11% ke $1.766,35 per troy ons pukul 11.09 WIB menurut data Investing.com.

Dari tanah air, harga emas Antam (JK:ANTM) turun Rp9.000 dari Rp931.000 pada Kamis menjadi Rp922.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.21 WIB.

PDB AS meningkat sebesar 6,4% kuartal ke kuartal di kuartal I tahun 2021 dan tercatat 553.000 klaim pengangguran awal diajukan selama seminggu terakhir, dengan dukungan pemerintah seperti uang untuk sebagian besar rumah tangga berpenghasilan rendah menyumbang data positif pada hari Kamis tersebut.

Investor juga terus memantau kemajuan rencana stimulus $1,8 triliun yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden awal pekan ini.

Di Asia, China mencatat laju pertumbuhan yang melambat menjelang masa liburan selama seminggu yang dimulai pada hari Sabtu. Data yang dirilis sebelumnya mengungkapkan bahwa MIndeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) untuk bulan April di level 51,1 dan PMI non-manufaktur adalah 54,9. PMI manufaktur Caixin untuk bulan April adalah 51,9 dan PMI jasa Caixin akan diketahui pada minggu depan.

Di Jepang, produksi industri naik 2,2% bulan ke bulan di bulan Maret dan Indeks Harga Konsumen Inti Tokyo turun 0,2% tahun ke tahun di bulan April.

Di sisi COVID-19, jumlah kasus global melampaui angka 150 juta pada 30 April, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Pada logam mulia lainnya, perak turun 0,38% di 25,955 sementara platinum naik 0,11% ke 1.204,20 pukul 11.12 WIB. Palladium stabil di level 2.955,00 setelah mencapai rekor tertinggi $2.981,99 pada hari Kamis tetapi masih di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Rabu, 28 April 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Tunggu Sinyal Kebijakan Fed, Emas Berjangka Terkikis 1,3 Dolar

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas bertahan di kisaran sempit dengan menetap sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik dari kenaikan tipis sehari sebelumnya, karena investor menunggu sinyal kebijakan dari pertemuan dua hari Federal Reserve AS yang akan berakhir Rabu waktu setempat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, turun tipis 1,3 dolar AS atau 0,07 persen menjadi ditutup pada 1.778,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka naik tipis 2,3 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.780,10 dolar AS.

Emas berjangka terpangkas 4,2 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.777,80 dolar AS pada Jumat, setelah jatuh 11,1 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.782 dolar AS pada Kamis, dan melonjak 14,7 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.793,10 dolar AS pada Rabu.

Investor menghabiskan hari perdagangan dengan hati-hati menyesuaikan posisi mereka di logam mulia saat pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dimulai.

Harapannya adalah bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini hingga 2024, memungkinkan inflasi berpotensi naik di atas angka kunci 2,0 persen, demi meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi untuk mengurangi dampak negatif COVID-19.

"Investor emas akan mengawasi setiap indikasi dari Fed, apakah mereka memperkirakan inflasi berkelanjutan jangka panjang," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

Pengakuan dan antisipasi inflasi, itu akan ada lebih banyak faktor yang dapat membantu emas menembus di atas level psikologis 1.800 dolar AS, Sica menambahkan.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat mengikuti stimulus yang meluas, imbal hasil obligasi pemerintah yang tinggi tahun ini telah memperlemah daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tidak ada perubahan kebijakan besar yang diharapkan dari pertemuan Fed yang berakhir pada Rabu waktu setempat, tetapi investor akan memperhatikan prospek ekonomi dari Ketua The Fed Jerome Powell.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Selasa (27/4/2021) juga meredam emas. The Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen pada April naik menjadi 121,7, lebih baik dari perkiraan, dari 109,0 pada Maret dan merupakan yang terkuat sejak indeks berdiri di 132,6 pada Februari 2020.

Para analis telah memangkas perkiraan harga emas mereka, dengan banyak yang percaya bahwa kembalinya ke rekor tertinggi tahun lalu tidak mungkin terjadi karena ekonomi pulih.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 20,1 sen atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 26,41 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 4,3 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 1.249,5 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : antaranews.com

Selasa, 27 April 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Stabil Di US$ 1.780,86, Fokus Ke Pertemuan The Fed


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun tipis pada Selasa pagi dengan investor masih menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve AS yang akan diumumkan pada 29 April.

Harga emas berjangka turun tipis 0,02% ke $1.779,75 per troy ons pukul 11.11 WIB. Mata uang dolar, yang biasanya bergerak berbanding terbalik dengan emas, bergerak menguat 0,17% di 90,930.

Investor utamanya akan fokus pada prospek ekonomi Ketua Fed Jerome Powell, tetapi tidak ada kejutan besar yang diharapkan dalam keputusan bank sentral.

Sementara itu, permintaan barang modal buatan AS naik pada Maret dan pengiriman juga melonjak. Ini menunjukkan adanya percepatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama ditopang bantuan pemerintah dan peningkatan tingkat vaksinasi COVID-19 memberi dorongan pada permintaan.

Di Asia, Bank of Japan (BOJ) akan merilis keputusan kebijakan sendiri hari ini dan diharapkan untuk mempertahankan langkah-langkah stimulus besar-besaran dan inflasi juga diperkirakan akan meleset dari target 2% untuk tahun-tahun mendatang. Pemberlakuan status keadaan darurat negara itu di prefektur Tokyo, Osaka, Hyogo dan Kyoto pada awal pekan untuk mengendalikan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 juga membayangi pertumbuhan ekonomi baru-baru ini dengan latar belakang permintaan global yang solid.

Sementara itu, India, memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu memerangi COVID-19 pada hari Senin, karena jumlah kasus mencapai 17,3 juta pada 27 April menurut data Universitas Johns Hopkins.

Untuk logam mulia lainnya, perak turun tipis 0,04% di 26,198, platinum juga turun 0,14% di 1.247,40 pukul 11.18 WIB. Palladium turun 0,145 di 2.928,00 setelah mencapai rekor tertinggi $2.941 pada hari Senin - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber  : investing.com

Senin, 26 April 2021

PT Rifan - Selagi Harga Stay Di Bawah US$ 1.850, Emas Masih Mungkin Drop

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik belakangan ini. Namun ada satu bank dari Eropa yang meramal harga emas masih bisa anjlok ke depan jika harganya tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons.

Harga emas dunia di pasar spot naik 0,21% ke US$ 1.787/troy ons. Dalam seminggu terakhir harga emas cenderung 'anteng' di atas US$ 1.750/troy ons. 

Return dari posisi memegang emas dalam seminggu ini mencapai 1%. Minggu sebelumnya imbal hasil yang diberikan emas mencapai hampir 2%. Di pasar keuangan dolar AS dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang sebelumnya 'ngamuk' sekarang sudah melandai.


Indeks dolar yang tadinya di atas angka 93 kini turun ke 91. Di saat yang sama yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun yang tadinya tembus 1,75% kini turun menjadi 1,55%.

Pelemahan keduanya menurunkan biaya peluang memegang aset tak berimbal hasil seperti emas. Apalagi aset digital saingan emas yaitu cryptocurrency terutama Bitcoin terus menerus crash. 

Bitcoin yang tadinya diidolakan dan sempat tembus level all time high di US$ 63.000/BTC kini sudah longsor di bawah US$ 50.000/BTC. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 hari kapitalisasi pasar Bitcoin turun 22% diikuti dengan penurunan harga fantastis cryptocurrency lain seperti Dogecoin.

Walaupun emas sedang unjuk gigi lagi, tetapi salah satu analis Bank Belanda yaitu ABN Amro mengatakan bahwa selagi emas tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons maka penurunan harga masih sangat mungkin terjadi. Sentimennya bearish. 

Kami memperkirakan pemulihan harga emas akan kehabisan tenaga dan melemah lagi. Hal ini sejalan dengan pandangan kami bahwa kami mengharapkan dolar AS menguat lagi dan imbal hasil riil AS meningkat," kata Georgette Boele, senior precious metals strategist di ABN Amro kepada Kitco News. 

Tidak hanya Boele saja yang menilai harga emas masih mungkin jatuh. Di tengah kembali naik pamornya harga emas, seorang analis justru khawatir dengan pola pergerakan harga yang terbentuk. Ia adalah Mickey Fulp pencetus Mercenary Geologist Newsletter.

Dalam sebuah pemaparan kepada Kitco News, Fulp mengatakan bahwa ada peluang harga emas akan ambles hingga kurun waktu tahunan. Jika melihat tren pergerakan harga saat ini ada kemiripan dengan pola tahun 10 tahun silam ketika harga emas mulai tertekan hebat.

Sebab itulah Fulp cenderung netral terhadap emas. Menurutnya ada satu hal yang bisa menyelamatkan logam mulia ini yaitu inflasi yang tak terkendali. Dengan adanya likuiditas berlimpah dan kebijakan moneter longgar, ada kekhawatiran inflasi yang tinggi akan terjadi.

Jika melihat angka, analis dan pelaku pasar ada yang berspekulasi inflasi tinggi akan terjadi jika ekonomi semakin bergeliat karena ada penambahan hampir US$ 12 triliun ke neraca bank sentral dunia menurut catatan IMF.

Pasokan uang beredar yang tinggi itulah yang membuat banyak pihak inflasi tinggi bakal terjadi dan mampu membuat harga emas melesat tajam - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 23 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Masih Naik Usai Munculnya Rencana Peningkatan Pajak Biden

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas masih naik pada Jumat petang dan akan mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut seiring penurunan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi.

Harga emas berjangka kian naik 0,13% di $1.784,35 per troy ons pukul 13.42 WIB. Adapun indeks dolar AS melemah 0,155 di 91,185 pukul 13.44 WIB dan imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik 0,68% di 1,5666 hingga pukul 13.39 WIB

Investor mempertimbangkan laporan Presiden AS Joe Biden hampir dapat menggandakan pajak atas capital gain menjadi 39,6% bagi warga AS yang berpenghasilan lebih dari $1 juta setahun, yang akan mendanai sekitar $1 triliun untuk perawatan anak, pendidikan universal pra-taman kanak-kanak, dan cuti berbayar bagi para pekerja.

Klaim pengangguran awal AS mencapai level terendah 13 bulan sebanyak 547.000 klaim selama seminggu terakhir. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan 617.000 klaim sementara 586.000 klaim telah diajukan selama minggu sebelumnya.

Di sisi bank sentral, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengingatkan ekspektasi pengurangan (tapering) pembelian obligasi masih terlalu dini seiring keputusan kebijakan ECB pada hari Kamis.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell diperkirakan akan mengulangi pesan ini ketika Fed merilis keputusan sendiri pada minggu berikutnya.

Di Asia Tengah, Bank Sentral Republik Uzbekistan tidak akan menjual emas sampai melihat harga mencapai puncaknya, kata wakil gubernur Behzod Khamraev kepada Reuters.

Sementara itu, ekspor emas Swiss bulan Maret mencapai level tertinggi lebih dari 10 bulan, sebagian besar berkat jumlah pengiriman tertinggi ke India sejak 2013, menurut data bea cukai Swiss.

Pada logam mulia lainnya, palladium naik 0,26% ke 2.849,00 pukul 13.46 WIB tetapi tetap di bawah rekor $2.891,50 yang dicapai pada hari Kamis. Namun, banyak investor mengharapkan pergerakan lebih lanjut menuju $3.000 per ons karena produsen mobil meningkatkan pembelian logam ini dan menambah buruk situasi kekurangan pasokan. Perak turun 0,18% di 26,133 dan platinum naik 0,26% di 1.211,20 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 22 April 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Meroket Dipicu Meningkatnya Kasus Virus Corona


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas menguat dalam dua hari berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga emas terus menguat karena penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan pelemahan dolar mengangkat daya tarik logam mulia di tengah kekhawatiran investor akan peningkatan kasus Covid-19 secara global.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD14,7 atau 0,83% menjadi USD1.793,10 per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di USD1.798,25. Ini kenaikan tertinggi untuk emas sejak 25 Februari ketika menyentuh puncak USD1.805. 

Tekanan terhadap emas selama beberapa bulan terakhir adalah meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dan sekarang sudah cukup banyak berkurang," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melemah di bawah 1,6%. Hal ini pun mengurangi peluang kerugian bagi investor yang memiliki emas. 

Kemudian, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap euro dan lima mata uang utama lainnya berada di 91,13, turun tipis 0,1%. Hal ini juga yang memberikan dukungan terhadap harga emas.

Investor berbondong-bondong ke emas sebagai tempat berlindung sebagai reaksi terhadap lonjakan kasus Covid-19 di India, di mana lebih dari 250.000 infeksi baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, serta di Brazi dan Jepang, di mana ada wabah besar. 

Prospek emas menjadi sangat bullish karena terlalu banyak risiko yang meresap secara global," kata Moya.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 73 sen atau 2,83% menjadi USD26,57 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD18,4 atau 1,54% menjadi USD1.214,7 per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : okezone.com

Rabu, 21 April 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Balik Menguat 7,8 Dolar Didukung Penurunan Imbal Hasil Obligasi

 

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya, karena penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat mengangkat daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi ditutup pada 1.778,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka terpangkas 9,6 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.770,60 dolar AS.

Emas berjangka melonjak 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.780,20 dolar AS pada Jumat, setelah melambung 30,5 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.766,80 dolar AS pada Kamis, dan merosot 11,3 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada Rabu.

Momentum kenaikan emas baru-baru ini telah didorong oleh fakta bahwa obligasi ditawar dengan baik dan dolar AS berada di bawah tekanan," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah, sementara indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,2 persen, tetapi mencapai level terendah dalam sekitar tujuh minggu di awal sesi.

Emas kemungkinan akan bertahan di kisaran baru 1.760 dolar AS - 1.810 dolar AS sampai kita mendapatkan pendorong pasar yang jelas. Kami mungkin perlu menunggu FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) dan melihat apakah ada perubahan nada serta bagaimana putaran lelang obligasi berikutnya, tetapi secara keseluruhan obligasi terasa diminati," kata Wong.

FOMC yang mengatur suku bunga bank sentral AS akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 27-28 April.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi mengingat stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberikan oleh bank sentral, telah bergumul dengan imbal hasil karena imbal hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas tanpa yang tidak memberikan suku bunga.

Emas masih bisa bergerak lebih tinggi karena "ada terlalu banyak likuiditas di pasar dan akan tetap seperti itu untuk beberapa waktu, meskipun kami telah mendapatkan tanda-tanda pemulihan yang tampak cukup kuat di wilayah tertentu," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Pada catatan teknis, kegagalan emas untuk menembus level resistansi di 1.785 dolar AS dapat mendorongnya kembali ke kisaran 1.744 dolar AS hingga 1.758 dolar AS, kata analis teknis Reuters, Wang Tao.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 0,3 sen atau 0,01 persen menjadi ditutup pada 25,84 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,2 dolar AS atau 0,85 persen menjadi ditutup pada 1.196,3 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : antaranews.com

Senin, 19 April 2021

PT Rifan - Tinjauan Mingguan Kalender Energi & Logam Mulia Ke Depan


PT RIFAN BANDUNG
- Apakah emas sedang menuju $1.800 per ounce, Dan apakah itu akan terus berkembang dari sana? Pertanyaan-pertanyaan itu kemungkinan ada di benak semua orang setelah harga emas berjangka di Comex dan bullion spot keduanya mencapai level tertinggi 7 minggu di atas $1.780 pada hari Jumat.

Kebangkitan emas terjadi karena imbal hasil obligasi AS jatuh di tengah kenaikan harga konsumen yang menegaskan kembali peran logam kuning yang berkurang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Sanksi besar-besaran yang dijatuhkan pada Rusia yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada hari Kamis juga membawa emas kembali - di mata sebagian orang, setidaknya - sebagai perlindungan terhadap risiko politik. Terakhir kali harga emas bereaksi terhadap situasi geopolitik adalah selama pembunuhan Qassem Soleimani pada Januari 2020, jenderal tertinggi Iran, yang tewas dalam serangan AS yang diperintahkan oleh pendahulu Biden, Donald Trump.

Pecahnya Covid-19 setelah pembunuhan Soleimani memangkas konflik internasional menjadi hampir nol selama sisa tahun 2020, sampai pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada November - sekali lagi, seorang Iran - dalam serangan yang terkait dengan pasukan Israel. Insiden itu nyaris tidak membuat riak di pasar emas.

Saat Presiden AS Joseph Biden menjabat pada bulan Januari, keributan baru AS-Rusia telah dimulai dan ketegangan telah meningkat di Timur Tengah yang melibatkan aktor Iran, Saudi, Turki dan Israel. Tak satupun dari ini memberi dampak mendasar pada emas sampai sanksi minggu lalu di Moskow.

Sementara trader berposisi long dalam emas sekarang menunggu kembali ke $1.800, mereka kemungkinan sadar bahwa ini bukan upaya pertama mereka sejak kehilangan ambang harga tersebut pada pertengahan Februari. Beberapa upaya yang gagal menunjukkan potensi volatilitas yang dapat mempersulit kemajuan dan ketahanan emas yang stabil bahkan jika harganya mencapai $1.800.

"Penutupan bullish pada grafik mingguan menegaskan kesediaan emas untuk melanjutkan pergerakannya hingga $1.800-$1.805 dan bahkan meluas ke $1.830," kata Sunil Kumar Dixit dari SK Dixit Charting di Kolkata, India.

"Konon, volatilitas pada level tertinggi tersebut dapat memicu koreksi yang mendorong emas turun untuk mendukung area $1.755-$1.730, dan sekali lagi membawa pembeli mencari nilai."

Dixit tidak sendirian dalam melihat waktu yang berombak untuk mendapatkan emas.

Justin Low mengatakan dalam postingan di ForexLive pada hari Jumat silam bahwa emas memecahkan resistensi $1.780 terutama karena jatuhnya imbal hasil obligasi AS - dinamika yang kemungkinan tidak bertahan lama.

Masalah lain - dan lebih besar - adalah masih kurangnya dukungan kelembagaan untuk emas dalam bentuk ETF, katanya.

ETF Emas terbesar, Saham Emas SPDR (NYSE:GLD), mengalami penurunan kepemilikannya menjadi 32,886 juta pada hari Jumat - terendah sejak 16 April tahun lalu.

"(Di sana) terus mencerminkan kurangnya minat dan nafsu membeli emas, yang kemungkinan akan menyeret harga lebih rendah ke bawah," kata Low.

"Grafik menganjurkan momentum yang lebih kuat untuk pembeli sekarang, di mana resistensi lebih lanjut terlihat lebih dekat ke level retracement 38,2 dekat $1.785 dan kemudian level $1.800 dengan rata-rata pergerakan 100-hari di dekatnya," tambahnya. "Pada akhirnya ada sesuatu yang harus diberikan, dan jika minat investor masih tidak akan kembali secara signifikan, kenaikan teknikal terbaru emas kemungkinan agak terbatas."

Metals Focus juga mengatakan imbal hasil akan menjadi kekuatan dominan di belakang harga emas selama sisa tahun ini.

"Sementara beberapa peristiwa geopolitik berpotensi meningkat, termasuk di perbatasan Ukraina, yang lebih penting untuk harga emas akan menjadi latar belakang makro yang masih mendukung," kata penasihat perdagangan logam.

"Kebijakan moneter dan fiskal, termasuk persistensi suku bunga sangat rendah dan imbal hasil riil negatif, dan kekhawatiran tentang inflasi di masa depan akan terus menjadi alasan untuk investasi emas yang kuat di masa mendatang."

Imbal hasil obligasi AS, diukur dengan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun, bergerak di 1,58% pada hari Jumat lalu, jauh lebih rendah dari level tertinggi 14 bulan di 1,77% pada 30 Maret.

Tampaknya pasar obligasi akhirnya membeli ke dalam proyeksi bunga rendah Fed untuk jangka panjang yang akan mendukung emas yang tidak menghasilkan,” kata Sophie Griffiths, kepala riset untuk Inggris dan EMEA di broker daring OANDA.

Sejak awal tahun ini, emas terus menghadapi tantangan karena dolar dan imbal hasil obligasi sering melonjak karena argumen bahwa pemulihan ekonomi AS dari pandemi dapat melebihi ekspektasi, yang mengarah ke kekhawatiran akan membengkaknya inflasi karena Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Menambah kekuatan emas adalah dolar AS yang lebih lemah, yang biasanya meningkatkan logam kuning. Indeks Dolar AS, yang menempatkan greenback terhadap euro dan lima mata uang utama lainnya, melemah menjadi 91,56 terhadap penyelesaian hari Rabu di 91,62.

Emas mengalami kenaikan tajam pada pertengahan 2020 ketika naik dari posisi terendah Maret di bawah $1.500 untuk mencapai rekor tertinggi hampir $2.100 pada bulan Agustus, menanggapi kekhawatiran inflasi yang dipicu oleh bantuan fiskal AS pertama senilai $3 triliun yang disetujui untuk pandemi virus corona.

Terobosan dalam pengembangan vaksin sejak November, bersama dengan optimisme pemulihan ekonomi, bagaimanapun, memaksa emas untuk menutup perdagangan tahun 2020 di bawah $1.900.

Tahun ini, kebiasaannya memburuk karena emas jatuh pertama kali ke level $1.800 pada bulan Januari, kemudian jatuh ke bawah $1.660 pada satu titik di bulan Maret.

Kelemahan emas seperti itu luar biasa jika dilihat dari perspektif stimulus Covid-19 senilai $1,9 triliun yang disahkan oleh Kongres AS pada bulan Maret, dan rencana pemerintahan Biden untuk belanja infrastruktur tambahan senilai $2,2 triliun.

Biasanya, langkah-langkah stimulus menyebabkan penurunan nilai dolar dan inflasi yang mengirim emas naik sebagai lindung nilai inflasi. Tetapi aksi jual yang menangguhkan logika malah terjadi dalam emas selama enam bulan terakhir, dan beberapa bank Wall Street memberikan komentar yang tidak masuk akal untuk mendukung ini.

Harga emas berjangka di Comex New York melakukan perdagangan terakhir sebesar $1.744,60 sebelum akhir pekan. Emas Comex menyelesaikan sesi hari Jumat turun $13,60, atau 0,8%, pada level $1,744.80 per ounce. Untuk minggu lalu, bagaimanapun, harga naik 1,05%.

Harga emas spot ditetapkan di level $1.743,94, turun $11,68, atau 0,7%. Untuk minggu lalu, emas spot naik 0,8%. Pergerakan emas spot merupakan bagian integral dari pengelola dana, yang terkadang lebih mengandalkannya daripada emas berjangka untuk menentukan arah -
PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 16 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Emas Menuju Kenaikan Mingguan Setelah Data Pekerjaan Di Rilis

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas stabil, mempertahankan kenaikan dari hari Kamis yang datang karena imbal hasil obligasi turun setelah data ekonomi AS yang kuat.

Emas berjangka diperdagangan Comex tidak berubah pada $ 1,766.80 per troy ounce. Mereka menambahkan 1,8% pada hari Kamis setelah penjualan ritel AS dan produksi industri naik, sementara klaim pengangguran turun.

Data yang kuat mendorong penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, kata Daniel Briesemann, analis komoditas di Commerzbank, yang pada gilirannya mendukung emas.

Tampaknya pelaku pasar percaya pernyataan Federal Reserve AS kali ini bahwa mereka tidak akan bereaksi terhadap data yang baik dan akan mentolerir ekonomi yang terlalu panas," katanya. Keuntungan tersebut menempatkan emas di jalur untuk kenaikan mingguan 1,2% - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg.com

Kamis, 15 April 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Spot Merosot Ke US$ 1.736 Per Ons Troi Usai Yield US Treasury Kembali Naik

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas jatuh pada perdagangan hari Rabu setelah yield US Treasury kembali menguat dan membebani komoditas logam mulia. Padahal di saat yang sama, dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tekanan. 

Harga emas spot ditutup turun 0,5% menjadi US$ 1.736,43 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2021 juga melemah 0,6% ke US$ 1.736,30 per ons troi.  

Kenaikan pada yield obligasi AS tampaknya "menambahkan beberapa tekanan ringan ke pasar (emas)," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Futures.

Dia juga melihat, pelemahan emas pada perdagangan kali ini terlihat lebih bersifat teknis dengan level teknikal di US$ 1.750 per ons troi.

Pada sesi perdagangan sebelumnya, emas melonjak 0,9% setelah AS mengumumkan CPI bulan Maret naik paling tinggi dalam lebih dari 8,5 tahun. Ini menjadi moment yang diharapkan para analis yang disebut periode singkat saat inflasi yang lebih tinggi terjadi.

Emas batangan yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi pun menorehkan keunggulan saat itu.  

Kuartal kedua kemungkinan akan menghadirkan tekanan terbesar untuk emas mengingat ekspektasi kami agar dolar AS menguat untuk sementara," kata analis Standard Chartered Suki Cooper

"Tapi setelah itu, kami berharap dolar AS kembali ke semula yakni tren melemah, dengan imbal hasil riil tetap negatif dan kenaikan ekspektasi inflasi untuk menyalakan kembali minat investor pada emas," tambah Cooper.

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi bulanannya sebelum melakukan kenaikan suku bunga. Dia kembali memperjelas urutan kebijakan moneter akan berubah namun masih untuk tahun-tahun mendatang.

The Fed melaporkan dalam "Beige Book" terbarunya menyebut, pemulihan ekonomi AS dipercepat ke kecepatan yang moderat dari akhir Februari hingga awal April - RIFAN FINANCINDO

Sumber : kontan.co.id

Rabu, 14 April 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Rebound Ditopang Lonjakan Inflasi AS

 

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari kerugian sesi sebelumnya, setelah data yang menunjukkan kenaikan tajam dalam inflasi AS mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi dan menekan dolar AS lebih rendah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD14,9 atau 0,86% menjadi ditutup pada USD1.747,6 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka anjlok USD12,10 atau 0,69% menjadi USD1.732,70. 

Emas berjangka juga jatuh USD13,4 atau 0,76% menjadi USD1.744,80 pada Jumat (9/4/2021), setelah terangkat USD16,6 atau 0,95% menjadi USD1.758,20 pada Kamis (8/4/2021), dan turun USD1,40 atau 0,08% menjadi USD1.741,60 pada Rabu (7/4/2021).

Kami perlu melihat beberapa inflasi untuk membuat emas bergerak dan kami melihatnya hari ini dengan angka IHK itu," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menambahkan bahwa dolar yang lebih lemah dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah juga mendukung harga lebih lanjut. 

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/4/2021) bahwa indeks harga konsumen AS naik 0,6 persen pada Maret dari bulan sebelumnya dan 2,6 persen dari setahun lalu, menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.  

Harga-harga konsumen AS naik paling tinggi dalam lebih dari 8,5 tahun pada Maret, memicu apa yang diperkirakan sebagian besar ekonom akan menjadi periode singkat inflasi yang lebih tinggi.

Dolar AS tergelincir ke posisi terendah tiga minggu setelah data tersebut, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara patokan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun juga menurun.

Mendukung aset safe-haven emas lebih lanjut adalah kekhawatiran yang diangkat oleh keputusan para pejabat kesehatan AS untuk merekomendasikan jeda dalam penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, kata para analis.

Saat ini, kita perlu melihat penembusan yang menentukan di atas USD1.765 untuk memicu gelombang pembelian naik hingga USD1.800," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Level USD1.750 telah menjadi resistensi yang kuat, jadi kami naik mendekati level itu," katanya, menambahkan bahwa risiko geopolitik terkait dengan berita tentang Iran yang meningkatkan pengayaan nuklirnya juga telah memicu banyak pembelian emas dan perak.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 55,9 sen atau 2,25% menjadi ditutup pada USD25,426 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun USD17,7 atau 1,51% menjadi menetap di USD1.157,1 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : okezone.com

Selasa, 13 April 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Makin Turun, Imbal Hasil Obligasi AS Kembali Menguat

PT RIFAN FINANCINCO BANDUNG - Harga emas makin turun pada Selasa petang akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS. Meningkatnya harapan pemulihan ekonomi yang cepat dari COVID-19 juga membuat investor menjauh dari logam kuning safe haven.

Harga emas berjangka kian turun 0,40% di $1.725,85 per troy pukul 13.22 WIB menurut data Investing.com. Indeks dolar AS naik tipis 0,05% ke 92,190 dan imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun terus naik 0,99% di 1,693.

Imbal hasil obligasi tetap bergerak naik setelah lelang obligasi tenor 3 dan 10 tahun pada hari Selasa menarik permintaan yang baik dan tenor 30 tahun pun akan dilelang di kemudian hari.

Sementara itu, data dan komentar dari Federal Reserve AS kemungkinan akan meningkatkan harapan pemulihan lebih tinggi.

Sebuah survei yang diterbitkan pada hari Senin oleh Federal Reserve Bank di New York mengatakan konsumen AS menaikkan tingkat inflasi mereka lagi pada bulan Maret menyusul kenaikan bertahap dalam beberapa bulan terakhir, dan menjadi lebih positif tentang pasar kerja.

Adapun, Presiden Bank Federal Reserve Boston Eric Rosengren mengatakan dalam wawancara pada hari Senin bahwa ekonomi AS dapat mengalami perubahan haluan yang substansial pada tahun 2021 karena ditopang kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif. Namun, ia menambahkan, pasar kerja masih memiliki banyak ruang untuk berkembang.

Ketua Fed Jerome Powell juga akan berbicara di acara Economic Club of Washington pada hari Rabu, dan bank sentral akan merilis Beige Book pada hari yang sama.

Selain itu di sisi data, indeks harga konsumen AS untuk bulan Maret juga akan dirilis. Data penjualan ritel serta produksi industri akan menyusul rilis pada hari Kamis.

Pada logam mulia lainnya, perak stabil di level 24,867, paladium naik tipis 0,07% di 2.678,50 dan platinum turun 0,29% di 1.171,00 pukul 13.30 WIB.

Dari tanah air, harga emas Antam (JK:ANTM) turun Rp2.000 dari Rp926.000 pada Senin menjadi Rp924.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.28 WIB - PT RIFAN FINANCINCO

 Sumber :  investing.com

Senin, 12 April 2021

PT Rifan - Wall Street Cetak Rekor All Time High, Kapan Giliran Emas?

 

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik 0,82% minggu lalu, pelaku pasar optimis kilau si logam mulia bakal semakin terang dibanding minggu lalu. Hanya saja mengawali perdagangan perdana pekan ini harga emas cenderung melemah. 

Harga emas di arena pasar spot turun 0,15% dibanding posisi penutupan akhir minggu lalu. Satu troy ons emas kini dihargai setara dengan US$ 1.740,96.

Pendorong penguatan harga emas minggu lalu adalah melemahnya imbal hasil (yieldobligasi pemerintah Paman Sam tenor 10 dan juga indeks dolar. Emas memiliki korelasi negatif dengan kedua aset tersebut. Artinya jika duet maut itu menguat harga emas cenderung melemah. 

Penguatan yield memiliki implikasi kenaikan opportunity cost dalam memegang emas sebagai aset yang tak memberikan imbal hasil sehingga menjadi kurang menarik. Naiknya yield mengindikasikan bahwa harga instrumen investasi pendapatan tetap tersebut sedang turun.

Prospek pemulihan ekonomi AS yang lebih positif serta ekspektasi inflasi yang tinggi menimbulkan spekulasi di pasar bahwa bank sentral The Fed bakal memulai siklus pengetatan moneternya lewat tapering. 

Namun dalam risalah rapat yang dirilis minggu lalu, bank sentral paling digdaya di muka bumi itu kembali menegaskan bahwa stance kebijakan moneter masih longgar. The Fed tetap akan melanjutkan program pembelian obligasi untuk menopang perekonomian agar kembali pulih seperti sediakala. 

Keputusan The Fed tersebut kembali membuat pasar saham berpesta. Aset berisiko ini cenderung diburu oleh investor. Buktinya indeks S&P 500 terus cetak rekor tertinggi barunya (all time high).

Risk appetite yang sedang bagus membuat banyak orang buang muka terhadap emas. Minat yang menurun membuat harganya drop. Investor banyak yang mengalihkan uangnya ke aset digital seperti Bitcoin. 

Untuk pekan ini, baik analis Wall Street maupun investor Main Street kompak dalam meramal harga emas. Mayoritas responden kedua kubu melihat prospek harga emas yang bullish. Setidaknya ada 60% dari responden masing-masing kelompok yang mengatakan demikian. Sebanyak 20% cenderung bearish dan sisanya netral - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 09 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Emas Menembus $1.750, Amati Yield Atau Dolar AS Bakal Ganggu Tren

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas menembus level resisten $1.750 per ons untuk pertama kalinya dalam enam minggu pada perdagangan Kamis (08/04), menetapkan dasar teknikal setidaknya untuk kembali ke $1.800 - meskipun pergerakan imbal hasil obligasi AS dan dolar dapat mengganggu pesta itu.

Harga emas berjangka di Comex New York ditutup naik 0,86% ke $1.755,05 per troy ons pada Kamis dan pagi ini turun 0,13% di $1.755,95 per troy ons menurut data Investing.com pukul 08.38 WIB.

Emas spot juga ditutup naik 0,97% di 1.754,20 pada Kamis dan turun tipis 0,01% di 1.755,47 Jumat pagi. Pergerakan emas spot merupakan bagian integral dari pengelola dana, yang terkadang lebih mengandalkannya daripada emas berjangka untuk menentukan arah tren.

Terakhir kali emas diperdagangkan di atas $1.750 adalah pada 26 Februari, ketika emas baru saja menembus di bawah level $1.800 karena reli yield obligasi dan dolar.

Pada hari Kamis, imbal hasil (yield) patokan AS tenor 10 tahun berakhir anjlok 3,16% di 1,626 dan pagi ini terus melemah.

Indeks dolar bergerak naik tipis 0,04% ke 92,118 pukul 08.42 WIB dan sempat ditutup melemah 0,44% pada Kamis.

Grafik untuk Comex dan emas spot menunjukkan bahwa $1.800 berada dalam jangkauan arah jika momentum positif saat ini tidak terganggu.

"Penutupan mingguan di atas $1.755 akan benar-benar mengkonfirmasi potensi untuk target berikutnya di $1.780-$1.835 dan kemungkinan bisa lebih," kata Sunil Kumar Dixit dari SK Dixit Charting di Kolkata, India.

Tetapi beberapa orang berpikir imbal hasil dan dolar juga bisa rebound dan memotong reli emas.

Namun, kombinasi dari kenaikan imbal hasil dan suasana optimis secara luas di pasar keuangan kemungkinan akan menahan kenaikan apapun dalam logam mulia safe haven yang tidak menghasilkan tetap dibatasi untuk saat ini," kata Sophie Griffiths, analis pasar untuk broker daring OANDA.

Emas mengalami salah satu pergerakan terbaiknya pada pertengahan 2020 ketika naik dari posisi terendah Maret di bawah $1.500 untuk mencapai rekor tertinggi hampir $2.100 pada bulan Agustus, menanggapi kekhawatiran inflasi yang dipicu oleh stimulus fiskal AS pertama senilai $3 triliun yang disetujui untuk melawan dampak pandemi virus corona.

Terobosan pengembangan vaksin sejak November, bersama dengan optimisme pemulihan ekonomi, bagaimanapun, memaksa emas untuk menutup perdagangan tahun 2020 di bawah $1.900.

Sejak awal tahun ini, emas mengalami lebih banyak hambatan karena dolar dan imbal hasil obligasi sering melonjak akibat argumen bahwa pemulihan ekonomi AS dari pandemi dapat melebihi ekspektasi, yang mengarah kepada kekhawatiran meningkatnya inflasi karena Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Emas mendominasi pergerakan turun pada tahun 2021 bahkan lebih luar biasa lagi mengingat Kongres AS meloloskan bantuan Covid-19 senilai $1,9 triliun pada bulan Maret dan rencana pemerintahan Biden selanjutnya untuk RUU belanja infrastruktur senilai $2,2 triliun.

Penurunan dolar dari langkah-langkah stimulus ini seharusnya telah mengirim emas naik sebagai lindung nilai inflasi. Namun yang sering terjadi justru sebaliknya - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 08 April 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Terus Naik, Investor Cerna Risalah Rapat Fed

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas terus naik pada Kamis petang meski Federal Reserve AS menegaskan kembali dukungan kebijakan yang berkelanjutan dalam risalah rapat terbaru dan meningkatkan harapan atas pemulihan ekonomi dari COVID-19.

Harga emas berjangka kian naik 0,16% ke $1.744,35 per troy ons 13.32 WIB menurut data Investing.com dan XAU/USD naik 0,39% di 1.744,51.

Notulen rapat the Fed Maret yang dirilis pada Rabu setempat menekankan jalur yang "sangat tidak pasti" menuju pemulihan di mana bank sentral tidak berencana untuk mengurangi program pembelian obligasi besar-besarannya sampai pemulihan berjalan lebih lanjut.

Para pejabat juga mengabaikan risiko inflasi dari lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini, bersikukuh bahwa lonjakan tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat. Komentar ini pada gilirannya mendorong investor untuk mengurangi posisi paling agresif mereka agar suku bunga mulai naik pada akhir 2022.

Kami berharap Fed tetap akomodatif bahkan jika inflasi naik di atas target mereka untuk beberapa waktu ... kunci untuk emas adalah seberapa banyak inflasi melampaui tingkat yang diinginkan dan apa pengaruhnya terhadap hasil nyata," manajer pengembangan bisnis Guardian Gold Australia John Feeney.

Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell akan mengambil bagian dalam panel ekonomi global di kemudian hari.

Lebih banyak stimulus AS juga bisa terjadi lantaran Presiden AS Joe Biden meminta perusahaan AS untuk membayar sebagian besar dari RUU senilai $2 triliun lebih untuk rencana infrastrukturnya. Namun, ia menunjukkan kesediaan untuk merundingkan jumlah pasti yang harus dibayarkan.

Namun, membantu untuk mengatasi kerugian logam kuning adalah dolar AS yang mendekam di dekat posisi terendah lebih dari dua minggu pada hari Kamis. Pukul 13.37 WIB, indeks ini terus melemah tipis 0,06% di 92,415.

Pada logam mulia lainnya, perak naik 0,38% ke 25,343, dan palladium turun 0,10% di 2.620,00, sementara platinum menguat 0,45% di 1.237,85 pukul 13.38 WIB - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Senin, 05 April 2021

PT Rifan - Meski Dihajar Sentimen Negatif, Emas Mampu Naik 1%

 
PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik di tengah minimnya katalis positif, Mengawali pekan ini terkoreksi parah ke bawah level US$ 1.700/troy ons, harga emas di arena pasar spot sukses bangkit dan menghijau 0,98% dibandingkan dengan penutupan minggu lalu. Untuk 1 troy ons emas kini dibanderol di US$ 1.728,84.

Harga emas cenderung tak banyak bergerak meskipun yield obligasi pemerintah AS maupungreenbackcenderung menguat dan membuatopportunity costmemegang aset tak berimbal hasil seperti emas menjadi naik dan kurang menarik. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun bahkan sempat menyentuh 1,75%.

Emas sulit untuk tembus rekor lagi dalam waktu singkat karena minimnya katalis. Terutama dari sisi makroekonomi.

 Emas tampak nyaman pada tingkat harga saat ini. Permintaan fisik menjadi bantalan pada sisi negatifnya, tetapi katalis makro untuk mendorong risiko naik tidak ada," kata analis logam mulia Standard Chartered Suki Cooper kepada KitcoNews.

Emas merupakan salah satu aset yang tidak memberikan imbal hasil. Return dari memegang aset ini sangat bergantung pada kepercayaan investor. Sementara itu kepercayaan investor itu sendiri dibangun oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah biaya peluang.

Kenaikan yield membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik pula sehingga menekan harga si logam kuning. Namun di saat yield melemah, dolar AS justru menguat. Inilah yang membuat harga emas tertahan.

Pergerakan emas dan dolar AS cenderung berlawanan arah atau berkorelasi negatif. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung mengalami koreksi. Begitu juga sebaliknya.

Prospek perekonomian yang lebih baik membuat yield terus menguat. Tren kenaikan yield diperkirakan bakal berlanjut. Para ekonom dan analis pasar melihat peluang yield bisa tembus 2,5%.

Apabila hal tersebut terjadi maka ini bukan hal yang baik untuk emas. Kenaikan yield mempengaruhi emas lewat dua hal. Pertama adalah opportunity cost dan kedua adalah naiknya yield memberikan momentum bagi dolar AS untuk terus menguat. Ini bakal menjadi pukulan ganda bagi emas.

Credit Suisse pun menurunkan perkiraan emasnya. Bank tersebut sekarang memperkirakan harga emas rata-rata tahun ini sekitar US$ 1.900/troy ons, turun dari perkiraan sebelumnya US$ 2.100.

Mereka juga melihat harga emas yang lebih rendah pada tahun 2022, dengan rata-rata emas sekitar US$ 2.100 tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 2.300 - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 01 April 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Melonjak 29,6 Dolar, Kembali Bertengger Di Atas 1.700 Dolar

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), rebound dari penurunan tajam dua hari beruntun sebelumnya menjadi kembali bertengger di atas level psikologis 1.700 dolar AS per ounce.

Kenaikan harga emas terjadi setelah penurunan kurs dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dari tertinggi baru-baru ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Exchange, melonjak 29,6 dolar AS atau 1,76 persen menjadi ditutup pada 1.715,60 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Selasa (30/3/2021), emas berjangka anjlok 28,6 dolar AS atau 1,67 persen menjadi 1.686 dolar AS, setelah terpuruk 20,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi 1.712,20 dolar AS pada Senin (29/3/2021), dan terangkat 7,2 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.732,30 dolar AS pada Jumat (26/3/2021).

Meskipun rebound, emas masih ditutup turun untuk bulan ketiga berturut-turut, kehilangan sekitar 1,0 persen untuk Maret dan terperosok hampir 10 persen untuk kuartal pertama tahun ini dan merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak kuartal keempat 2016.

"Karena kami telah melihat imbal hasil obligasi stabil dan dolar mundur dari tertinggi baru-baru ini, kami telah melihat sedikit pergerakan dari posisi terendah di pasar emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Dolar melemah dari dekat level tertinggi lima bulan. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melayang di 93,2 versus tertinggi sesi di 93,5. Imbal hasil surat utang AS 10-tahun juga turun menjadi 1,73 persen dari tertinggi intraday 1,75 persen.

"Rencana stimulus struktural yang sangat besar" dari Presiden AS Joe Biden telah berkontribusi pada kekhawatiran atas inflasi dan akan mendukung pasar emas, kata Meger.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS telah menantang status itu karena mereka menerjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk menahan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi, data ekonomi positif yang dirilis pada Rabu agak membatasi kenaikan emas. Automated Data Processing Inc. melaporkan bahwa Amerika Serikat menambah 517.000 pekerjaan baru pada Maret, kenaikan terbesar dalam enam bulan.

Institute for Supply Management (ISM) Chicago melaporkan indeks manajer pembelian Chicago meningkat tajam menjadi 66,3 pada Maret, naik dari 59,5 pada Februari dan lebih baik dari yang diperkirakan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 39,5 sen atau 1,64 persen menjadi ditutup pada 24,532 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 30,90 dolar AS atau 2,66 persen menjadi ditutup pada 1.191,50 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : antaranews.com