Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 04 Juni 2014

Harga Daging Ayam di Bandung Tembus Rp 34 Ribu per Kg

ilustrasi Bandung – Resah melanda penjual daging ayam di seluruh pasar tradisional yang tersebar di Bandung Raya. Sejak dua pekan terakhir, harga jual daging ayam potong terus meroket, menembus angka kisaran Rp 32 ribu hingga Rp 34 ribu perkilogram yang semula normalnya dilego Rp 26 ribu perkilogram.

“Wajar saja pedagang merasa resah. Kenaikan harga daging ayam ini memang tidak normal. Kalau pun ada barang, susah dijualnya. Sebab konsumen atau pembeli jadi keberatan karena harganya mahal,” ucap Ketua Persatuan Pedagang Ayam Bandung (PPAB) Yoyo Sutarya saat ditemui di Pasar Eks Bazar Matahari Cicadas, Jalan Cikutra, Kota Bandung, Selasa (3/6/2014).
 
Yoyo menjelaskan, setiap tahunnya atau terutama bertepatan momen munggahan, bulan puasa, dan lebaran Idul Fitri, harga daging ayam potong selalu mengalami kenaikan. Menurut Yoyo, harga daging ayam yang makin tidak terkontrol dan melesat tinggi ini dipicu beberapa hal.

“Bisa karena suplai kekurangan sehingga barang tidak ada, dan harga mahal dari ternak. Ada juga dugaan produsen atau pengusaha yang nakal memanfaatkan situasi momen munggahan, puasa, dan lebaran. Kami mensinyalir para pengusaha nakal itu memonopoli untuk menaikkan harga,” tutur Yoyo.

Menurut Yoyo, perharinya kebutuhan ayam potong di wilayah Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi, mencapai 40 ribu ekor. Semenjak dua minggu ini, sambung dia, suplai ayam poton turun drastis atau hanya terpenuhi 20 ribu ekor.

“Biasanya perhari terjual 500 ekor. Sekarang gara-gara harganya naik, saya hanya mampu menjual 200 ekor. Konsumen berkurang karena harga mahal. Tentu saja kondisi ini membuat omzet pedagang menurun dan merugi,” ujar Yoyo.

Jumlah pedagang ayam di Bandung Raya tercatat sekitar 5.000 orang yang saban harinya membuka lapak di 120 pasar tradisional. Untuk Kota Bandung ada 37 pasar tradisional.
Sementara suplai ayam untuk Bandung Raya berasal dari wilayah Priangan Timur seperti Tasikmalaya, Garut, Sumedang, dan Ciamis. (Baban Gandapurnama – detikcom)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar