Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 21 Juli 2015

Utang Luar Negeri Tiongkok Membengkak, Positif Bagi Yuan


PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Usaha bank sentral Tiongkok mempopulerkan mata uang Yuan menunjukkan perkembangannya setelah kantor Administrasi Negara Valuta Asing umumkan jumlah utang luar negeri pada perhitungan terakhir yaitu bulan Maret alami peningkatan. Hal yang positif didapat dari data ini yaitu hampir separuhnya merupakan utang berdenominasi Yuan.


Menurut data regulator Valas Tiongkok tersebut, utang luar negeri berdenominasi yuan mencapai $ 804 miliar hingga akhir Maret, sementara utang dalam mata uang asing lainnya turun 3 persen menjadi  $ 895.5 miliar. Utang berdenominasi yuan tersebut menyumbang 48,1 persen kenaikan jumlah utang negeri tersebut menjadi 10,28 triliun yuan ($ 1,670 triliun) pada akhir Maret.

Meningkatnya utang luar negeri denominasi yuan disumbang oleh peningkatan deposito yuan oleh lembaga keuangan asing, pertumbuhan utang berdenominasi yuan mencerminkan kemajuan yang signifikan dalam internasionalisasi yuan dan meningkatkan popularitas mata uang negara tersebut sejak Juli 2009. 

Melihat ukuran waktunya, utang jangka pendek naik tipis ke $ 1,18 miliar  pada akhir Maret, alami kenaikan  dari $ 621.1 miliar  pada akhir 2014, ini menyumbang 70,5 persen dari total utang luar negeri, dibandingkan dengan 69,4 persen sebelumnya. Jika tidak termasuk pinjaman berdenominasi yuan, utang luar negeri Tiongkok alami  pertumbuhan 2,5 persen pada tahun 2014, dibandingkan dengan kenaikan 17,12 persen yang terlihat di tahun 2013 dan kenaikan 6,04 persen pada tahun 2012.

Utang jangka pendek negeri tirai bambu ini menyumbang sekitar 31,98 persen dari cadangan devisa sampai bulan Maret 2015 yang  naik dari 17,8 persen pada tahun 2014. Jumlah cadangan devisa telah turun  $ 40 miliar pada kuartal kedua menjadi $ 3,69 triliun, kurang dari penurunan $ 113.000.000.000 pada kuartal pertama. 

Sumber : vibiznews.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar