Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 18 November 2014

Harga BBM Naik, Rupiah dan IHSG Menguat

Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia Selasa (18/11/2014) pagi melaju di zona hijau. Pasca pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, IHSG dibuka naik 23,16 poin ke posisi 5.077,1.


Hingga sekitar pukul 09.20 WIB, IHSG bertambah 29,92 poin (0,59 persen) menjadi 5.083,86. Tercatat 139 saham naik, 40 saham turun, dan 69 saham stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 778,89 miliar dengan volume 723,86 juta lot saham.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot juga menguat di bawah level 12.200, merespon kenaikan harga BBM. Seperti dikutip dari data Bloomberg, hingga sekitar pukul 09.18 WIB, mata uang Garuda ini, menguat ke posisi Rp 12.136 per dollar AS, atau naik 0,57 persen dibanding penutupan kemarin pada 12.205.

Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM besubsidi sebesar Rp 2000 per liter sejak 18 November 2014. Dengan adanya kenaikan harga tersebut, akan ada penghematan anggaran subsidi Rp 100 triliun lebih. Pemerintah akan mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif ke produktif seperti pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial dan pengembangan sektor maritim. 

Kenaikan harga BBM bersubsidi sejak hari ini yang walaupun di bawah harapan awal yang Rp 3.000 perliter, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, diperkirakan tetap memberikan sinyal positif ke pasar keuangan domestik.

"Kenaikan harga BBM bersubsidi yang 34 persen ditambah harga minyak internasional yang telah turun 28 persen dari puncaknya dipastikan memberikan efek positif terhadap neraca fiskal dan neraca transaksi berjalan," sebutnya.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar :

Posting Komentar