Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Jumat, 31 Oktober 2014

3 Kelurahan di DKI Jakarta Masih Rawan Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan ada 125 kelurahan di Jakarta yang masuk kategori rawan banjir. Meski demikian, BPBD belum merinci kelurahan mana saja yang masuk dalam kategori itu.

Adapun Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan memprediksi tiga kelurahan masuk dalam kategori itu. Ketiganya adalah Muara Kapuk di Jakarta Utara, serta Petogogan dan Pondok Karya di Jakarta Selatan.

Manggas menilai ketiga wilayah tersebut akan tetap tergenang banjir saat musim penghujan mendatang, baik karena luapan sungai maupun air pasang laut (rob).

"Rasanya yang masih tergenang itu daerah Muara Kapuk, karena tanggulnya belum selesai. Jadi kalau ada rob akan terkena banjir," ujar Manggas, Kamis (30/10/2014). "Kemudian daerah Petogogan, masih belum bisa kami atasi karena kalau Kali Krukutnya naik pasti tergenang."

Untuk daerah Pondok Karya, Manggas mengatakan setiap kali permukaan air Kali Mampang naik maka kawasan tersebut pasti tergenang. "Itu belum tuntas kami atasi," aku dia yang baru saja rapat dengan jajaran pimpinan DPRD DKI.

Untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut, Manggas mengatakan bahwa Dinas PU terus melakukan berbagai upaya, antara lain melakukan penertiban bangunan liar yang berdiri di atas saluran penghubung.

Menurut Manggas, dari 884 saluran penghubung yang ada saat ini, hampir 90 persen dihuni oleh masyarakat untuk bangunan liar. Keberadaan bangunan itu dinilai mengganggu aliran air, tak terkecuali di Kali Mampang.

Manggas mengatakan, bangunan liar di atas saluran penghubung Kali Mampang menyisakan lebar kali tinggal 6 meter dari seharusnya 20 meter. "Kalau kami tertibkan bangunan liar di bantaran kali atau saluran mikro lainnya, maka kami bisa dapat jalan inspeksi sebanyak 120 ribu meter persegi," ujar dia.

Selain berfungsi untuk menjaga aliran kali tak terhambat, papar Manggas, jalan inspeksi juga bisa menjadi jalan alternatif yang mengurangi kemacetan. Jalan itu juga dapat dipakai sebagai akses untuk kendaraan pemadam kebakaran. "Tapi itu semua perlu waktu," kata dia.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar :

Posting Komentar