Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 10 Desember 2014

Rupiah Melorot, Sejumlah Bank Patok Kurs Jual Dollar AS Dekati Rp 12.500

Rifan Financindo Berjangka - Pertahanan rupiah semakin rapuh saja. Tanda-tanda ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mulai solid plus rencana Bank Sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan suku bunga menyebabkan otot dollar AS kian perkasa. Sementara faktor siklus pengujung tahun juga turut memperdayai rupiah.

Alhasil, kurs rupiah terpuruk dan mendekati Rp 12.500 per dollar AS. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah turun 0,46 persen ke posisi Rp 12.352.  Di pasar spot, rupiah terpental 0,74 persen menjadi Rp 12.390 dan mencapai level terendah sejak 24 November 2008.

Bahkan sejumlah bank besar menjual dollar AS dengan harga Rp 12.400 per dollar. Ambil contoh, kemarin Bank BNI menetapkan kurs jual dollar AS sebesar Rp 12.474. Harga jual tersebut berselisih sekitar Rp 248 lebih tinggi dibandingkan dengan kurs beli di bank itu. Begitu pula dengan Bank Permata, yang menjual sedollar seharga Rp 12.465 (lihat tabel).

Keputusan BI menaikkan suku bunga acuan BI rate sejauh ini belum cukup mujarab meredam keperkasaan dollar AS. Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri menyebut faktor dari internal dan eksternal menjadi penyebab melorotnya rupiah.

Dari dalam negeri, intervensi BI belum cukup menjaga kurs rupiah. Apalagi, cadangan devisa Indonesia di bulan November 2014 turun menjadi 111,1 miliar dollar AS.

Dari luar negeri, kata Reny, membaiknya ekonomi AS, terlihat dari bertambahnya penyerapan tenaga kerja menyebabkan dollar AS semakin bertenaga. Perbaikan ekonomi AS ini menimbulkan spekulasi, The Federal Reserve akan lebih cepat menaikkan bunga acuan.

Branko Windoe Kepala Divisi Treasury Bank Central Asia (BCA), mengungkapkan faktor penguatan ekonomi AS menyebabkan rupiah terkulai.  "Nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat menguat karena data employment AS yang keluar Jumat pekan lalu. Ini menunjukkan perekonomian Amerika Serikat sedang tumbuh baik," tutur Branko.

Lagi pula dari sisi suplai dan permintaan dollar di pasar valuta masih normal. Branko menyatakan pembelian dollar masih normal. Namun memang biasanya permintaan dollar naik tinggi di setiap pengujung tahun.

Eti Nurbaeti, analis Bank Negara Indonesia (BNI) sependapat. Perbaikan ekonomi AS, menyebabkan investor memburu valas.  Rupiah akan cenderung  melemah hingga akhir tahun ini. “Sampai akhir tahun, volatilitas kurs rupiah terhadap dollar tidak akan bergerak banyak,” kata Eti.

Reny memprediksikan, rupiah berada di level 12.300-an hingga akhir 2014. “Rupiah tak akan turun ke level 12.600–12.700,” ujarnya.

Josua Pardede, ekonom Bank Permata memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran 12.000-12.500 hingga  semester I tahun depan. Prediksi Josua ini dengan asumsi Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan pada kuartal kedua 2015.

Kompas

Tidak ada komentar :

Posting Komentar