Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 22 Mei 2014

Multifinance Berburu Dana di Luar Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa perusahaan pembiayaan masih gencar mencari sumber pendanaan untuk membiayai ekspansi usahanya tahun ini. Salah satu sumbernya melalui pinjaman dari luar negeri. Opsi itu diambil untuk menyeimbangkan portofolio pendanaan perusahaan multifinance sehingga dapat meminimalisir risiko.

Salah satu multifinance yang sedang mencari pinjaman di luar negeri adalah Indomobil Multifinance (IMFI). Gunawan, CEO IMFI mengaku, pihaknya sedang roadshow ke sejumlah negara, yaitu Singapura, Taiwan dan Jepang. Tujuannya untuk mencari pinjaman sindikasi senilai US$ 100 juta.

Beberapa bank sudah ditunjuk sebagai mandated lead arranges dan bookrunners yaitu CTBC, RBS, OCBC, dan Mizuho. "Targetnya pinjaman bisa kami dapat di awal semester II," kata Gunawan.

Namun, IMFI tak cuma mengandalkan pinjaman sindikasi bank. Gunawan bilang, pendanaan tahun ini juga berasal dari obligasi, pinjaman bilateral dan modal sendiri.
Sebelumnya, IMFI beberapa kali mengantongi pinjaman sindikasi luar negeri. Yang terakhir pada tahun lalu, multifinance ini mengantongi pinjaman dalam mata uang dollar AS senilai 126 juta dollar AS.

Gunawan menyatakan, pinjaman dalam mata uang asing seperti dollar AS juga menyimpan risiko kurs karena mayoritas pendapatan multifinance dalam rupiah. Nah, IMFI sudah menyiapkan strategi untuk menekan risiko tersebut. "Kami selalu melakukan 100 persen lindung nilai pada pinjaman sindikasi," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Adira Finance I Made Dewa Susila mengungkapkan hal senada. Menurut dia, lindung nilai dilakukan untuk memitigasi risiko terhadap fluktuasi nilai mata uang asing dan paparan suku bunga. Pasalnya, sebagian besar kegiatan operasional memakai rupiah. "Walaupun pinjamannya mata uang asing, kami hedge seolah-olah kami pakai rupiah," imbuhnya.

Akhir bulan lalu, Adira Finance meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi 300 juta dollar AS. Mayoritas pinjaman didapat dari Taiwan, Jepang dan India.

Made mengatakan, pinjaman dari luar negeri menjadi alternatif diversifikasi sumber pendanaan agar Adira mendapat struktur pendanaan yang optimal dengan biaya kompetitif. "Semua kami jajaki apapun yang tersedia dan bila optimal dieksekusi," katanya.

Namun, tak semua perusahaan mengejar pinjaman sindikasi dari luar negeri. Dengan kurs rupiah yang loyo, inflasi tinggi dan kondisi politik saat ini, Anthony Muljanto Direktur Buana Finance menyatakan, sebagian besar perbankan asing memasukkan Indonesia ke dalam negara berisiko tinggi. Sehingga, bank asing bersikap jual mahal dengan mematok bunga tinggi. Karena itu, Buana Finance fokus mencari dana di dalam negeri, baik dari bank maupun surat utang. "Kami jajaki MTN Rp 150 miliar semester ini," katanya. (Tendi Mahadi)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar