JAKARTA, KOMPAS.com
- Rupiah diperkirakan kembali berupaya bertahan dari tekanan pelemahan
akibat sentimen domestik, Kamis (26/6/2014). Penurunan indeks dollar AS
diproyeksikan dapat menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Angka
produk domestik bruto Amerika Serikat pada triwulan I tahun ini kembali
direvisi lebih buruk sehingga dollar index terpangkas 0,14 persen.
Dengan revisi tersebut, jalan untuk mencapai target PDB 2 persen di 2014
akan semakin sulit.
Kembalinya pesimisme perekonomian AS juga
terus mendorong yield US Treasury bertahan di kisaran 2,5 persen.
Pesimisme tersebut juga menjaga harapan bahwa the Fed akan membutuhkan
waktu lebih lama lagi untuk menaikkan Fed rate.
Dengan dollar AS
yang tertekan, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, harga minyak
Brent yang turun 0,4 persen sampai dini hari tadi berpeluang membantu
pelemahan dollar AS di pasar Asia pagi ini.
Hari ini investor masih menunggu data initial jobless claims
AS yang akan dirilis nanti malam. Harga minyak yang naik kemarin
mendorong pelemahan mata uang di Asia tetapi lagi-lagi rupiah menjadi
pemimpinnya.
Rupiah melemah 0,84 persen ke Rp 12.090 per dollar
AS di pasar spot kemarin. Spread antara kurs spot dan NDF juga melebar,
menandakan asing yang meminta premi risiko lebih. "Pelemahan rupiah
berpeluang terkoreksi dengan dollar AS yang turun," tulis riset Samuel
Sekuritas Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar