JAKARTA, KOMPAS.com -
Keinginan Bank Rakyat Indonesia (BRI) memboyong pulang Bank Mutiara
tinggal beberapa langkah lagi. Sebab, bank dengan predikat laba terbesar
di Tanah Air ini dinyatakan lolos tahap penilaian harga penawaran awal.
Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI mengungkapkan, pihaknya telah menerima surat elektronik (email)
pemberitahuan tentang hasil penilaian LPS terhadap proposal penawaran
yang diajukan BRI untuk membeli Mutiara. Dus, BRI kini masuk ke tahap
selanjutnya yakni tahap uji tuntas atawa due diligence.
"Kami akan pakai tim independen konsultan. Penilaian dari luar ada.
Hasilnya akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)," ujar
Baiquni kepada KONTAN, Jumat (13/6/2014). Baiquni menjelaskan,
dalam proses uji tuntas itu, BRI akan memeriksa jeroan Mutiara dari
aspek finansial dan hukum.
Baiquni bilang, BRI bakal serius memeriksa Mutiara dalam tahap due
diligence. Fokus BRI adalah mencermati aspek legal Mutiara. Salah satu
poin yang jadi perhatian BRI adalah status hukum debitur nakal Mutiara.
"Jika utang debitur nakal masih tercatat sebagai aset, maka itu bisa
mengurangi penawaran. Harga penawaran kami bisa bertambah atau berkurang
saat due diligence," ujar BRI. Catatan saja, BRI menyiapkan dana
akuisisi Rp 3 triliun untuk tahun ini.
Nah, dari segi bisnis, BRI tidak begitu ambil pusing saat melakukan
uji tuntas. Baiquni menilai, efek akuisisi Mutiara terhadap kinerja BRI
tidak akan signifikan. Namun, core business Mutiara dinilai bisa
melengkapi core business BRI. "Mutiara kuat di valas atau forex. Itu
bagus untuk menunjang kinerja BRI karena selama ini belum terlalu
digarap BRI," jelas Baiquni.
BRI tidak sendirian meminang Mutiara. Poltak L. Tobing, Ahli
Kebijakan Strategis dan Penanganan Bank LPS mengatakan, ada tujuh calon
investor lolos ke tahap due dilligence, menyusut dari 10 investor di
tahap sebelumnya. Tujuh calon investor berasal dari Hongkong, Malaysia,
Singapura, Jepang dan dua investor lokal, termasuk BRI. Tahap uji tuntas
akan berlangsung mulai 23 Juni. (Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar