JAKARTA, KOMPAS.com -Gaung
Piala Dunia 2014 yang mulai dini hari tadi menggelinding di Brasil,
menggema ke seantero jagat.Efek Piala Dunia diperkirakan merembet ke
perdagangan saham global, termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, volume perdagangan saham di pasar modal domestik akan sepi. Investor beralih meneropong jalannya pertandingan Piala Dunia. Berdasarkan pengalaman Piala Dunia 2006 dan 2010, volume perdagangan di BEI menurun 20 persen sampai 25 persen dari hari biasa.
Selain Piala Dunia, pelaku pasar wait and see lantaran ada hajatan politik nasional: pemilihan presiden (pilpres). "Tapi selama pemilu aman dan bahagia, beli saja. Tetap akumulasi saham," imbuh Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia.
Menurut Tommy, panggilan Satrio, transaksi saham hanya sepi di dua pekan pertama Piala Dunia. Selepas itu, dana perlahan kembali ke pasar modal. Pada semifinal Piala Dunia, volume perdagangan diprediksi kembali normal.
Jika ingin tetap bertransaksi saat pasar saham sepi, kata Edwin, trader perlu mengecek volume perdagangan saham. Dari sini, mereka bisa masuk ke saham yang masih memiliki volume perdagangan yang cukup baik.
Cermati juga emiten yang melakukan aksi korporasi, seperti melakukan penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), non-HMETD, meraih utang, menerbitkan obligasi atau membagi dividen.
Pelaku pasar juga perlu melirik saham yang secara siklus meningkat. Sepanjang Piala Dunia, Edwin melihat saham konsumer menarik karena tingginya konsumsi camilan atau rokok. Apalagi, perhelatan Piala Dunia beriringan dengan bulan puasa. Di bulan ini, saham konsumer dan otomotif biasanya meningkat.
Edwin menyebutkan, saham konsumer seperti PT Unilever, Tbk (UNVR), Mayora (MYOR), Indofood (INDF), Ace Hardware (ACES), Tiga Pilar (AISA), Ramayana (RALS) dan Matahari (LPPF) akan bersinar sepanjang Piala Dunia dan bulan puasa. Saham perbankan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA) juga menarik.
Satrio juga menilai, BBRI dan Bank Mandiri (BMRI) moncer. Saham sektor batubara seperti Indo Tambangraya (ITMG), Bukit Asam (PTBA) dan United Tractor (UNTR) berpeluang bagus. Lalu, saham produsen semen yaitu Semen Indonesia (SMGR) dan Indocement (INTP). Selanjutnya, sektor konstruksi, seperti Adhi Karya (ADHI), Wjaya Karya (WIKA) dan Pembangunan Perumahan (PTPP). Untuk saham berkapitalisasi jumbo, Satrio merekomendasikan PT Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Nasional (PGAS) dan Astra International (ASII).
Edwin memproyeksikan, IHSG bergerak di rentang support 4.811 dan resistance 5.004 hingga Piala Dunia berakhir. Satrio memprediksi, IHSG menyentuh 5.100 - 5.200 hingga pilpres. (Annisa Aninditya Wibawa)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar