JAKARTA, KOMPAS.com
- Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Selasa
(24/6/2014). Penurunan indeks dollar AS diproyeksikan menahan penurunan
mata uang garuda. Walaupun angka PMI Manufacturing dan angka Existing
home sales AS naik tajam, indeks dollar AS malah ditutup melemah.
Meningkatnya kemungkinan keterlibatan AS pada perang sipil di Irak memunculkan pesimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi. Harga minyak Brent terpangkas 0,6 persen sampai dini hari tadi seiring dengan meningkatnya dukungan Negara sekutu terhadap pemerintah Irak.
Meningkatnya kemungkinan keterlibatan AS pada perang sipil di Irak memunculkan pesimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi. Harga minyak Brent terpangkas 0,6 persen sampai dini hari tadi seiring dengan meningkatnya dukungan Negara sekutu terhadap pemerintah Irak.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, pelemahan dollar AS berpeluang kembali ke pasar Asia hari ini. Malam ini ditunggu data Consumer Confidence Index serta New Home Sales AS yang keduanya diperkirakan membaik.
Walaupun PMI manufacturing China yang diumumkan di atas 50 berhasil mendorong penguatan rupiah pada pembukaan, buruknya angka PMI Manufacturing Zona Eropa menggiring rupiah untuk melemah hingga penutupan sore kemarin. Risiko harga minyak yang naik juga mengerek yield SUN 10 tahun hingga 8,16 persen.
Hari ini, harga minyak dan indeks dollar AS yang turun berpeluang meredakan tekanan pelemahan rupiah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar