JAKARTA, KOMPAS.com -
Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan kembali bergerak variatif
dengan potensi naik terbatas, Rabu (4/6/2014). Tekanan ambil untung akan
berhadapan dengan animo beli yang didorong sentimen Pemilihan Presiden
tahun ini.
Pasar saham Amerika Serikat berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 0,13 persen dan S&P500 sebesar 0,04 persen. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi.
Pasar saham Amerika Serikat berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 0,13 persen dan S&P500 sebesar 0,04 persen. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi.
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terus melemah, seiring defisit neraca perdagangan yang semakin membesar. Di sisi lain, tekanan inflasi bulanan diprediksi akan semakin besar pada Juni dan Juli karena persiapan bulan puasa dan hari raya. Meskipun demikian, tekanan kembali melunak ke depannya dan diikuti oleh normalisasi inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG pada perdagangan kemarin diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak fluktuatif, meskipun akhirnya berhasil ditutup menguat.
"Pada perdagangan hari ini, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan dan menyentuh resistance di 4.987 serta support di 4.893. Beberapa rekomendasi saham adalah SMGR, GGRM, AKRA, BJBR dan UNVR," sebutnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar