Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Jumat, 27 Mei 2016

Inflasi Jepang Rendah, Picu USDJPY Tertekan



PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Berita forex di hari Jumat(27/5), dollar AS terpantau alami pelemahan terhadap yen Jepang akibat masih rendahnya pertumbuhan inflasi di negara yang berjulukan negeri Sakura tersebut.


Pada pembukaan perdagangan Asia, USDJPY telah turun 0.07% dengan diperdagangkan pada level 109.69 dimana pasangan tersebut bergerak menyentuh level low di 109.56 dan level high di 109.80. Terhadap mata uang utama lainnya, pasangan EURJPY terpantau turun 0.03% di level 122.81 dan GBPJPY terpantau turun 0.07% di level 160.89.

Sontak pergerakan yen terpantau alami penguatan pada pagi ini, ketika pertumbuhan inflasi yang rendah membebani Jepang. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh Statistics Bureau menyebutkan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen Jepang naik 0.2% di bulan April setelah naik 0.1% di bulan Maret dan dalam basis tahunannya, pertumbuhan inflasi konsumen Jepang terpantau turun 0.3% di bulan April setelah turun 0.1% di bulan Maret.

Di waktu yang bersamaan, laporan resmi yang dirilis oleh Statistics Bureau menyebutkan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen di kota Tokyo turun 0.5% di bulan Mei setelah turun 0.4% di bulan April dan untuk pertumbuhan inflasi konsumen inti di kota Tokyo terpantau turun 0.5% di bulan Mei setelah turun 0.3% di bulan April.

Sebagai akibatnya, pertumbuhan inflasi di wilayah Jepang  yang tergolong masih rendah diperkirakan akan menekan Bank Sentral Jepang untuk menentukan langkah – langkah kebijakan yang lebih akomodatif kedepannya, dimana hal ini dinilai mampu merangsang kembali pertumbuhan inflasi sesuai target bank sentral.
Sementara dalam mengakhiri perdagangan pekan ini, perhatian pasar tengah berfokus pada laporan pertumbuhan domestik bruto dan sentimen konsumen di wilayah AS. Sejalan dengan adanya laporan tersebut, maka pergerakan pasar forex maupun commodity global akan berpotensi mengalami gejolak pergeseran harga kembali.
 
sumber : financeroll.co.id

Tidak ada komentar :

Posting Komentar