PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak mentah berjangka AS melonjak lebih dari 4%, menghapus
kerugian dari dua sesi sebelumnya karena dolar merosot tajam setelah
Federal Reserve tiba-tiba menurunkan proyeksi suku bunga untuk tahun
2016.
Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman
April diperdagangkan dalam rentang antara $ 36,62 dan $ 38,62 per barel,
sebelum menetap di $ 38,61, naik $ 2,00 atau 4,61%. Di Intercontinental
Exchange (ICE), brent untuk pengiriman Mei goyah antara $ 38,84 dan $
40,42 per barel, sebelum ditutup pada $ 40,24, naik 2,04 atau 3,90%.
Minyak mentah memperpanjang kenaikan sebelumnya setelah dirilisnya
pernyataan kebijakan moneter yang relatif dovish dari Federal Reserve.
Dalam voting 9-1, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan
Rate Federal Funds pada kisaran antara 0,25% dan 0,50%, meninggalkan
bunga acuan tidak berubah untuk bulan kedua berturut-turut. Lebih
penting lagi, FOMC menurunkan perkiraan untuk kenaikan suku bunga
mendatang sebesar 50 basis poin untuk masing-masing dua tahun ke depan.
Harga minyak mentah telah anjlok lebih dari 50% sejak OPEC
mengguncang pasar global pada bulan November 2014, dengan keputusan
strategis untuk mempertahankan tingkat produksinya di atas 30 juta barel
per hari. Taktik ini memicu pertempuran berkepanjangan dengan produsen
shale AS untuk pangsa pasar, dan membanjiri pasar energi global dengan
pasokan yang berlebihan. Penurunan minyak juga telah menahan inflasi
jangka panjang AS, yang tetap berada di bawah tujuan yang ditargetkan
Fed yaitu 2% untuk setiap bulan selama tiga tahun terakhir.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar