PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Mengawali bulan Juni, bursa Asia jatuh pascareli terpanjang sejak
pertengahan April lalu. Di tengah pelemahan lebih lanjut harga minyak
dan tembaga dan jelang rilis data manufaktur China. Indeks MSCI Asia
Pacific turun 0,4 % pukul 10:00 waktu Tokyo, Rabu. Indeks Topix Jepang
turun 0,8 % dipicu menguatnya yen yang membebani ekspor.
“Investor bisa mengambil keuntungan (profit taking) setelah pasar
saham Jepang naik selama lima hari. Sekarang bukan waktu untuk membeli
secara aktif. Kami memiliki sejumlah agenda seperti pertemuan OPEC,
keputusan kebijakan ECB dan data pekerjaan AS datang,” kata Chihiro
Ohta, senior strategist di SMBC Nikko Inc Securities.
Hari ini, pasar Asia menanti sejumlah data ekonomi yang akan rilis di
antaranya indeks manufaktur China dan update produk domestik bruto
(PDB) Australia. Sementara, Thailand dan Indonesia akan merilis indeks
harga konsumen (IHK) dan inflasi, serta PMI (indeks pembelian manajer)
untuk kawasan Eropa.
Di sisi lain, Indeks S&P / ASX 200 Australia turun 1,2% dengan
saham berbasis pertambangan dan energi memimpin penurunan. Indeks
S&P / NZX 50 Selandia Baru tergelincir 0,1% pasca menyentuh rekor
tertinggi Selasa (31/5) kemarin. Indeks Kospi di Seoul turun 0,2%.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar