PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak berjangka menetap pada posisi rendah tiga pekan pada
hari Selasa, terseret oleh ketidakpastian seputar keputusan suku bunga
Federal Reserve datang dan referendum apakah Inggris harus keluar dari
Uni Eropa.
Berjangka turun meskipun laporan dari Badan Energi Internasional menunjukkan ekspektasi permintaan minyak yang lebih tinggi.
West Texas Intermediate untuk kontrak bulan Juli turun 39 sen atau
0,8% untuk menetap di $ 48,49 per barel di New York Mercantile Exchange.
Itu merupakan penurunan keempat berturut-turut berturut-turut dan
menandai akhir terendah sejak 23 Mei. Brent untuk pengiriman bulan
Agustus di ICE Futures exchange London kehilangan 52 sen atau 1% ke $
49,83 per barel.
Sebuah laporan dari Energy Information Administration hari Senin
mengungkapkan ekspektasi untuk penurunan 118.000 barel per hari untuk
produksi minyak serpih domestik pada bulan Juli, dibandingkan dengan
bulan Juni dan data dari Baker Hughes yang dirilis hari Jumat
menunjukkan bahwa sementara jumlah kilang minyak aktif AS naik 3 menjadi
328, mereka masih tetap turun 48% dari tahun lalu. Data EIA yang
terpisah juga menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah telah menurun
selama tiga minggu terakhir.
Sementara itu, Badan Energi Internasional pada hari Selasa merevisi
proyeksi pertumbuhan permintaan untuk tahun ini menjadi 1,3 juta barel
per hari dari 1,2 juta barel per hari. Permintaan tersebut akan dipimpin
oleh pasar negara berkembang di India dan Tiongkok dimana industri
manufaktur di kedua negara itu tengah tumbuh.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar