Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 02 Agustus 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Pemilik Emas Dibuat Jantungan, Harga Emas Jatuh 1% Lebih

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas hancur setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil surat utang pemerintah AS melambung. 

Pada perdagangan Selasa (1/8/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.944,08 per troy ons. Harganya ambruk 1,02%. Pelemahan tersebut mengakhiri tren penguatan pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Harga emas sudah mulai membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan Rabu (2/8/2023) pukul 06:20 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.950,62 per troy ons atau menguat 0,34%.

Harga emas ambruk setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan yield atau imbal hasil surat utang pemerintah AS terbang.
Indeks dolar ditutup pada posisi 102,303, jauh di atas hari sebelumnya yang ada di titik 101,86. Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melesat ke 4,05% kemarin, dari 3,96%.

Dua faktor ini membuat emas merana. Penguatan dolar membuat emas semakin teak terjangkau untuk dibeli sehingga tidak menarik.
Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga naiknya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas tidak menarik.

Emas melemah karena dolar menguat tajam. Harga emas juga turun karena ada aksi profit taking sebelum pengumuman data tenaga kerja," tutur analis OANDA, Edward Moya, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, AS mengumumkan data pembukaan lapangan kerja JOLTS kemarin. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lapangan kerja baru pada periode Juni 2023 turun menjadi 9,58 juta lapangan, dari sebelumnya pada Mei lalu sebanyak 9,62 juta lapangan kerja.
Kendati melemah, pelaku pasar melihat data tenaga kerja masih cukup panas dan tidak turun secepat harapan.

Dengan sulitnya tenaga kerja AS untuk turun tajam maka harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak akan semakin sulit.

Moya menjelaskan masih ada peluang emas untuk menguat dan bahkan tembus US$ 2.000 epr troy ons tetapi dengan syarat inflasi turun tajam.

Namun, analis dari KCM Trade, Tim Waterer, melihat sebaliknya. Penurunan inflasi akan terjadi tetapi tidak cukup membuat bank sentral global, termasuk The Fed untuk melunak.

Inflasi jelas akan turun tetapi pertanyaannya secepat apa. Apakah akan terjadi disinflasi dan membuat bank sentral dunia melunak? Itulah mengapa bank sentral lebih memilih melihat perkembangan data terbaru dibanding hanya melihat indlasi - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Selasa, 01 Agustus 2023

PT Rifan Financindo - Terima Kasih China Dan Eropa, Harga Emas Terbang Lagi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas perlahan membaik setelah pelaku pasar semakin optimis bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak. Harga emas juga menguat ditopang pernyataan bank sentral Eropa (ECB) yang mengindikasikan akan mengakhiri kenaikan suku bunga serta pemulihan ekonomi China.

Pada perdagangan Senin (31/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.964,19 per troy ons. Harganya menguat 0,25%.
Penguatan tersebut memperpanjang tren positif emas yang juga menguat 0,73% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah menanjak 0,99%.

Harga emas sedikit melemah pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (1/8/2023) pukul 06;25 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.959,86 per troy ons atau melemah 0,22%. 

Harga emas menguat kemarin ini ditopang oleh ekspektasi melandainya kebijakan suku bunga The Fed dan ECB serta membaiknya ekonomi China.

FedWatch Tool memperkirakan kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada September menjadi 60%.
"Saya pikir The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada September. The Fed mungkin akan mengubah kebijakan dengan menaikkan suku bunga pada akhir tahun jika data ekonomi masih kuat," tutur analis dari Kitco, Jim Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Wyckoff menambahkan pemulihan ekonomi yang membaik di China juga diharapkan bisa mendongkrak harga emas.

Negeri China merilis data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) kemarin. PMI Manufaktur NBS resmi meningkat menjadi 49,3 pada Juli 2023 dari 49 pada Juni, dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar 49,2. Kendati PMI membaik, indeks masih terkontraksi sehingga kontraksi sudah berjalan selama empat bulan beruntun.

China adalah konsumen terbesar emas sehingga pemulihan ekonomi China akan membantu emas.
"Emas menunggu katalis berikutnya. Jika ekonomi China pulih dengan cepat maka harga emas akan terdongkrak," imbuh Wyckoff.

Harga emas juga terbantu oleh sinyal bank sentral Eropa (ECB) untuk menahan suku bunga.
Pada akhir pekan lalu, ECB memutuskan menaikkan suku bunga depocit facility sebesar 25 bps menjadi 3,75%.
Presiden ECB Christine Lagarde menjelaskan ECB belum memutuskan apapun terkait suku bunga pada September 2023. Lagarde membuka kemungkinan untuk menahan suku bunga pada September.

Pernyataan ECB ini ikut membuat euro menguat dan dolar AS tumbang. Indeks dolar AS melemah ke 101,62 pada perdagangan kemarin, dari 101,77 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun juga melandai menjadi 3,96% pada perdagangan kemarin, dari 4,01% pada akhir pekan lalu.
Dua faktor ini menguntungkan emas. Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas lebih bisa bersaing.

Pelemahan dolar AS juga menopang emas karena membuat emas semakin terjangkau untuk investasi sehingga menarik dibeli - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

 

Senin, 31 Juli 2023

PT Rifan - Emas Bergerak Tipis, Tembaga Flat Menjelang Angka PMI China

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas bergerak dalam range yang ketat pada hari Senin dan investor menunggu sinyal ekonomi utama dari AS minggu ini, sementara harga tembaga flat menjelang rilis data ekonomi utama dari negara importir utama China.

Logam kuning telah ditutup flat pada minggu lalu setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, dan mengatakan bahwa mereka akan tetap berpegang pada rencana untuk setidaknya memberikan satu kali lagi kenaikan tahun ini.

Tapi data pada hari Jumat menunjukkan inflasi - pengukur yang disukai oleh The Fed- menurun kembali pada bulan Juni, yang dapat menyebabkan munculnya sikap yang kurang hawkish dari bank sentral.

Pasar mengandalkan jeda dalam siklus kenaikan suku bunga the Fed tahun ini, yang diperkirakan akan menguntungkan emas. Hal ini juga ditunjukkan oleh perbedaan yang lebar antara harga emas berjangka dan harga spot.

Emas berjangka yang akan berakhir pada bulan Desember turun 0,2% pada hari Senin menjadi $1.996,55/oz, sementara emas spot turun sedikit ke $1.958,41/oz pukul 07.26 WIB - PT RIFAN

Sumber :  investing

Jumat, 28 Juli 2023

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Berakhir Jatuh, Alami Penurunan Harian Terbesar Sejak Akhir Juni Pasca FED Dan ECB

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Setelah naik ke level tertinggi tujuh minggu hanya dua minggu yang lalu, buyers emas sekarang melihat sisi lain dari spektrum.

Logam mulia ini catat penurunan satu hari terbesarnya sejak akhir Juni merespons kembalinya Federal Reserve ke dalam jalur pengetatan moneter sehari yang lalu dengan kenaikan 25 basis poin untuk bulan Juli, dan janji baru untuk tetap hawkish guna membawa inflasi ke target jangka panjangnya sebesar 2%.

Juga membebani adalah kenaikan suku bunga 25 bps dari European Central Bank (ECB) pada hari Kamis dan memberi sinyal bahwa dapat berhenti sejenak pada bulan September - perkembangan yang berpotensi dovish ini tetap mendorong dolar beranjak lebih tinggi versus euro, menambah sisi negatif emas.

Emas berjangka di Comex New York berakhir jatuh 1,15% di $1.947,40/oz akhir sesi Kamis. Itu merupakan penurunan satu hari paling tajam emas Comex sejak akhir Mei.

Hanya dua minggu yang lalu, emas Comex mencapai level tertinggi tujuh minggu di $1.988,25 - puncak yang belum pernah terlihat sejak mencapai level $2.000 pada akhir Mei.

Harga emas spot, yang mencerminkan perdagangan fisik emas dan lebih banyak diikuti daripada kontrak futures oleh beberapa traders, juga jatuh 1,25% ke $1.947,51/oz - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Kamis, 27 Juli 2023

Rifan Financindo - Harga Emas Naik Ketika The Fed Kerek Suku Bunga

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, merespon keputusan Federal Reserve atau The Fed yang menaikkan suku bunga. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange terangkat 0,33 persen menjadi US$1.970,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.976,30 dan terendah di US$1.963,20. Emas berjangka naik tipis 0,08 persen menjadi US$1.963,70 pada Selasa (25/7/2023), setelah terpangkas 0,20 persen menjadi US$1.962,20 pada Senin (24/7/2023), dan tergelincir 0,22 persen menjadi US$1.966,60 pada Jumat (21/7/2023). Logam kuning menguat pada Rabu (26/7/2023) karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot bersama dengan dolar, kemudian memperpanjang kenaikan tersebut ke sesi perdagangan elektronik karena investor mempertimbangkan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Anomali Terjadi, Harga Emas Naik ketika The Fed Kerek Suku Bunga", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20230727/235/1678641/anomali-terjadi-harga-emas-naik-ketika-the-fed-kerek-suku-bunga.
Author: Newswire
Editor : Pandu Gumilar

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, merespon keputusan Federal Reserve atau The Fed yang menaikkan suku bunga. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange terangkat 0,33 persen menjadi US$1.970,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.976,30 dan terendah di US$1.963,20. Emas berjangka naik tipis 0,08 persen menjadi US$1.963,70 pada Selasa (25/7/2023), setelah terpangkas 0,20 persen menjadi US$1.962,20 pada Senin (24/7/2023), dan tergelincir 0,22 persen menjadi US$1.966,60 pada Jumat (21/7/2023). Logam kuning menguat pada Rabu (26/7/2023) karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot bersama dengan dolar, kemudian memperpanjang kenaikan tersebut ke sesi perdagangan elektronik karena investor mempertimbangkan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Anomali Terjadi, Harga Emas Naik ketika The Fed Kerek Suku Bunga", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20230727/235/1678641/anomali-terjadi-harga-emas-naik-ketika-the-fed-kerek-suku-bunga.
Author: Newswire
Editor : Pandu Gumilar

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, merespon keputusan Federal Reserve atau The Fed yang menaikkan suku bunga. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange terangkat 0,33 persen menjadi US$1.970,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.976,30 dan terendah di US$1.963,20.

Emas berjangka naik tipis 0,08 persen menjadi US$1.963,70 pada Selasa (25/7/2023), setelah terpangkas 0,20 persen menjadi US$1.962,20 pada Senin (24/7/2023), dan tergelincir 0,22 persen menjadi US$1.966,60 pada Jumat (21/7/2023). Logam kuning menguat pada Rabu (26/7/2023) karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot bersama dengan dolar, kemudian memperpanjang kenaikan tersebut ke sesi perdagangan elektronik karena investor mempertimbangkan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (26/7/2023) seperti yang diantisipasi secara luas, untuk menargetkan kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, mencapai level tertinggi dalam 22 tahun. Bank sentral AS juga mengatakan tetap "sangat memperhatikan" risiko inflasi, membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Tak lama setelah keputusan tersebut, kontrak emas Agustus berada di 1.971,20 dolar AS per ounce, naik tipis dari harga penyelesaian emas. Kenaikan suku bunga "cenderung menekan harga emas dalam waktu dekat," karena suku bunga yang lebih tinggi mendukung dolar AS, kata Jerry Braakman, presiden dan kepala investasi First American Trust. Namun, setelah keputusan Fed, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,2 persen menjadi 101,19, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun berada di 3,8895 persen, turun dari 3,911 persen sehari sebelumnya. Suku bunga yang lebih tinggi "pada akhirnya akan meningkatkan risiko resesi karena memperlambat aktivitas ekonomi di AS," kata Braakman.

Dalam jangka menengah, "kita akan melihat kemungkinan besar ekonomi memasuki resesi atau terjebak dalam stagflasi." Bank sentral AS telah mengisyaratkan setidaknya dua kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini, mengingat tren inflasi masih jauh di atas target tahunan bank. Tetapi Fed Fund berjangka menunjukkan bahwa pasar memperkirakan kemungkinan yang lebih besar bahwa kenaikan Rabu (26/7/2023) akan menjadi yang terakhir bagi Fed untuk tahun ini, meskipun bank sentral tidak memberikan indikasi seperti itu. Suku bunga yang lebih tinggi menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena meningkatkan peluang kerugian. Keuntungan emas masih diperkirakan akan terbatas, dengan kurs AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama -  RIFAN FINANCINDO BANDUNG

Sumber : bisnis

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, merespon keputusan Federal Reserve atau The Fed yang menaikkan suku bunga. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange terangkat 0,33 persen menjadi US$1.970,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.976,30 dan terendah di US$1.963,20. Emas berjangka naik tipis 0,08 persen menjadi US$1.963,70 pada Selasa (25/7/2023), setelah terpangkas 0,20 persen menjadi US$1.962,20 pada Senin (24/7/2023), dan tergelincir 0,22 persen menjadi US$1.966,60 pada Jumat (21/7/2023). Logam kuning menguat pada Rabu (26/7/2023) karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot bersama dengan dolar, kemudian memperpanjang kenaikan tersebut ke sesi perdagangan elektronik karena investor mempertimbangkan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Anomali Terjadi, Harga Emas Naik ketika The Fed Kerek Suku Bunga", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20230727/235/1678641/anomali-terjadi-harga-emas-naik-ketika-the-fed-kerek-suku-bunga.
Author: Newswire
Editor : Pandu Gumilar

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Rabu, 26 Juli 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Dunia Hari Ini, Siap-Siap Naik

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada hari Selasa karena dolar AS yang lebih lemah dan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan mengakhiri siklus pengetatan moneternya setelah kenaikan suku bunga yang diharapkan secara luas minggu ini.

Harga emas dunia diperkirakan akan berada dalam perdagangan terbatas sebelum keputusan Fed. Tapi ada optimisme di sini bahwa Fed hampir selesai dengan kenaikan suku bunga dan itu akan mendukung pasar,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Fokus pada rangkaian pertemuan bank sentral pada pekan ini, dimulai dari keputusan kebijakan The Fed pada Rabu, disusul dengan European Central Bank (ECB) pada Kamis dan Bank of Japan sehari setelahnya.

Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed dan Bank Sentral Eropa, tetapi investor akan menunggu petunjuk prospek dari pembuat kebijakan, terutama dari Ketua Fed Jerome Powell.

"Pasar akan menantikan pidato Powell besok dan jika tampaknya mereka cenderung condong ke satu kenaikan suku bunga lagi, maka itu akan menjadi berita buruk bagi emas," kata Moya.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena ini meningkatkan biaya peluang untuk menahannya.

Para pemimpin tertinggi China berjanji pada hari Senin untuk meningkatkan dukungan kebijakan ekonomi, dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik.

"Pernyataan dari Beijing untuk menggarap lebih banyak stimulus ekonomi akan positif untuk permintaan ritel emas oleh konsumen China," kata Peter Fertig, analis di Quantitative Commodity Research - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

Selasa, 25 Juli 2023

PT Rifan Financindo - Harga Emas Kembali Turun Menjelang Keputusan Fed

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada hari Selasa, memperpanjang kerugian menjadi sesi keempat berturut-turut sebelum dimulainya rapat Federal Reserve minggu ini, sementara tembaga alami penguatan dengan fokus tetap pada langkah-langkah stimulus China.

Penguatan dolar dan Treasury yields juga menekan harga logam. Investor beralih ke greenback untuk mengantisipasi rapat Fed.

Kerugian baru-baru ini membuat emas mundur ke level $1.950/oz, yang diperkirakan akan diuji sebagai support karena pasar khawatir terhadap keputusan Fed mendatang.

Emas spot turun sedikit ke $1.954,34/oz, sementara emas berjangka yang akan berakhir pada Agustus turun 0.3% menjadi $1.955,75/oz pukul 07.08 WIB - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com