PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia kokoh di rentang level tertingginya tahun ini. Investor masih wait and see terhadap perkembangan terbaru pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) secara global dan seperti apa respons pasar.
Harga emas di pasar spot cenderung flat. Pada
07.30 WIB harga logam mulia dibanderol US$ 1.770,37/troy ons atau
melemah tipis 0,06% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin.
Peningkatan jumlah kasus virus corona di sebagian besar Amerika
Serikat telah membuat pasar gelisah dan mendukung emas, ada fenomena beralih ke emas sejak minggu lalu ... Namun untuk saat
ini, para trader sedang menunggu untuk melihat bagaimana kinerja ekuitas
dan jika terjadi tekanan jual di pasar saham nantinya, emas akan
bergerak lebih tinggi.
Lonjakan kasus tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tetapi
juga belahan dunia lain. China yang juga melaporkan adanya peningkatan
kasus akhirnya memilih untuk mengkarantina Beijing sebagai episentrum
baru wabah.
Sementara itu di Inggris, Menteri Kesehatan Matt Hancock meminta
Leicester untuk kembali dikarantina lantaran laju infeksi Covid-19 di
wilayah tersebut merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan
wilayah lain.
Hancock berkata sekolah dan beberapa toko yang dinilai kurang
esensial harus ditutup dan warga dilarang untuk bepergian keluar maupun
di dalam kota. Kami tidak mengambil keputusan ini dengan mudah, tetapi
kepentingan rakyat Leicester lah yang kami utamakan.
Namun, Stephen Innes, kepala strategi pasar di perusahaan jasa
keuangan AxiCorp mengatakan rendahnya inflasi menimbulkan tantangan bagi
emas untuk kembali reli."Mengingat inflasi mengarah lebih rendah baik
dalam jangka pendek dan menengah, emas butuh (imbal hasil obligasi) yang
terus turun tahun ini.
Rendahnya inflasi juga berpotensi membuat bank sentral Eropa (ECB)
kembali menambah jumlah uang yang disuntikkan ke perekonomian
melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP).
Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk
membeli aset-aset keuangan sehingga secara total ECB menggelontorkan
uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya
di 750 miliar euro.
Namun ekonom Eropa Florian Hense memperkirakan bahwa ECB mungkin akan
menambah 1 triliun euro (US$ 1,12 triliun) untuk mendukung langkah
pembelian aset finansial dalam dua atau tiga tahun ke depan.
Pelaku pasar sejatinya juga melihat peluang bahwa ECB mungkin akan
menyuntik uang lebih dari 500-600 miliar euro. Ada kemungkinan tambahan
hingga 800 miliar euro yang membuat total alokasi untuk program PEPP ini
menjadi 1,6 triliun euro.
Meski kebijakan yang diambil oleh ECB dan stimulus fiskal yang
digelontorkan oleh masing-masing pemerintah anggota Uni Eropa akan
memberikan dampak positif bagi inflasi, tetapi Hense yakin bahwa ini
hanya masalah waktu sebelum ECB akan mengambil tindakan tambahan.
Riset mandiri ECB pada program pembelian aset sebelumnya menunjukkan
bahwa keputusan yang diambil pada Juni akan memberikan dampak kecil
bagi inflasi, proyeksi inflasi saat ini masih terlalu optimistik. Jika demikian
maka ECB akan membutuhkan langkah tambahan dari yang sudah direncanakan
merespons inflasi yang lemah di bulan Juni.
Di tengah kondisi yang serba tidak pasti memang minat terhadap emas sebagai aset safe haven
meningkat. Namun meski banjir stimulus sudah terjadi outlook inflasi
yang rendah membuat emas agak susah bergerak lebih tinggi - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com