Harga Live: Emas (XAUUSD) | Hang Seng | Nikkei 225 | Brent Oil (BCOUSD)

Kamis, 09 Oktober 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas Berjangka Sentuh Level Tertinggi Multibulan Akibat Serangan Cyber Global


 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mencatat kenaikan drastis, mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan, menyusul laporan tentang serangan cyber berskala global yang menargetkan sistem keuangan utama. Insiden ini memicu kekhawatiran serius tentang kerentanan infrastruktur digital dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Dalam kondisi darurat seperti ini, emas, sebagai aset fisik yang tidak rentan terhadap serangan cyber, menjadi tempat berlindung utama.

Serangan cyber ini menambah lapisan risiko baru di pasar, melampaui risiko ekonomi dan geopolitik tradisional. Investor institusional berbondong-bondong mengalokasikan dana ke emas untuk mengamankan portofolio mereka dari potensi gangguan pasar yang disebabkan oleh krisis digital.

Meskipun otoritas mencoba menenangkan pasar, sentimen risk-off tetap dominan. Kekhawatiran bahwa insiden ini dapat melumpuhkan transaksi dan sistem pembayaran global telah memicu pembelian panik terhadap aset berwujud.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menekankan peran unik emas dalam skenario ini. "Emas adalah pelindung terakhir dari segala risiko, termasuk ancaman digital. Ketika kepercayaan pada sistem digital melemah, permintaan untuk emas fisik dan berjangka melonjak," kata seorang konsultan investasi. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG.

sumber : newsmaker.id

Rabu, 08 Oktober 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Kekuatan Dolar AS di Tengah Prospek Suku Bunga Tinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun signifikan di tengah penguatan berkelanjutan indeks dolar AS. Dolar menguat tajam menyusul pernyataan hawkish dari beberapa anggota Federal Reserve yang menegaskan komitmen mereka untuk menahan suku bunga di level tinggi lebih lama guna menekan inflasi. Prospek suku bunga yang lebih tinggi dan ekonomi AS yang kuat menjadikan aset berdenominasi dolar dan obligasi menjadi sangat menarik, yang mengurangi daya tarik emas, aset non-bunga, bagi investor.

Penguatan dolar AS secara langsung memengaruhi harga emas dengan membuatnya lebih mahal bagi pembeli internasional, sehingga menekan permintaan global. Selain itu, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS, yang menyertai penguatan dolar, meningkatkan biaya peluang memegang emas. Investor cenderung beralih dari emas ke aset yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, memperburuk tekanan jual di pasar berjangka. Sentimen ini mencerminkan dominasi faktor makroekonomi AS dalam menentukan arah harga emas saat ini.

Meskipun menghadapi tekanan dari faktor moneter, analis pasar mencatat bahwa permintaan fisik dari Asia dan pembelian strategis oleh bank sentral global memberikan support dasar, mencegah penurunan harga yang drastis. Emas dipertahankan di atas level teknis penting berkat pembelian jangka panjang ini. Kondisi pasar menunjukkan konflik antara faktor safe-haven (yang mendukung emas) dan faktor suku bunga tinggi (yang menekan emas).

Dalam jangka pendek, harga emas berjangka akan terus berjuang melawan kekuatan dolar AS dan prospek suku bunga The Fed. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat indeks dolar dan pergerakan imbal hasil obligasi 10 tahun AS, karena ini akan menjadi penentu utama tren harga. Untuk emas dapat kembali reli, diperlukan sinyal yang jelas tentang perlambatan ekonomi AS atau perubahan dovish yang tak terduga dari Federal Reserve, yang saat ini tampaknya masih jauh. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 07 Oktober 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pengaruh Utang Negara dan Defisit Anggaran Terhadap Daya Tarik Emas

 

HARGA EMAS HARI INI - Tingkat utang pemerintah yang tinggi dan defisit anggaran yang terus-menerus di negara-negara ekonomi besar, khususnya Amerika Serikat, merupakan faktor fundamental jangka panjang yang mendukung harga emas. Ketika pemerintah mencatat defisit besar, mereka biasanya harus menerbitkan lebih banyak utang (obligasi) untuk menutupinya. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang solvabilitas fiskal jangka panjang dan berpotensi memicu inflasi jika bank sentral terpaksa "mencetak uang" untuk mendanai defisit tersebut.

Kekhawatiran terhadap utang negara ini melemahkan kepercayaan investor terhadap mata uang fiat yang terkait dengan utang tersebut, terutama Dolar AS. Investor, baik institusi maupun individu, mencari aset yang tidak terkait dengan kewajiban pemerintah. Emas, sebagai aset yang tidak memiliki risiko kredit atau risiko default, menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai terhadap risiko sistemik fiskal.

Defisit yang terus membesar juga sering dihubungkan dengan inflasi di masa depan. Meskipun tidak selalu terjadi secara langsung, pasar berasumsi bahwa pemerintah akhirnya akan meredakan beban utang melalui inflasi, yang secara efektif mengurangi nilai riil utang tersebut. Emas, sebagai pelindung nilai inflasi historis, diuntungkan dari ekspektasi ini. Permintaan emas berjangka akan meningkat ketika angka utang nasional diumumkan melebihi perkiraan.

Dengan demikian, meskipun utang negara dan defisit anggaran adalah masalah makroekonomi jangka panjang, sentimen pasar terhadap angka-angka ini memengaruhi keputusan investasi harian. Emas berfungsi sebagai barometer atas kekhawatiran investor mengenai keberlanjutan kebijakan fiskal global. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 06 Oktober 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup Akibat Sentimen Risk-On di Pasar Saham

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan, didorong oleh peningkatan sentimen risk-on di pasar saham global. Indeks saham utama mencapai level tertinggi baru, didukung oleh optimisme investor terhadap perkembangan teknologi baru dan prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat. Ketika selera risiko investor meningkat, mereka cenderung mengalihkan modal dari aset safe haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko dan menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, seperti ekuitas.

Rally di pasar saham ini juga didukung oleh harapan bahwa perusahaan-perusahaan dapat mempertahankan margin keuntungan mereka, meskipun ada tekanan biaya dari inflasi. Hal ini mengurangi kekhawatiran resesi dan membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas menjadi kurang menarik.

Namun, penting untuk dicatat bahwa koreksi tajam di pasar saham, yang dapat dipicu oleh rilis data ekonomi yang mengecewakan atau kejutan geopolitik, dapat dengan cepat memicu "penerbangan ke kualitas" di mana investor kembali mencari perlindungan pada emas.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada keberlanjutan rally pasar saham. Jika optimisme pasar terus berlanjut, emas mungkin akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika volatilitas kembali atau tanda-tanda perlambatan ekonomi muncul, emas akan mendapatkan kembali perannya sebagai aset safe haven. Investor perlu memantau sentimen pasar secara keseluruhan. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 03 Oktober 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Investor Beralih ke Aset Berisiko, Emas Tertekan

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan hari ini, tertekan oleh sentimen risk-on di pasar global. Para investor semakin optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset-aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham dan komoditas industri. Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, meskipun menghadapi tantangan inflasi dan suku bunga tinggi. Hal ini mengurangi kekhawatiran terhadap resesi global dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko.

Pelemahan emas juga diperparah oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kepemilikan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan investasi lain yang memberikan bunga. Selain itu, penguatan dolar AS juga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Meskipun harga emas saat ini sedang tertekan, ada beberapa faktor yang dapat membatasi penurunan lebih lanjut. Salah satunya adalah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi beberapa kawasan dunia. Konflik yang berlanjut di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah dapat sewaktu-waktu memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, juga dapat menjadi pemicu kekhawatiran dan mendorong investor untuk kembali melirik emas. Para analis pasar memperkirakan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang yang sempit, menunggu katalis baru yang dapat mengubah arah pergerakannya.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dari AS yang sangat dinanti-nanti. Jika data inflasi menunjukkan penurunan yang signifikan, hal itu dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Kebijakan The Fed yang kurang hawkish dapat memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, jika inflasi tetap tinggi, The Fed kemungkinan akan tetap hawkish, dan harga emas berpotensi untuk melanjutkan penurunannya. Investor juga akan terus memantau perkembangan geopolitik global, karena setiap eskalasi dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar dan mendorong harga emas kembali naik - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 02 Oktober 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Sentimen Pasar Emas Berjangka Menguat di Tengah Data Pertumbuhan AS yang Melambat

 

HARGA EMAS HARI INI - Sentimen pasar emas berjangka menguat setelah rilis data pertumbuhan PDB Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan di kuartal terakhir. Data PDB yang lebih rendah dari perkiraan ini meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS dan prospek resesi. Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, permintaan terhadap emas sebagai penyimpan nilai cenderung meningkat.

Perlambatan pertumbuhan ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan mengakhiri siklus pengetatan moneter lebih cepat dari yang diumumkan sebelumnya. Pasar mulai memperkirakan bahwa The Fed akan beralih ke kebijakan yang lebih longgar di tahun mendatang, yang secara fundamental sangat mendukung harga emas. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas.

Meskipun Dolar AS sempat menguat sesaat setelah rilis data, tekanan jangka panjang terhadap mata uang tersebut diperkirakan akan berlanjut jika tren perlambatan ekonomi berlanjut. Melemahnya Dolar AS akan membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor internasional, meningkatkan permintaan global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG melihat pelemahan data PDB sebagai katalisator positif jangka menengah untuk emas. "Perlambatan ekonomi AS mengubah narasi dari perjuangan melawan inflasi menjadi kekhawatiran resesi," kata seorang konsultan. "Pergeseran fokus ini sangat menguntungkan emas, dan kami mendorong klien untuk mempertimbangkan alokasi yang strategis." RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 01 Oktober 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan Pasca Rilis Data Ketenagakerjaan AS yang Sangat Kuat

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan signifikan dan diperdagangkan lebih rendah hari ini menyusul rilis laporan Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang menunjukkan penambahan pekerjaan jauh di atas perkiraan. Data ketenagakerjaan yang sangat kuat ini memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS masih tangguh, memberikan ruang yang lebih besar bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga pada level yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Prospek kebijakan moneter yang terus ketat ini meningkatkan daya tarik aset berbunga dan menekan harga emas, aset non-bunga.

Laporan NFP yang optimis menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap ketat, yang berpotensi mempertahankan tekanan inflasi upah. Hal ini secara langsung mendukung sikap hawkish The Fed dan mengurangi spekulasi pasar mengenai potensi pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Akibatnya, imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak tajam, membuat emas menjadi aset yang kurang kompetitif dalam lingkungan investasi saat ini. Investor cenderung mengalihkan modal dari emas ke obligasi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Tekanan jual pada emas juga diperburuk oleh penguatan indeks dolar AS. Dolar menguat tajam sebagai respons terhadap prospek suku bunga yang lebih tinggi dan ekonomi AS yang kuat. Dolar yang lebih kuat secara inheren membuat emas berjangka menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, yang pada gilirannya menekan permintaan global. Sentimen pasar beralih dari mode safe-haven ke mode risk-on, yang semakin membebani logam mulia ini di tengah optimisme ekonomi.

Meskipun menghadapi tekanan yang besar dari data AS yang kuat, emas berhasil mempertahankan level support kunci di tengah kekhawatiran geopolitik yang masih ada. Analis pasar memperkirakan bahwa emas akan memasuki fase konsolidasi atau penurunan moderat hingga data inflasi berikutnya dirilis. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat pidato pejabat The Fed dan bersiap menghadapi volatilitas pasar yang berkelanjutan, karena konflik antara data ekonomi dan kebijakan moneter terus membentuk pergerakan harga emas. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id