Harga Live: Emas (XAUUSD) | Hang Seng | Nikkei 225 | Brent Oil (BCOUSD)

Rabu, 10 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Penguatan Dolar

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah indeks dolar AS menguat tajam. Penguatan dolar ini didorong oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang memperkuat keyakinan investor bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemotongan suku bunga. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan.

Hubungan terbalik antara dolar AS dan harga emas adalah salah satu dinamika pasar yang paling penting. Ketika dolar menguat, emas cenderung melemah, dan sebaliknya. Pergerakan dolar hari ini jelas tidak menguntungkan emas, memicu aksi jual di pasar berjangka. Sentimen ini diperparah oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang membuat aset berdenominasi dolar menjadi lebih menarik dibandingkan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain faktor dolar dan imbal hasil, sentimen pasar secara keseluruhan juga berperan. Jika investor menjadi lebih optimis tentang prospek ekonomi global dan AS, mereka cenderung beralih dari aset safe-haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham. Laporan ekonomi yang kuat dari AS hari ini memberikan dorongan optimisme tersebut, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas.

Prospek jangka pendek untuk emas berjangka akan sangat bergantung pada pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Jika dolar terus menguat dan imbal hasil tetap tinggi, emas kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih lanjut. Namun, jika ada pembalikan mendadak dalam tren ini, emas dapat menemukan dukungan kuat. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat laporan ekonomi AS dan pernyataan bank sentral untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 09 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bagaimana Fluktuasi Pasar Saham Memengaruhi Emas Berjangka?

 

HARGA EMAS HARI INI - Ada hubungan yang sering kali berbanding terbalik antara pasar saham dan harga emas berjangka. Ketika pasar saham global mengalami kenaikan kuat, investor cenderung bersikap "risk-on", yaitu berani mengambil risiko untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi. Mereka akan mengalihkan modal dari aset yang dianggap aman, seperti emas, ke saham yang berpotensi memberikan keuntungan lebih besar. Kondisi ini dapat menekan harga emas berjangka.

Sebaliknya, saat pasar saham mengalami penurunan tajam atau volatilitas tinggi, investor akan beralih ke strategi "risk-off". Mereka akan menjual saham-saham berisiko dan mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan kekayaan mereka. Emas, dengan reputasinya sebagai aset "safe haven", menjadi tujuan utama. Arus modal yang keluar dari pasar saham dan masuk ke pasar emas dapat menyebabkan lonjakan harga yang signifikan dan tiba-tiba.

Hubungan ini sangat jelas terlihat saat terjadi krisis keuangan atau ketidakpastian ekonomi yang besar. Sebagai contoh, selama krisis finansial global 2008 atau saat awal pandemi COVID-19, pasar saham global anjlok sementara harga emas justru melonjak. Investor menggunakan emas sebagai "asuransi" terhadap potensi kerugian di pasar saham.

Dengan demikian, memantau pergerakan pasar saham adalah bagian integral dari analisis pasar emas berjangka. Indeks saham utama seperti S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq sering kali menjadi indikator utama untuk mengukur sentimen risiko investor. Jika indeks-indeks ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan, itu bisa menjadi sinyal bagi para trader emas untuk bersiap menghadapi potensi kenaikan harga. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 08 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Imbal Hasil Obligasi AS yang Stabil Tinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka menghadapi tekanan signifikan akibat stabilnya imbal hasil obligasi pemerintah AS di level yang tinggi. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS, yang seringkali dianggap sebagai tolok ukur untuk suku bunga riil, tetap berada di level yang menarik bagi investor. Lingkungan imbal hasil yang tinggi ini meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak menawarkan pendapatan tetap. Investor yang mencari pendapatan cenderung mengalihkan dana dari emas ke obligasi, terutama dalam lingkungan di mana suku bunga nominal meningkat.

Hubungan terbalik antara emas dan imbal hasil obligasi seringkali menjadi faktor dominan dalam pergerakan harga logam mulia ini. Ketika imbal hasil obligasi, yang menawarkan pendapatan tetap, meningkat, mereka menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan emas. Tekanan ganda dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan ini mungkin bersifat sementara. Jika sentimen pasar bergeser dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran resesi, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, yang dapat mengurangi tekanan pada emas. Selain itu, pembelian oleh bank sentral dan permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India terus memberikan dukungan fundamental bagi harga emas, membatasi potensi penurunan yang signifikan bahkan ketika ada tekanan dari imbal hasil obligasi.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada arah kebijakan moneter Federal Reserve dan bagaimana pasar bereaksi terhadap data ekonomi yang akan datang. Jika inflasi mereda dan The Fed dapat mengambil pendekatan yang lebih dovish, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, dan emas berjangka dapat menemukan kembali momentumnya. Namun, jika The Fed tetap pada jalur pengetatan yang agresif dan imbal hasil obligasi tetap tinggi, emas mungkin akan tetap berada di bawah tekanan. Investor perlu mempertimbangkan prospek imbal hasil obligasi saat mengambil keputusan investasi emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 04 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Permintaan Emas Berjangka dari Tiongkok Kembali Lonjakan Jelang "Golden Week"

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka global mencatat adanya lonjakan permintaan yang signifikan dari Tiongkok, yang didorong oleh persiapan menjelang liburan "Golden Week" di awal Oktober. Liburan nasional yang panjang ini secara tradisional memicu lonjakan pembelian emas baik untuk perhiasan maupun investasi. Permintaan yang kuat dari konsumen ritel dan investor Tiongkok ini memberikan dukungan yang signifikan bagi harga emas di pasar global.

Meskipun data ekonomi Tiongkok menunjukkan pemulihan yang beragam, permintaan emas tetap stabil, bahkan cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap emas sebagai alat penyimpan nilai masih sangat tinggi di kalangan masyarakat Tiongkok. Pembelian fisik emas juga menjadi pilihan populer di tengah volatilitas pasar properti dan ekuitas domestik.

Selain itu, bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBOC), juga terus menambah cadangan emasnya. Pembelian masif ini mencerminkan strategi diversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Langkah strategis ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas di pasar global.

Analis di RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menyoroti peran penting permintaan Asia dalam menjaga stabilitas harga emas. "Permintaan dari Tiongkok, baik dari bank sentral maupun konsumen ritel, adalah pendorong utama bagi harga emas," kata salah seorang analis. "Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun, memberikan dukungan yang kuat bagi emas." RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 03 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Penguatan Dolar AS

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka menunjukkan penguatan hari ini, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur. Eskalasi konflik dan ketegangan politik memicu kekhawatiran investor mengenai stabilitas global, mendorong mereka untuk mencari perlindungan di aset safe-haven seperti emas. Dalam kondisi yang penuh dengan risiko ini, emas kembali membuktikan dirinya sebagai aset yang dapat diandalkan untuk melindungi modal dari gejolak yang tak terduga.

Ketidakpastian geopolitik seringkali menjadi pendorong utama bagi harga emas. Ketika ada ancaman terhadap stabilitas politik atau ekonomi global, investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko dan beralih ke aset yang memiliki sejarah sebagai tempat berlindung yang aman. Emas, dengan sejarah panjangnya sebagai aset safe-haven, adalah salah satu pilihan utama selama periode ketidakpastian ini. Minat beli dari investor institusional dan ritel terlihat meningkat, mendorong harga di pasar berjangka.

Selain itu, volatilitas di pasar komoditas dan mata uang juga menambah daya tarik emas. Fluktuasi harga minyak dan komoditas industri lainnya mencerminkan ketidakpastian seputar rantai pasokan global, yang semakin mendorong investor untuk mencari stabilitas. Emas, sebagai aset yang tidak berkorelasi langsung dengan geopolitik, seringkali menjadi pilihan yang menarik selama periode ketidakpastian ini. Ini menjadikannya pilihan yang penting untuk diversifikasi portofolio.

Dalam jangka pendek, ketidakpastian geopolitik yang dominan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas berjangka. Selama ada kekhawatiran mengenai prospek stabilitas global, emas akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik. Namun, jika ada penurunan mendadak dalam ketegangan politik, emas mungkin akan menghadapi tekanan. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat perkembangan geopolitik untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 02 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 01 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup: Sentimen Risk-On Dorong Investor Tinggalkan Aset Safe Haven

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan, didorong oleh peningkatan sentimen risk-on di pasar global. Indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan, didukung oleh laporan pendapatan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan dan harapan bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Ketika selera risiko investor meningkat, mereka cenderung mengalihkan modal dari aset safe haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko dan menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, seperti saham.

Hubungan terbalik antara emas dan pasar saham ini seringkali menjadi indikator sentimen pasar yang penting. Ketika investor merasa lebih percaya diri tentang prospek pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas perusahaan, mereka cenderung meninggalkan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Lingkungan risk-on seperti ini membuat emas kurang menarik dibandingkan dengan aset-aset yang menawarkan potensi pertumbuhan modal atau pendapatan dividen.

Namun, penting untuk diingat bahwa korelasi ini tidak selalu sempurna. Jika rally di pasar saham didasarkan pada spekulasi atau harapan yang tidak realistis, emas dapat dengan cepat mendapatkan kembali momentumnya jika sentimen pasar berbalik. Koreksi tajam di pasar saham, yang seringkali terjadi setelah periode euforia, dapat memicu "penerbangan ke kualitas" di mana investor berbondong-bondong kembali ke emas untuk mencari perlindungan.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada keberlanjutan rally pasar saham. Jika pasar saham terus naik dan investor tetap optimis, emas mungkin akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika ada tanda-tanda perlambatan ekonomi atau kekecewaan dari laporan perusahaan, emas dapat dengan cepat mendapatkan kembali perannya sebagai aset safe haven. Investor perlu memantau tidak hanya pergerakan saham, tetapi juga alasan di baliknya untuk memahami potensi dampaknya pada emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id