Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 13 Desember 2022

PT Rifan Financindo - Emas Capai Low Hampir Seminggu sebelum Laporan Inflasi & Keputusan Fed

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Kembali, buyer emas ingin menyelesaikan tahun ini pada atau di atas $1.800 - jika data indeks harga konsumen (IHK) dan keputusan suku bunga Fed akan memungkinkan mereka, itu saja.

Kontrak emas berjangka Februari di Comex New York menyelesaikan perdagangan Senin di $1.793,30/ons, turun 0,7%, pada hari itu. Sesi terendah di $1.788,95 merupakan level terendah untuk emas Comex sejak 7 Desember, mencapai titik bawah hampir satu minggu.

Harga emas spot, yang lebih dipantau daripada futures oleh beberapa trader, ditutup turun 0,73% di $1.782,11/ons.

Pukul 07.37 WIB, kedua instrumen naik tipis di bawah 0,1%.

"Harga emas berada di bawah level $ 1800 kala trader menunggu laporan inflasi utama dan keputusan FOMC," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

"Emas memiliki kinerja yang kuat baru-baru ini karena trader percaya bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, sementara beberapa orang berharap bahwa soft landing masih mungkin terjadi [untuk ekonomi AS]."

Kenaikan suku bunga merupakan pemberat bagi emas, yang dianggap sebagai ekspektasi safe-haven terhadap ekonomi yang lesu.

Meski kenaikan 50 basis poin yang relatif moderat dari Federal Reserve untuk bulan Desember telah diperkirakan untuk keputusan hari Rabu setempat, investor juga akan fokus pada indikasi seberapa tinggi tingkat suku bunga pada akhirnya dapat naik. Indikasi terbaik untuk itu, tentu saja, akan datang dari konferensi pers Ketua Jerome Powell setelah keputusan suku bunga, tetapi tanda awal mungkin sebenarnya ada dalam laporan Indeks Harga Konsumen hari Selasa untuk bulan November.

Para ekonom memperkirakan laporan IHK akan memberikan tingkat inflasi tahunan telah melambat ke 7,3% dari pertumbuhan tahunan sebesar 7,7% pada bulan Oktober.

"Kendati harga barang inti dalam IHK masih sangat mungkin menurun pada bulan November mengingat jatuhnya harga mobil bekas, peningkatan baru dalam PPI barang inti menyoroti bahwa masih ada beberapa risiko kenaikan yang kurang diperkirakan untuk harga barang ke tahun depan," ekonom Citigroup Veronica Clark mengatakan dalam komentar yang dilapor oleh Reuters pada hari Jumat.

Data dari pekan lalu menunjukkan harga produsen AS naik sedikit lebih baik dari yang diharapkan pada bulan November di tengah lonjakan biaya layanan. Tetapi tren yang mendasarinya sedang moderat pasalnya tekanan rantai pasokan mereda dan permintaan barang surut.

Kenaikan baru ini data pekerjaan AS juga telah menghidupkan kembali kekhawatiran inflasi, terutama dengan pertumbuhan upah yang meningkat pada bulan November.

Dalam upayanya untuk mengendalikan lonjakan harga, Fed menambahkan 375 basis poin ke suku bunga sejak Maret melalui enam kenaikan suku bunga. Sebelumnya, suku bunga memuncak hanya 25 basis poin, karena bank sentral memangkasnya hingga hampir nol setelah wabah COVID-19 global pada tahun 2020.

The Fed mengeksekusi empat kenaikan suku bunga besar berturut-turut sebesar 75 basis poin dari Juni hingga November. Kendati kenaikan 50 basis poin lebih sederhana yang diharapkan untuk bulan Desember menandakan poros kebijakan, The Fed telah mengindikasikan dapat berubah agresif lagi dengan suku bunga pada tahun 2023 jika inflasi menunjukkan sedikit tanda menurun.

Di sisi ekonomi, tidak ada definisi resmi resesi, meskipun banyak ekonom menggunakan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut sebagai tolok ukur untuk kemunduran tersebut. Pada catatan itu, PDB AS turun kembali dalam dua kuartal pertama tahun ini, mencatat pertumbuhan negatif 1,6% dan 0,6%.

Namun, kuartal III tahun 2022, membuat pertumbuhan PDB positif sebesar 2,6%, menimbulkan pertanyaan apakah soft landing bisa mungkin terjadi pada ekonomi, selain potensi resesi yang berkelanjutan - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com 

Senin, 12 Desember 2022

PT Rifan - Harga Emas Bergerak Turun, Pekan Fed Dan Inflasi AS Dimulai

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas turun di bawah level kunci pada hari Senin dan pasar berhati-hati menjelang rilis data inflasi utama AS dan rapat Federal Reserve minggu ini, sedangkan ketidakpastian atas meningkatnya kasus COVID-19 di China menekan harga tembaga.

Harga emas telah bereaksi positif terhadap data minggu lalu yang menunjukkan inflasi harga produsen AS turun kembali pada bulan November, meskipun dengan laju lebih lambat dari perkiraan. Angka ini dapat menjadi isyarat tren serupa untuk indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada hari Selasa.

Meningkatnya inflasi AS mendorong serangkaian kenaikan suku bunga besar oleh The Fed tahun ini, yang sangat membebani pasar logam dengan menaikkan biaya peluang memiliki aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Bank sentral juga akan mengakhiri rapat dua hari pada hari Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB, di mana Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin yang relatif lebih kecil. Tetapi skala kenaikan suku bunga di masa depan sebagian besar akan didorong oleh jalur inflasi AS.

Harga emas spot turun 0,2% di $1.793,72/oz dan emas berjangka turun 0,3% di $1.804,95/oz 07.30 WIB. Logam kuning telah mengakhiri minggu lalu sebagian besar datar, kala trader menunggu rilis data utama minggu ini.

Logam mulia lainnya juga turun pada hari Senin. Platinum turun 1,7%, dan perak turun 0,9%.

Pasar mewaspadai tanda-tanda bahwa inflasi AS tetap lebih ketat dari yang diperkirakan pada bulan November, yang dapat menunjukkan lebih banyak kenaikan suku bunga oleh Fed. Bank sentral telah memperingatkan bahwa suku bunga AS dapat mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan jika inflasi terbukti tetap tinggi.

Dolar AS sedikit menguat pada hari Senin untuk mengantisipasi indikator ekonomi AS, setelah juga mengambil beberapa dukungan dari data inflasi PPI lebih besar dari perkiraan.

Di antara logam industri, harga tembaga turun pada hari Senin setelah mengalami kenaikan dua minggu berturut-turut, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas COVID di China.

Tembaga turun 0,4% di $3,8412. Nikel turun 3% hingga Sabtu, timah turun 1,36% di ICE London pada penutupan Jumat, dan tembaga turun 0,66% pukul 13.51 WIB.

China mengurangi beberapa pembatasan anti-COVID secara nasional minggu lalu, sebuah langkah yang diharapkan pada akhirnya akan mendorong pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Tetapi para analis mengingatkan bahwa pelonggaran pembatasan COVID kemungkinan akan menyebabkan lonjakan infeksi dalam waktu dekat, yang dapat menunda penarikan aturan pembatasan lebih lanjut .

Hal ini telah menimbulkan keraguan atas garis waktu pemulihan ekonomi di negara pengimpor tembaga terbesar di dunia tersebut.

Melemahnya data ekonomi dari beberapa ekonomi utama juga telah mengurangi prospek tembaga, yang biasanya cenderung mendapat dukungan dari lingkungan dengan pertumbuhan tinggi.

Sedangkan, karet naik 0,65% pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle ICE London mencapai 402,00, kakao AS turun 1,46% pada Sabtu. Serta, kopi robusta di London berada di 1.864,00 dan gas alam naik 9,23% pukul 13.54 WIB.

Dari mata uang, GBP/JPY naik 0,08%, GBPUSD turun 0,16%, EURUSD turun 0,03%, dan AUD/USD turun 0,32% pukul 13.47 WIB. 

Kabar kripto bitcoin turun 1,34% BTC/USD dan ethereum turun 2,22% (ETH/USD). Lainnya, ETC/USD turun 5,24% - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 09 Desember 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Tembus USD1.800/Ounce, Naik Tiga Hari Berturut-Turut

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas menembus level psikologis USD1.800 pada akhir perdagangan (Jumat pagi WIB). Harga emas naik memperpanjang keuntungan dalam tiga hari berturut-turut, didorong beberapa permintaan safe haven dan dolar AS yang lebih lemah. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange naik USD3,50 atau 0,19% menjadi USD1.801,50 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD1.806,90 dan terendah sesi di USD1.793,20. 

Harga emas pun berhasil menembus level kunci pada perdagangan Kamis, karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi global mendorong beberapa permintaan safe haven membeli logam kuning.

Beberapa bank besar AS juga memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi yang membandel akan menyebabkan resesi AS pada tahun 2023. Pembalikan kurva imbal hasil AS juga dirasakan oleh beberapa pelaku pasar sebagai indikator resesi yang akan datang. 

Sementara itu, dolar melemah karena para pelaku pasar mencerna sejumlah data ekonomi dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,31% menjadi 104,7760. Penurunan dolar membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Emas juga mendapat dukungan karena permintaan ritel China untuk emas diperkirakan akan meningkat tajam, menurut analis pasar. 

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS naik menjadi 230.000 untuk pekan yang berakhir 3 Desember, naik 4.000 dari minggu sebelumnya 226.000.

Investor juga fokus pada data inflasi produsen AS untuk November, yang akan dirilis pada Jumat, untuk mengukur jalur tekanan harga di negara tersebut, serta menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 32,4 sen atau 1,41% menjadi USD23,246 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari bertambah USD3,10 atau 0,31% menjadi USD1.014,60 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

 

 

 

Selasa, 06 Desember 2022

PT Rifan Financindo - Emas Tembus Bawah $1.800, Kekhawatiran Fed Hadir Kembali Gegara Rilis Data

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun di bawah level kunci pada hari Selasa. Pasar logam kembali di bawah tekanan karena data AS yang lebih kuat dari perkiraan menopang dolar dan meningkatkan ketidakpastian atas kekuatan dalam ekonomi AS serta bagaimana Federal Reserve akan menanggapinya.

Dolar naik untuk sesi pertama kalinya dalam empat sesi pada hari Senin, pulih dari level terendah lima bulan setelah factory orders dan data sektor jasa AS menunjukkan bahwa beberapa aspek ekonomi berjalan jauh di atas ekspektasi, yang dapat meningkatkan tekanan inflasi.

Hal ini bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lama dari yang diharapkan, terutama jika inflasi tetap tinggi di atas kisaran target bank sentral. Meski Fed telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang, bank sentral juga mengingatkan bahwa suku bunga dapat mencapai puncaknya pada tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Skenario seperti itu akan negatif untuk sebagian besar aset yang tidak menghasilkan yield, dengan emas kemungkinan akan terkena dampak paling besar. Bank sentral AS sekarang akan bertemu minggu depan dalam rapat terakhirnya untuk tahun 2022.

Harga emas spot flat di sekitar $1.769,30/oz, dan harga emas berjangka stabil di $1.781,55/oz. Kedua instrumen jatuh sekitar 1,7% pada hari Senin, hari terburuknya dalam hampir tiga bulan.

Kenaikan suku bunga merupakan beban terbesar pada harga emas tahun ini, karena imbal hasil yang lebih tinggi pada utang meningkatkan biaya peluang memiliki emas. Kendati logam kuning telah pulih dari posisi terendah yang dicapai awal tahun ini, prospeknya tetap dibatasi oleh ketidakpastian atas jalur suku bunga AS.

Logam mulia lainnya juga melemah pada hari Selasa setelah turun tajam di sesi sebelumnya. Platinum turun 0,1%, sedangkan perak flat di sekitar $22.422. Kedua logam tersebut masing-masing anjlok 2,4% dan 4,4% pada hari Senin.

Di antara logam industri, harga tembaga membalikkan kenaikan awal pada hari Senin dalam kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi sebagian besar mengimbangi optimisme atas potensi pemulihan permintaan China.

Harga tembaga flat di sekitar $3,7900 setelah anjlok 2% di sesi sebelumnya.

Meski logam merah mengisyaratkan pemulihan yang kuat selama dua minggu terakhir di tengah tumbuhnya optimisme atas penarikan langkah-langkah anti-COVID di China, kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan semakin menghambat aktivitas ekonomi tampaknya telah mempersingkat pemulihan.

China masih belum memberikan sinyal bahwa mereka akan mengurangi keseluruhan kebijakan zero-COVID, dan sejauh ini hanya mengurangi langkah-langkah tertentu di kota-kota besarnya - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 05 Desember 2022

PT Rifan - Emas Bertahan Di $1.800, Tembaga Ditopang Pembukaan Kembali COVID China

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas stabil pada hari Senin meskipun data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan memberikan indikasi lebih banyak potensi kenaikan suku bunga, sementara harga tembaga naik saat banyak kota di China yang melonggarkan pembatasan COVID-19 dan meningkatkan harapan untuk pembukaan kembali penuh.

Sementara nonfarm payroll AS tumbuh lebih baik pada bulan November, pasar tampaknya tetap berpegang pada pesan Federal Reserve bahwa suku bunga akan naik dengan tingkat yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang.

Dolar AS juga tampaknya telah mengambil sedikit dukungan dari data pekerjaan, dan diperdagangkan di level terendah lima bulan, sementara yield treasury AS bergerak di atas posisi terendah dua bulan.

Harga emas diperkirakan akan pulih lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang seiring kenaikan suku bunga Fed melambat. Tetapi ketidakpastian atas jalur inflasi AS, serta tingkat terminal Fed, masih diperkirakan akan memacu volatilitas di pasar.

Emas spot naik 0,1% di $1.800,10/oz, dan emas berjangka naik 0,2% di $1.813,40/oz, dan kedua instrumen diperdagangkan di level tertinggi hampir empat bulan.

Logam mulia lainnya ditopang oleh ekspektasi Fed yang kurang hawkish. Platinum naik 0,6%, sedangkan perak naik 0,9%. Pasar logam mulia mencatat kerugian besar tahun ini karena kenaikan suku bunga AS meningkatkan biaya peluang untuk memiliki aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Hal ini membuat emas kehilangan status safe haven-nya, dan telah membuat logam kuning diperdagangkan lebih sejalan dengan aset konvensional yang didorong oleh aset risiko tahun ini.

Sentimen dalam sesi terakhir juga didukung oleh lebih banyak kota di China mengendurkan tindakan anti-COVID selama akhir pekan. Pusat-pusat ekonomi termasuk Beijing dan Shanghai keduanya melonggarkan beberapa langkah pergerakan dan pengujian, pasalnya pemerintah berusaha untuk menenangkan gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebijakan zero-COVID yang ketat.

Reuters juga melaporkan bahwa pemerintah bersiap untuk mengumumkan pelonggaran pembatasan secara nasional dalam beberapa minggu mendatang.

Logam industri naik tajam di tengah prospek pembukaan kembali China yang lebih luas, mengingat negara tersebut merupakan salah satu negara importir komoditas terbesar di dunia.

Harga tembaga naik 0,4% di $3,8718 per pon setelah reli lebih dari 6% minggu lalu. Harga logam merah juga diperdagangkan di level tertinggi tiga minggu.

Permintaan tembaga diperkirakan akan meroket karena pembukaan kembali China, namun pasokan mengetat dalam beberapa bulan terakhir karena produksi yang lebih rendah dari penambang utama di Chili dan Peru - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Kamis, 01 Desember 2022

Rifan Financindo - Harga Emas Tembaga Naik Ke High 2 Minggu Pasca Statemen Powell

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dan tembaga menyentuh level tertinggi dua minggu pada hari Kamis setelah perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendorong reli di pasar logam, sementara pelonggaran lockdown COVID-19 di China juga membantu sentimen.

Ketua Fed mengatakan dalam sebuah pidato di Washington bahwa bank sentral kemungkinan akan memoderasi laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, saat melangkah mundur untuk mengamati efek kenaikan suku bunga yang besar pada ekonomi tahun ini.

Tetapi Powell mengingatkan bahwa suku bunga AS akan mencapai puncaknya di tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, sebagian besar karena inflasi tetap tinggi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Fed, mencapai sekitar 5% pada bulan Oktober, jauh di atas target 2% Fed.

Tetapi komentar Powell masih memicu reli luas di pasar logam, pasalnya prospek kenaikan suku bunga yang lebih lambat menawarkan bantuan jangka pendek ke pasar yang terpukul oleh kenaikan suku bunga tahun ini.

Emas spot naik 0,4% di $1.776,58/oz, dan emas berjangka yang berakhir pada bulan Februari naik 0,2% di $1.789,85/oz pukul 07.46 WIB. Kedua instrumen menguat lebih dari 1% pada hari Rabu, dan diperdagangkan di level tertinggi dua minggu.

Harga emas juga mencatat kenaikan kuat pada bulan November usai beberapa pejabat Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, prospek logam kuning ini diselimuti oleh ketidakpastian di mana suku bunga AS akan mencapai puncaknya, mengingat bahwa tingkat terminal Fed akan sangat ditentukan oleh jalur inflasi AS.

Di antara logam industri, harga tembaga melonjak ke level tertinggi lebih dari dua minggu dalam sinyal positif dari potensi pembukaan kembali di China.

Harga tembaga berjangka stabil di sekitar $3,7838 pada hari Kamis, setelah reli lebih dari 4% di sesi sebelumnya - hari terbaiknya dalam hampir sebulan.

China mengurangi pembatasan terkait COVID di dua kota besar minggu ini di tengah meningkatnya penolakan publik terhadap kebijakan zero-COVID yang ketat di negara itu, yang menyaksikan aksi protes yang belum pernah terjadi sebelumnya memanaskan beberapa wilayah negara itu.

Kebijakan zero-COVID China menyebabkan gangguan ekonomi yang meluas di negara itu tahun ini, mengganggu aktivitas bisnis dan juga membebani minat atas komoditasnya.

Tetapi potensi pembukaan kembali di negara importir tembaga terbesar di dunia ini sebagian besar diperkirakan akan memicu pemulihan permintaan dan menguntungkan harga tembaga - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 30 November 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Dan Tembaga Menuju Bulan Terbaik 2022 Dalam Fed Dovish & Harapan China

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dan tembaga stabil pada hari Rabu untuk mengantisipasi pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell, tetapi menuju kenaikan bulanan terbaiknya tahun ini menyusul sinyal bahwa kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang.

Powell diharapkan akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter untuk sisa tahun ini ketika ia berbicara dalam sebuah acara di Washington pada hari ini. Pasar juga menunggu data payroll kunci AS pekan ini.

Sementara menit dari rapat Fed bulan November menunjukkan bahwa semakin banyak anggota Fed yang mendukung kenaikan suku bunga lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang, para pembicara Fed telah mengingatkan bahwa inflasi tinggi kemungkinan akan membuat suku bunga AS tetap tinggi hingga tahun 2024.

Hal ini tidak banyak menahan reli selama sebulan di pasar logam, pasalnya prospek kenaikan suku bunga yang lebih rendah pada bulan Desember menawarkan banyak kelegaan pada aset yang tidak menghasilkan seperti emas.

Harga emas spot stabil di sekitar $1.748,99/oz, sedangkan emas berjangka turun 0,1% di $1.747,30/oz. Kedua instrumen tersebut melonjak hampir 1% pada hari Selasa, dan akan naik sekitar 7% untuk bulan November - kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2021.

Tetapi prospek emas masih tetap diredam, mengingat inflasi AS cenderung jauh di atas target tahunan Fed. Inflasi tinggi dapat membuat bank sentral memperketat kebijakan moneter lebih lanjut untuk menurunkan harga - sebuah skenario yang negatif untuk emas.

Logam kuning turun tajam tahun ini tatkala kenaikan suku bunga mendorong naiknya biaya peluang untuk memiliki aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Di antara logam industri, harga tembaga turun sedikit pada hari Rabu, tetapi juga akan mencatat bulan terbaiknya pada tahun 2022.

Tembaga berjangka turun 0,1% di $3,6405, setelah naik 0,7% di sesi sebelumnya. Tetapi komoditas ini akan naik hampir 8% pada bulan November - bulan terbaiknya sejak awal 2021.

Harga tembaga sebagian besar ditopang oleh spekulasi atas pengurangan pembatasan terkait COVID di negara importir utama China.

Importir tembaga terbesar di dunia itu menghadapi peningkatan kemarahan publik atas penanganan pandemi COVID-19, yang telah mendorong spekulasi bahwa pemerintah akan dipaksa untuk menangguhkan langkah-langkah pembatasan.

Tetapi Beijing sejauh ini tidak memberikan indikasi seperti itu, saat negara itu bergumul dengan peningkatan infeksi harian COVID-19 yang mencapai rekor tertinggi. Hal ini menyebabkan diberlakukannya kembali pembatasan pergerakan yang ketat di beberapa kota besar selama dua bulan terakhir, yang sangat membebani perekonomian China - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com