Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 20 Desember 2018

RIFANFINANCINDO BANDUNG - Wall Street Anjlok Usai Pertemuan The Fed


RIFANFINANCINDO BERJANGKA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan usai the Federal Reserve (the Fed) prediksi sedikit kenaikan suku bunga pada 2019. Sebelumnya investor mengharapkan kebijakan moneter lebih lembut atau dovish.

Usai gelar pertemuan dua hari, The Federal Open Market Committee menyatakan risiko terhadap ekonomi kurang seimbang tetapi akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global, serta menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi.

Pada pertemuan digelar dua hari ini, the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen menjadi 2,25 persen-2,5 persen. Namun, The Federal Reserve memangkas menaikkan suku bunga acuan menjadi sebanyak dua kali pada 2019 dari ditargetkan semula tiga kali

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 351,98 poin atau 1,49 persen menjadi 23.323,66. Indeks saham S&P 500 tergelincir 35,48 poin atau 1,39 persen menjadi 2.510,68. Indeks saham Nasdaq terpangkas susut 140,80 poin atau 2,08 persen menjadi 6.643,11.

Investor melihat pernyataan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell tidak mengubah kebijakan menjag neraca keuangannya pada autopilot mengangkat kekhawatiran pengetatan kondisi keuangan yang menempatkan tekanan lebih lanjut di pasar keuangan.

"Powell tetap teguh dalam pernyataannya. Dia tidak melihat pengetatan apa pun yang berasal dari pengabaian neraca keuangan. Kami melihat kondisi keuangan yang lebih ketat dan pertumbuhan melemah,” tutur Quincy Krosby, Chief Market Strategis Prudential Financial, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (20/12/2018).

Sementara itu, Chief Market Strategist Leuhold Group menilai, reaksi pasar akan berlebihan terhadap the Fed. Akan tetapi, Powell menyatakan tidak melihat ada masalah dengan neraca. “Itulah yang menyakitkan, itu adalah jalur lain yang tidak disukai oleh dovishness,” tutur dia.

Adapun bank sentral mengizinkan USD 50 miliar untuk menjalankan neraca, membeli obligasi untuk meransang ekonomi selama dan setelah krisis keuangan.

“Saya pikir dari neraca keuangan telah lancar dan memenuhi tujuannya. Saya tidak melihat perubahan itu,” tutur dia.

Seluruh Sektor Saham Tertekan

Seluruh sektor saham tertekan  yang masuk indeks S&P 500. Sektor saham utilitas, real estate, dan konsumen mencatatkan penurunan terkecil. Sepanjang tahun berjalan 2018, sektor saham utilitas dan perawatan kesehatan berada di zona positif.

Sejumlah saham dari berbagai sektor tertekan usai pengumuman the Fed termasuk perusahaan konsumen antara lain Target, Newell Brands dan Norstrom yang semuanya turun lebih dari tiga persen. Bank-bank termasuk Citigroup dan Wells Fargo masing-masing terpangkas lebih dari 1,5 persen.

Produsen pesawat Boeing turun 2,5 persen, saham 3M terpangkas 2,3 persen, dan saham United States Steel Corp tergelincir enam persen.

Saham FedEx susut 12,2 persen, dan membukukan koreksi terbesar dalam 10 tahun usai perusahaan logistik memangkas prediksi 2019. Saham Micron Technology Inc merosot 7,9 persen.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun berada di titik terendah dalam 10 tahun ke posisi 2,79 persen, dan ini merupakan level terendah sejak 30 Mei. Obligasi di bawha 30 tahun, imbal hasilnya di bawah tiga persen. Pelaku pasar obligasi tampaknya percaya kalau the Fed telah memperlambat ekonomi.

“The Fed masih melihat fondasi yang kuat untuk ekonomi berdasarkan angka-angka dan masih melihat kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada 2019. Yang dibutuhkan pasar, pernyataan the Fed untuk membuktikan benar, kalau data ekonomi yang lebih kuat,” kata Krosby.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 10,81 miliar saham. Angka ini di atas rata-rata 20 hari perdagangan saham 8,22 miliar saham.

sumber : bisnis.liputan6.com

baca juga : 
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu 
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK 
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat

Tidak ada komentar :

Posting Komentar