Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 29 Desember 2015

Mbah Google, Mau Jadi Operator Telko di Indonesia?


PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Setelah uji coba teknis Project Loon tuntas digelar akhir 2016 nanti, muncul pertanyaan menggelitik. Apakah Google berniat melanjutkannya ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya mengajukan lisensi ke Menkominfo Rudiantara untuk jadi operator telekomunikasi?

Pertanyaan ini akhirnya dijawab langsung oleh Sergey Brin, pendiri Google yang saat ini ikut membidani proyek-proyek rahasia di Lab Google X. Apalagi selain Project Loon, Google juga punya sejumlah teknologi yang terkait dengan telekomunikasi.

Misalnya, layanan Mobile Virtual Network Operator (MVNO) yang diberi nama Project Fi. Google juga tercatat merupakan anggota konsorsium di sejumlah kabel laut. Selain itu, Google juga punya satelit komunikasi data.

Jadi wajar saja, kalau kemudian banyak yang bertanya. Dengan dukungan teknologi, infrastruktur, dan finansial yang melimpah, apakah raksasa teknologi itu berniat memanfaatkannya untuk menjadi operator layanan telekomunikasi? Kekhawatiran itu sempat diutarakan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah.

Saat ditemui di gedung Kemenkominfo usai menemui Menkominfo Rudiantara tadi malam, Senin (28/12/2015), Sergey pun akhirnya menjawab semua pertanyaan itu. Menurutnya, Google saat ini masih fokus bermitra dengan Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata saja dalam Project Loon.

Bos Google X ini coba meyakinkan bahwa pihaknya tidak berniat memanfaatkan teknologinya untuk menjadi operator telekomunikasi. Mereka membutuhkan izin lisensi spektrum agat bisa memakai balon sebagai alat pemancar sinyal telekomunikasi.

Karena operator telekomunikasi yang memiliki izin tersebut, maka Google mesti bekerja sama dengan mereka agar bisa melakukan uji coba. Brin pun menyatakan bahwa mereka akan fokus pada kerjasama.

"Kami sangat fokus pada kerjasama dengan operator telekomunikasi lokal. Baru-baru ini kami menandatangani perjanjian dengan operator besar, Telkomsel, XL, Indosat. Kami sangat fokus pada kerjasama," tegas Sergey saat ditanya detikINET soal kemungkinan Google mengajukan lisensi operator ke Kominfo.

Selain Loon, Sergey juga mengungkap soal Project Fi yang merupakan paket layanan prabayar ala perusahaan telekomunikasi. Menurutnya proyek ini khusus mereka jalankan sendiri di Amerika Serikat. Kendati demikian, Google masih terbuka bila ada rekanan di luar AS yang ingin bekerja sama seputar teknologi layanan tersebut.

"Saya mesti bicara spesifik bahwa Fi hanya kami selenggarakan di AS saja. Kami memang berminat untuk mendalami kemungkinan memiliki rekan yang menghunakan teknologi ini di berbagai penjuru dunia. Tapi untuk menyelenggarakannya langsung, kami hanya melakukannya di AS," pungkasnya.

Menkominfo Rudiantara sendiri sebelumnya sudah berulang kali menegaskan. Kehadiran Google melalui Project Loon hanya sebatas uji coba teknis dengan ketiga operator seluler itu saja. Selebihnya, ia belum memberikan izin. "Kami tidak akan berikan lisensi ke Google," tegasnya.

sumber : inet.detik.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar