PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga Minyak kembali menetap di atas $ 39 per barel pada hari Selasa,
memantul kembali dari level terendah dalam 6 ½ tahun, karena keputusan
Tiongkok untuk menurunkan suku bunga memberikan pasar dorongan ekstra.
Harga-harga kembali naik karena pasar AS dan Eropa melonjak, menjemput
beberapa kekalahan yang sempat dicatatkan pada sesi perdagangan hari
Senin.
Bank Rakyat Tiongkok mengatakan memotong suku bunga dan persyaratan
cadangan bank. Langkah ini menggarisbawahi kekhawatiran tentang
perlambatan ekonomi di negara terbesar kedua di dunia dan konsumen utama
minyak dunia ini. Kebijakan ini juga membantu pasar global, termasuk
saham AS, yang cendrung rebound.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik $
1,07 atau 2,8% untuk selanjutnya menetap di level $ 39,31 per barel di New York Mercantile
Exchange. Sementara itu, crude brent untuk pengiriman Oktober di bursa
ICE Futures London menambahkan 52 sen atau 1,2% ke level $ 43,21 per
barel.
Data yang dikeluarkan pekan lalu menunjukkan kenaikan rig pengeboran
minyak AS telah membantu penurunan minyak mentah dalam beberapa hari
terakhir, tetapi beberapa analis mengatakan bahwa tidak bisa terus
selamanya seperti itu karena minyak sekarang berada di bawah $ 40. Harga
bisa saja terjerumus lebih parah marah karena faktor kelebihan pasokan.
Selama harga tetap di bawah $ 40, ada kemungkinan bahwa jumlah rig akan turun, kata Naeem Aslam, kepala analis pasar di AvaTrade, dalam sebuah catatan Selasa.
American Petroleum Institute akan merilis laporan pasokan minyak bumi
pada sesi akhir hari Selasa, sementara data Administrasi Informasi
Energi AS akan keluar hari Rabu. Analis yang disurvei oleh Platts
memperkirakan akan ada kenaikan 1,9 juta barel dalam persediaan minyak
mentah.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar