Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Jumat, 29 Agustus 2014

BI: Semua Transaksi Nontunai Harus Gunakan Rupiah

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Deputi Direktur Eksekutif Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Susiati Dewi menyatakan, bank sentral mengatur ketentuan layanan transaksi elektronik. Jika melanggar, izin produk bisa saja dicabut.

Susi menyebutkan, ada beberapa ketentuan mengenai transaksi elektronik, khususnya uang elektronik yang diterbitkan bank sentral. Pertama, transaksi non tunai dalam bentuk apapun harus menggunakan mata uang rupiah.

"Selain itu, jaminan floating fund dari penerbit layanan ada pada bank umum," kata Susi dalam seminar "Peluang dan Tantangan Implementasi Layanan Keuangan Digital di Indonesia," Kamis (28/8/2014).

Di samping itu, bank sentral juga menetapkan batasan transaksi dengan menggunakan uang elektronik. Untuk kepemilikan unregistered, seperti misalnya uang elektronik yang lazim dimiliki masyarakat, maksimum nilai transaksi adalah sebesar Rp 1 juta dan registered mencapai maksimum Rp 5 juta.

Lebih lanjut, Susi juga menyebut penerbit harus mempertimbangkan pengelolaan risiko operasional. Adapun penggunaan maksimum disebutkannya mencapai Rp 20 juta per bulan. "Penerbit juga harus menerapkan prinsip know your customer dan anti money laundering," jelas Susi.

Adapun sanksi yang dijatuhkan beragam, jelas Susi, yqakni teguran tertulis sebanyak 1 hingga 2 kali. Pada akhirnya, bila masih melanggar aturan, produk dapat dibatalkan bahkan dicabut izinnya.

Selain itu, penggunaan uang elektronik juga diimbau bank sentral untuk tidak menerapkan esklusivitas. Susi memberi contoh penggunaan uang elektronik beberapa bank di kereta commuter line dan TransJakarta. Itu, kata dia, tidak menerapkan eksklusivitas.

"Yang ekslusif itu misalnya di tol menggunakan uang elektronik 1 bank saja. Makanya kita dorong untuk kerjasama beberapa bank," ungkap dia.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar