Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Senin, 27 Februari 2023

PT Rifan - Emas Flat Di Sekitar Terendah 2 Bulan Di Tengah Kekhawatiran Fed

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas flat pada hari Senin, bergerak di sekitar level terendah dua bulan di tengah kekhawatiran atas inflasi AS yang tinggi dan respons hawkish dari Federal Reserve, sementara harga logam lainnya tetap berada di kisaran yang terbatas.

Harga emas jatuh minggu lalu setelah serangkaian sinyal hawkish dari the Fed. Harga-harga juga turun sangat tajam pada hari Jumat setelah data menunjukkan bahwa Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi /PCE -pengukur inflasi pilihan Fed - tetap tinggi hingga Januari, memberikan bank sentral lebih banyak dorongan untuk terus menaikkan suku bunga.

Pasar logam yang lebih luas juga mengalami penurunan besar dari minggu sebelumnya, pasalnya kenaikan suku bunga dan dolar yang kuat mengurangi daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas spot datar di $1.811,37/ons, sementara emas berjangka berada di sekitar $1.818,00/ons pukul 07.08 WIB. Kedua instrumen ini berada di level terendah sejak akhir Desember. Emas spot juga hampir tenggelam di bawah level support utama $1.800, yang jika ditembus akan menyebabkan kerugian jangka pendek.

Dolar ada di sekitar level tertinggi tujuh minggu terhadap sejumlah mata uang, sedangkan imbal hasil treasury 10 tahun kini mengincar pergerakan melewati level 4% - dan berada di titik tertinggi sejak awal November.

Inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan membuat pasar logam membalikkan sebagian besar reli tahun baru, lantaran trader mengkhawatirkan biaya peluang yang lebih besar dalam membeli aset yang tidak memberikan hasil. Harga logam telah melemah sepanjang sebagian besar tahun 2022 karena gagasan ini, saat The Fed mulai menaikkan suku bunga secara agresif.

Logam mulia lainnya bervariasi pada hari Senin. Platinum naik 0,5% menjadi $912,65/oz sementara perak turun 0,2% ke $20,895/ons.

Di antara logam-logam industri, harga tembaga naik sedikit setelah anjlok melewati level-level kunci minggu lalu. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan moneter yang lebih ketat sebagian besar mengimbangi spekulasi pemulihan permintaan tembaga China tahun ini.

Tembaga naik 0,4% ke $3,9725, pulih dari level terlemah sejak awal Januari. Namun, logam merah ini kembali diperdagangkan di bawah level kunci $4.

Hasil rilis ekonomi yang beragam dari China, negara importir tembaga terbesar di dunia, membuat pasar memangkas ekspektasinya pada pemulihan ekonomi segera di negara tersebut, bahkan ketika China melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID pada awal tahun ini - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 24 Februari 2023

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Kembali Naik Tapi Menuju Kerugian Mingguan, Data PCE Ditunggu

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas sedikit naik pada hari Jumat, tetapi akan mengakhiri minggu keempat berturut-turut di zona merah di tengah meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan moneter AS, dan pasar mencari lebih banyak isyarat dari angka pengukur inflasi pilihan Federal Reserve hari ini.

Logam mulia naik setelah Data PDB kuartal keempat AS direvisi sedikit turun, mengindikasikan bahwa ekonomi telah melambat lebih dari yang diharapkan di bawah beban suku bunga yang tinggi. Angka tersebut mendorong beberapa harapan bahwa Fed akan memiliki ruang ekonomi yang lebih sedikit untuk terus menaikkan suku bunga.

Emas spot naik 0,1% ke $1.823,84/oz, dan emas berjangka naik 0,2% di $1.831,15/oz pukul 07.36 WIB. Kedua instrumen ini diperkirakan akan turun antara 0,5% dan 0,8% minggu ini.

Angka indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, pengukur inflasi pilihan Fed - diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa tekanan harga tetap tinggi di bulan Januari. Meredam inflasi merupakan prioritas utama bank sentral, dan The Fed memberikan sedikit indikasi bahwa mereka berencana untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Hal ini menjadi pertanda buruk bagi emas, pasalnya kenaikan imbal hasil mendorong naiknya biaya peluang untuk membeli aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti logam.

Sejumlah pembicara Fed mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut minggu ini, bahkan beberapa bahkan menyerukan laju kenaikan yang lebih cepat dalam beberapa bulan mendatang. Notulen rapat Fed bulan Februari juga menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat mendukung kenaikan suku bunga.

Namun pasar tetap tidak yakin di mana suku bunga akan mencapai puncaknya. Hal ini telah membatasi kenaikan harga logam, lantaran trader mengkhawatirkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan.

Logam mulia lainnya cenderung stabil pada hari Jumat, di mana perak dan platinum bergerak kurang dari 0,1% di kedua arah. Namun platinum alam melampaui rekan-rekannya minggu ini dengan melonjak hampir 3% untuk menghentikan penurunan selama enam minggu.

Di antara logam industri, harga tembaga stabil pada hari Jumat setelah anjlok pada sesi sebelumnya karena data PDB AS yang lemah meningkatkan kekhawatiran atas melambatnya aktivitas industri.

Copper futures naik 0,1% menjadi $ 4,0570 per pon, setelah merosot 3,3% di sesi sebelumnya. Kerugian tersebut juga menempatkan tembaga di jalur untuk mengalami kerugian mingguan sebesar 1,3%.

Ketidakpastian atas pemulihan ekonomi di China, negara importir tembaga terbesar di dunia, juga telah menekan harga tembaga dalam beberapa pekan terakhir - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 23 Februari 2023

Rifan Financindo - Harga Emas Turun Ditekan Oleh Penguatan Dolar & Sentimen Hawkish Fed

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas kembali bergerak tipis pada hari Kamis, tetapi mengalami kerugian untuk minggu ini kala dolar mencapai level tertinggi enam minggu di tengah kekhawatiran langkah Federal Reserve yang hawkish, dengan fokus saat ini beralih ke data ekonomi yang akan datang untuk mendapatkan lebih banyak isyarat tentang ekonomi dan kebijakan moneter AS.

Data revisi PDB AS kuartal keempat akan dirilis pada hari ini, dengan tanda-tanda ketahanan yang berkelanjutan dalam perekonomian yang memberikan Fed lebih banyak ruang untuk terus menaikkan suku bunga. Angka aktivitas bisnis yang lebih kuat dari perkiraan mendukung gagasan tersebut minggu ini.

Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi untuk bulan Januari juga akan dirilis pada hari Jumat, dan diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap tinggi sepanjang bulan. Angka ini juga kemungkinan akan menarik lebih banyak dorongan dari The Fed untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar dalam beberapa bulan mendatang.

Emas spot bergerak tipis di $1.824,76/oz, dan emas berjangka turun 0.1% di $1.832,85/oz pukul 07.07 WIB. Kedua instrumen tersebut turun sekitar 0,4% sepanjang minggu ini.

Risalah dari rapat Fed bulan Februari, yang dirilis pada hari Rabu setempat, menunjukkan bahwa sebagian besar anggota komite kebijakan moneter mendukung kenaikan suku bunga lebih lama pada tahun ini. Namun, seruan mereka untuk kenaikan 25 basis poin dianggap sudah tertinggal, mengingat data setelah rapat Fed menunjukkan bahwa inflasi tetap lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Namun, dolar naik ke level tertinggi baru enam minggu terhadap sejumlah mata uang. Kenaikan suku bunga mendorong naiknya biaya peluang untuk membeli aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam mulia lainnya.

Angka inflasi dari Zona Euro dan Jepang juga akan dirilis minggu ini, dan diperkirakan akan menunjukkan bahwa tekanan harga tetap tinggi di seluruh dunia, yang kemungkinan akan menimbulkan kondisi moneter yang lebih ketat.

Logam mulia lainnya diperdagangkan turun pada hari Kamis. Perak turun 0,6% di $21,530, sementara platinum turun 0,1% di $950,80.

Di antara logam industri, tembaga kualitas tinggi cenderung stabil di $4,1790, setelah jatuh 1,1% pada hari Rabu.

Namun, harga logam merah masih naik hampir 2% sepanjang minggu ini, di tengah beberapa tanda ketahanan dalam aktivitas bisnis AS, serta optimisme atas pemulihan di China - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 20 Februari 2023

PT Rifan - Emas Bergerak Tipis Di Level Terendah 6 Minggu, Isyarat Fed Ditunggu

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas bergerak tipis di kisaran level terendah enam minggu pada hari Senin. Trader menunggu isyarat lanjutan tentang kebijakan moneter AS dari sejumlah pembicara Federal Reserve minggu ini, serta notulen rapat bank sentral pada bulan Februari.

Emas mengalami kerugian tiga minggu berturut-turut, turun tajam dari level tertinggi sembilan bulan yang dicapai awal tahun ini pasalnya rilis inflasi yang kelewat tinggi dan tanda-tanda kekuatan di pasar tenaga kerja AS mengindikasikan bahwa Federal Reserve memiliki dorongan yang cukup untuk terus menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Pasar saat ini tidak yakin di mana suku bunga AS akan mencapai puncaknya tahun ini, dan beberapa analis menyatakan potensi suku bunga akhir di atas 6%.

Emas spot flat di sekitar $1.837,89/oz, dan emas berjangka bergerak sedikit di 1.846,95/oz pukul 07.20 WIB. Kedua instrumen ini mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut.

Kenaikan suku bunga meningkatkan imbal hasil Treasury AS, yang pada gilirannya meningkatkan biaya peluang untuk membeli aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Logam mulia ini anjlok pada tahun 2022 karena The Fed memulai kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengekang inflasi.

Tetapi data inflasi yang tinggi untuk bulan Januari menunjukkan bahwa bank sentral masih perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, dengan komentar baru-baru ini dari pejabat Fed yang menyiratkan hal tersebut. Fokus minggu ini yaitu isyarat-isyarat lain dari lebih banyak pembicara the Fed, termasuk Presiden Fed Atlanta Ralph Bostic dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester.

Notulen dari rapat Fed bulan Februari juga akan dirilis pada hari Rabu setempat. Bank sentral AS sebagian besar mempertahankan retorika hawkish selama rapat itu, bahkan ketika menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin yang relatif lebih kecil.

Fokus minggu ini juga tertuju pada angka indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Januari. Data ini, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Fed, diperkirakan akan tetap stabil di bulan Januari dari bulan sebelumnya, yang mengindikasikan tekanan inflasi yang berkelanjutan.

Logam mulia lainnya turun pada hari Senin. Platinum turun 0,1% di $917,20, sementara perak turun 0,5% ke $21,598.

Di antara logam industri, tembaga turun. Namun logam merah ini berada di posisi kenaikan yang kuat selama seminggu terakhir, di tengah beberapa optimisme atas potensi pemulihan di negara importir utama China.

Gangguan pasokan di Panama, yang dapat memotong pasokan tembaga negara tersebut, juga membantu mendukung harga - PT RIFAN

Sumber  : investing.com

Jumat, 17 Februari 2023

Rifan Financindo Berjangka - Emas Pulih Dari Titik Terendah 5 Minggu, Tapi Kekhawatiran Fed Batasi Penguatan

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik dari level terendah lima minggu pada hari Kamis, tetapi kenaikannya terbatas pasalnya data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan dan tanda-tanda inflasi tinggi di AS menimbulkan kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve, sehingga mendorong penguatan imbal hasil obligasi.

Logam mulia jatuh pada hari Rabu setelah data menunjukkan penjualan ritel AS tumbuh lebih besar dari perkiraan untuk bulan Januari. Data tersebut, ditambah dengan angka inflasi yang lebih kuat dari perkiraan untuk bulan tersebut, memicu kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap tinggi, memberikan dorongan lebih besar bagi Fed untuk terus menaikkan suku bunga tahun ini.

Harga emas telah mengkonsolidasikan sebagian besar kenaikannya baru ini di tengah kekhawatiran hal tersebut, karena pasar mulai menurunkan kembali ekspektasi bahwa Fed berpotensi mengubah poros suku bunganya tahun ini. Bank sentral sejauh ini mempertahankan retorika hawkish-nya.

Emas spot naik 0,3% di $1.841,32/oz, sementara emas berjangka naik 0,3% di $1.850,70/oz pukul 09.16 WIB. Kedua instrumen ini masing-masing turun 1,5% dan 0,9% sepanjang minggu.

Prospek kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi logam mulia dan aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, karena biaya peluang untuk memiliki aset tersebut meningkat. Emas juga tertekan oleh lonjakan imbal hasil Treasury jangka pendek minggu ini, yang menyebabkan inversi yang lebih dalam pada kurva imbal hasil AS - sebuah tanda klasik bahwa pasar memperkirakan potensi resesi.

Kenaikan imbal hasil jangka pendek juga mengurangi permintaan safe haven untuk emas, yang seharusnya diuntungkan oleh kekhawatiran resesi AS.

Logam mulia lainnya juga naik pada hari Kamis setelah turun tajam minggu ini. Platinum naik 0,4% ke $921,75/, dan perak naik 0,7% di $21,730.

Di antara logam industri, harga tembaga stabil setelah bergerak liar minggu ini, saat trader menimbang kekhawatiran resesi global dan perlambatan permintaan terhadap potensi kenaikan harga dari gangguan pasokan di Panama.

Tembaga kualitas tinggi naik 0,3% menjadi $4,0380. Harga logam merah ini sempat naik pada awal pekan ini karena ada sentimen perselisihan antara pemerintah Panama dan para penambang tembaga mengancam akan menutup pasokan tembaga dari negara tersebut.

Namun kekhawatiran akan resesi global dan kelangkaan isyarat ekonomi dari China membatasi kenaikan harga tembaga - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 16 Februari 2023

Rifan Financindo - Emas Tetap Stagnan Di Kisaran Tengah $1.800 Dalam Kegelisahan Inflasi

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan berkembang menjadi hambatan bagi emas, menahannya di level pertengahan $1.800, dengan grafik teknikal yang mengindikasikan penurunan ke wilayah $1.700 jika tidak ada penembusan yang jelas.

Emas untuk penyerahan April di Comex New York berakhir turun 0,42% di $1.846,20 pada penutupan Rabu.

Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada kontrak berjangka oleh beberapa trader, jatuh 1% di $1.836,51/oz.

Emas awalnya diperkirakan akan mencapai di atas $2.000/oz pada kuartal I tahun ini, mengulangi reli yang terjadi pada April 2022. Emas berjangka sebenarnya mencapai level tertinggi 10 bulan di sekitar $1.975 sebelum rilis laporan nonfarm payroll AS bulan Januari yang menunjukkan pertambahan lapangan kerja yang besar memicu kembali kekhawatiran inflasi. Emas turun hingga di bawah $1.830 setelah itu sebelum pulih ke sekitar $1.875.

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari yang dirilis pada hari Selasa, semakin memperparah kondisi inflasi AS, sehingga membawa emas kembali ke bawah $1.850.

Data IHK bulanan yang tinggi mendorong kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan kembali agresif dalam menaikkan suku bunga AS, saat bank sentral tampaknya akan sedikit melonggar dalam kebijakan pengetatan moneter.

Grafik emas menyiratkan bahwa level $1.830 sangat penting bagi harga spot emas untuk kembali mendekati level $1.870, kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Keberlanjutan di bawah $1.878, atau level retracement Fibonacci 23,6% yang diukur dari level terendah 1.616 ke level tertinggi 1.960, telah menyebabkan perpanjangan koreksi pada emas spot menuju level terendah berikutnya di $1.828, atau level Fibonacci 38,2%," ujar Dixit.

"Jika harga tidak lanjut menembus di bawah $1.830, rebound menuju 1.860 diikuti oleh 1.868 tidak dapat dikesampingkan."

Namun, Dixit beralih lebih berhati-hati, dengan mengatakan penembusan support tersebut mungkin terjadi jika kegelisahan inflasi AS terus meningkat, mendorong musuh bebuyutan emas - Indeks Dolar dan imbal hasil treasury 10 tahun - lebih tinggi.

"Jika 1.828 ditembus secara pasti dengan penutupan mingguan, emas spot dapat turun ke $1.788, atau level Fibonacci 50%," tambahnya.

Sayangnya, posisi long emas terjebak dalam garis bidik bank sentral untuk melawan inflasi. Setiap lonjakan dolar dan lonjakan imbal hasil Treasury telah menjadi peluang untuk menawar emas.

Belum lama ini, harga emas biasanya naik sejalan dengan inflasi karena investor membeli logam ini sebagai "lindung nilai", atau penyimpan nilai, terhadap dolar, yang biasanya terkikis nilainya saat harga barang dan jasa naik. Ini terjadi pada masa normal ketika berita ekonomi yang baik baik untuk aset berisiko.

Sekarang, berita ekonomi yang baik - terutama dalam pekerjaan dan upah di AS - merupakan hal yang buruk karena berpotensi membuat inflasi semakin tinggi, mendorong Fed untuk menaikkan suku bunga dan merugikan segala sesuatu mulai dari saham hingga emas dan minyak. Dengan demikian, hubungan emas yang berkorelasi positif dengan inflasi telah rusak dan diperkirakan akan tetap seperti itu, hingga the Fed mulai mengurangi perhatiannya pada suku bunga.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawa tingkanya ke puncak 4,75% dari hanya 0,25% setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020. Bank sentral AS memulai dengan kenaikan moderat sebesar 25 basis poin pada Maret 2022, menaikkannya menjadi 50 basis poin pada bulan berikutnya sebelum memulai empat kali kenaikan 75 basis poin antara Juni dan November tahun lalu karena inflasi tahunan mencapai level tertinggi selama empat dekade. The Fed memperlambat laju pengetatan moneter setelahnya, kembali ke kenaikan 50 basis poin pada bulan Desember dan kenaikan 25 basis poin bulan ini - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 15 Februari 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bergerak Tipis, Pasar Pertimbangkan Rilis Data Inflasi Beragam

PT RIFAN FNANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas bergerak tipis pada hari Rabu usai rilis data inflasi yang beragam untuk bulan Januari menimbulkan ketidakpastian atas ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter, dengan dolar juga menunjukkan reaksi yang diredam terhadap hasil tersebut.

Harga logam mulia stabil di sekitar level terendah satu bulan setelah data menunjukkan inflasi Inflasi konsumen tahunan AS turun kurang dari yang diharapkan pada bulan Januari. Secara bulanan, inflasi meningkat di bulan Januari dari bulan sebelumnya.

Kendati beberapa aspek inflasi indeks harga konsumen lebih tinggi dari yang diperkirakan, inflasi inti turun pada bulan Januari, meskipun dengan laju yang lebih lambat dari yang diperkirakan. Namun, data menunjukkan bahwa disinflasi tidak meluas seperti yang diperkirakan sebelumnya, dengan inflasi yang relatif tetap tinggi.

Trader kini mengamati untuk melihat bagaimana Federal Reserve akan bereaksi terhadap data tersebut, mengingat bank sentral AS telah mempertahankan retorika yang sebagian besar hawkish terhadap inflasi. Namun dengan inflasi yang tetap tinggi, the Fed kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Emas spot flat di $1.854,66/oz, dan emas berjangka turun sedikit ke $1.864,75/oz pukul 07.20 WIB. Kedua instrumen diperdagangkan tepat di atas level terendah satu bulan.

Dolar menunjukkan reaksi yang tidak terlalu kuat terhadap data inflasi, dan sedikit melemah terhadap sejumlah mata uang.

Tetap saja, prospek kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan aset-aset tidak berimbal hasil lainnya, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset-aset tersebut.

Namun, logam mulia bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan safe haven tahun ini, pasalnya kenaikan suku bunga dan inflasi yang relatif tinggi meningkatkan potensi perlambatan ekonomi tahun ini. Rilis aktivitas bisnis AS telah memberikan gambaran suram mengenai ekonomi terbesar di dunia ini.

Prospek resesi juga telah mendorong spekulasi bahwa the Fed pada akhirnya dapat menghentikan kenaikan suku bunganya tahun ini.

Logam mulia lainnya juga stabil pada hari Rabu. Platinum datar pada $935,75, sementara perak turun 0,1% di $21,848.

Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun tipis pada hari Rabu, tetapi mengalami kenaikan kuat minggu ini karena pulih dari penurunan selama tiga minggu berturut-turut.

Tembaga berkualitas tinggi turun 0,2% di $4,0795 setelah naik hampir 1% di sesi sebelumnya.

Harga logam merah sebagian besar dikaitkan dengan pulihnya permintaan China tahun ini, setelah negara itu melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID. Namun para analis mengingatkan bahwa kenaikan impor ke konsumen komoditas terbesar di dunia itu belum terlihat. - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com