Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Kamis, 16 Februari 2023

Rifan Financindo - Emas Tetap Stagnan Di Kisaran Tengah $1.800 Dalam Kegelisahan Inflasi

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan berkembang menjadi hambatan bagi emas, menahannya di level pertengahan $1.800, dengan grafik teknikal yang mengindikasikan penurunan ke wilayah $1.700 jika tidak ada penembusan yang jelas.

Emas untuk penyerahan April di Comex New York berakhir turun 0,42% di $1.846,20 pada penutupan Rabu.

Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada kontrak berjangka oleh beberapa trader, jatuh 1% di $1.836,51/oz.

Emas awalnya diperkirakan akan mencapai di atas $2.000/oz pada kuartal I tahun ini, mengulangi reli yang terjadi pada April 2022. Emas berjangka sebenarnya mencapai level tertinggi 10 bulan di sekitar $1.975 sebelum rilis laporan nonfarm payroll AS bulan Januari yang menunjukkan pertambahan lapangan kerja yang besar memicu kembali kekhawatiran inflasi. Emas turun hingga di bawah $1.830 setelah itu sebelum pulih ke sekitar $1.875.

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari yang dirilis pada hari Selasa, semakin memperparah kondisi inflasi AS, sehingga membawa emas kembali ke bawah $1.850.

Data IHK bulanan yang tinggi mendorong kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan kembali agresif dalam menaikkan suku bunga AS, saat bank sentral tampaknya akan sedikit melonggar dalam kebijakan pengetatan moneter.

Grafik emas menyiratkan bahwa level $1.830 sangat penting bagi harga spot emas untuk kembali mendekati level $1.870, kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Keberlanjutan di bawah $1.878, atau level retracement Fibonacci 23,6% yang diukur dari level terendah 1.616 ke level tertinggi 1.960, telah menyebabkan perpanjangan koreksi pada emas spot menuju level terendah berikutnya di $1.828, atau level Fibonacci 38,2%," ujar Dixit.

"Jika harga tidak lanjut menembus di bawah $1.830, rebound menuju 1.860 diikuti oleh 1.868 tidak dapat dikesampingkan."

Namun, Dixit beralih lebih berhati-hati, dengan mengatakan penembusan support tersebut mungkin terjadi jika kegelisahan inflasi AS terus meningkat, mendorong musuh bebuyutan emas - Indeks Dolar dan imbal hasil treasury 10 tahun - lebih tinggi.

"Jika 1.828 ditembus secara pasti dengan penutupan mingguan, emas spot dapat turun ke $1.788, atau level Fibonacci 50%," tambahnya.

Sayangnya, posisi long emas terjebak dalam garis bidik bank sentral untuk melawan inflasi. Setiap lonjakan dolar dan lonjakan imbal hasil Treasury telah menjadi peluang untuk menawar emas.

Belum lama ini, harga emas biasanya naik sejalan dengan inflasi karena investor membeli logam ini sebagai "lindung nilai", atau penyimpan nilai, terhadap dolar, yang biasanya terkikis nilainya saat harga barang dan jasa naik. Ini terjadi pada masa normal ketika berita ekonomi yang baik baik untuk aset berisiko.

Sekarang, berita ekonomi yang baik - terutama dalam pekerjaan dan upah di AS - merupakan hal yang buruk karena berpotensi membuat inflasi semakin tinggi, mendorong Fed untuk menaikkan suku bunga dan merugikan segala sesuatu mulai dari saham hingga emas dan minyak. Dengan demikian, hubungan emas yang berkorelasi positif dengan inflasi telah rusak dan diperkirakan akan tetap seperti itu, hingga the Fed mulai mengurangi perhatiannya pada suku bunga.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin selama setahun terakhir, membawa tingkanya ke puncak 4,75% dari hanya 0,25% setelah wabah COVID-19 pada Maret 2020. Bank sentral AS memulai dengan kenaikan moderat sebesar 25 basis poin pada Maret 2022, menaikkannya menjadi 50 basis poin pada bulan berikutnya sebelum memulai empat kali kenaikan 75 basis poin antara Juni dan November tahun lalu karena inflasi tahunan mencapai level tertinggi selama empat dekade. The Fed memperlambat laju pengetatan moneter setelahnya, kembali ke kenaikan 50 basis poin pada bulan Desember dan kenaikan 25 basis poin bulan ini - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar