Harga Live: Emas (XAUUSD) | Hang Seng | Nikkei 225 | Brent Oil (BCOUSD)

Selasa, 07 Oktober 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pengaruh Utang Negara dan Defisit Anggaran Terhadap Daya Tarik Emas

 

HARGA EMAS HARI INI - Tingkat utang pemerintah yang tinggi dan defisit anggaran yang terus-menerus di negara-negara ekonomi besar, khususnya Amerika Serikat, merupakan faktor fundamental jangka panjang yang mendukung harga emas. Ketika pemerintah mencatat defisit besar, mereka biasanya harus menerbitkan lebih banyak utang (obligasi) untuk menutupinya. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang solvabilitas fiskal jangka panjang dan berpotensi memicu inflasi jika bank sentral terpaksa "mencetak uang" untuk mendanai defisit tersebut.

Kekhawatiran terhadap utang negara ini melemahkan kepercayaan investor terhadap mata uang fiat yang terkait dengan utang tersebut, terutama Dolar AS. Investor, baik institusi maupun individu, mencari aset yang tidak terkait dengan kewajiban pemerintah. Emas, sebagai aset yang tidak memiliki risiko kredit atau risiko default, menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai terhadap risiko sistemik fiskal.

Defisit yang terus membesar juga sering dihubungkan dengan inflasi di masa depan. Meskipun tidak selalu terjadi secara langsung, pasar berasumsi bahwa pemerintah akhirnya akan meredakan beban utang melalui inflasi, yang secara efektif mengurangi nilai riil utang tersebut. Emas, sebagai pelindung nilai inflasi historis, diuntungkan dari ekspektasi ini. Permintaan emas berjangka akan meningkat ketika angka utang nasional diumumkan melebihi perkiraan.

Dengan demikian, meskipun utang negara dan defisit anggaran adalah masalah makroekonomi jangka panjang, sentimen pasar terhadap angka-angka ini memengaruhi keputusan investasi harian. Emas berfungsi sebagai barometer atas kekhawatiran investor mengenai keberlanjutan kebijakan fiskal global. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 06 Oktober 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup Akibat Sentimen Risk-On di Pasar Saham

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan, didorong oleh peningkatan sentimen risk-on di pasar saham global. Indeks saham utama mencapai level tertinggi baru, didukung oleh optimisme investor terhadap perkembangan teknologi baru dan prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat. Ketika selera risiko investor meningkat, mereka cenderung mengalihkan modal dari aset safe haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko dan menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, seperti ekuitas.

Rally di pasar saham ini juga didukung oleh harapan bahwa perusahaan-perusahaan dapat mempertahankan margin keuntungan mereka, meskipun ada tekanan biaya dari inflasi. Hal ini mengurangi kekhawatiran resesi dan membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas menjadi kurang menarik.

Namun, penting untuk dicatat bahwa koreksi tajam di pasar saham, yang dapat dipicu oleh rilis data ekonomi yang mengecewakan atau kejutan geopolitik, dapat dengan cepat memicu "penerbangan ke kualitas" di mana investor kembali mencari perlindungan pada emas.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada keberlanjutan rally pasar saham. Jika optimisme pasar terus berlanjut, emas mungkin akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika volatilitas kembali atau tanda-tanda perlambatan ekonomi muncul, emas akan mendapatkan kembali perannya sebagai aset safe haven. Investor perlu memantau sentimen pasar secara keseluruhan. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 03 Oktober 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Investor Beralih ke Aset Berisiko, Emas Tertekan

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan hari ini, tertekan oleh sentimen risk-on di pasar global. Para investor semakin optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset-aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham dan komoditas industri. Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, meskipun menghadapi tantangan inflasi dan suku bunga tinggi. Hal ini mengurangi kekhawatiran terhadap resesi global dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko.

Pelemahan emas juga diperparah oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kepemilikan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan investasi lain yang memberikan bunga. Selain itu, penguatan dolar AS juga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Meskipun harga emas saat ini sedang tertekan, ada beberapa faktor yang dapat membatasi penurunan lebih lanjut. Salah satunya adalah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi beberapa kawasan dunia. Konflik yang berlanjut di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah dapat sewaktu-waktu memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, juga dapat menjadi pemicu kekhawatiran dan mendorong investor untuk kembali melirik emas. Para analis pasar memperkirakan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang yang sempit, menunggu katalis baru yang dapat mengubah arah pergerakannya.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dari AS yang sangat dinanti-nanti. Jika data inflasi menunjukkan penurunan yang signifikan, hal itu dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Kebijakan The Fed yang kurang hawkish dapat memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, jika inflasi tetap tinggi, The Fed kemungkinan akan tetap hawkish, dan harga emas berpotensi untuk melanjutkan penurunannya. Investor juga akan terus memantau perkembangan geopolitik global, karena setiap eskalasi dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar dan mendorong harga emas kembali naik - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 02 Oktober 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Sentimen Pasar Emas Berjangka Menguat di Tengah Data Pertumbuhan AS yang Melambat

 

HARGA EMAS HARI INI - Sentimen pasar emas berjangka menguat setelah rilis data pertumbuhan PDB Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan di kuartal terakhir. Data PDB yang lebih rendah dari perkiraan ini meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS dan prospek resesi. Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, permintaan terhadap emas sebagai penyimpan nilai cenderung meningkat.

Perlambatan pertumbuhan ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan mengakhiri siklus pengetatan moneter lebih cepat dari yang diumumkan sebelumnya. Pasar mulai memperkirakan bahwa The Fed akan beralih ke kebijakan yang lebih longgar di tahun mendatang, yang secara fundamental sangat mendukung harga emas. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas.

Meskipun Dolar AS sempat menguat sesaat setelah rilis data, tekanan jangka panjang terhadap mata uang tersebut diperkirakan akan berlanjut jika tren perlambatan ekonomi berlanjut. Melemahnya Dolar AS akan membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor internasional, meningkatkan permintaan global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG melihat pelemahan data PDB sebagai katalisator positif jangka menengah untuk emas. "Perlambatan ekonomi AS mengubah narasi dari perjuangan melawan inflasi menjadi kekhawatiran resesi," kata seorang konsultan. "Pergeseran fokus ini sangat menguntungkan emas, dan kami mendorong klien untuk mempertimbangkan alokasi yang strategis." RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 01 Oktober 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan Pasca Rilis Data Ketenagakerjaan AS yang Sangat Kuat

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan signifikan dan diperdagangkan lebih rendah hari ini menyusul rilis laporan Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang menunjukkan penambahan pekerjaan jauh di atas perkiraan. Data ketenagakerjaan yang sangat kuat ini memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS masih tangguh, memberikan ruang yang lebih besar bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga pada level yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Prospek kebijakan moneter yang terus ketat ini meningkatkan daya tarik aset berbunga dan menekan harga emas, aset non-bunga.

Laporan NFP yang optimis menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap ketat, yang berpotensi mempertahankan tekanan inflasi upah. Hal ini secara langsung mendukung sikap hawkish The Fed dan mengurangi spekulasi pasar mengenai potensi pemotongan suku bunga dalam waktu dekat. Akibatnya, imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak tajam, membuat emas menjadi aset yang kurang kompetitif dalam lingkungan investasi saat ini. Investor cenderung mengalihkan modal dari emas ke obligasi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Tekanan jual pada emas juga diperburuk oleh penguatan indeks dolar AS. Dolar menguat tajam sebagai respons terhadap prospek suku bunga yang lebih tinggi dan ekonomi AS yang kuat. Dolar yang lebih kuat secara inheren membuat emas berjangka menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, yang pada gilirannya menekan permintaan global. Sentimen pasar beralih dari mode safe-haven ke mode risk-on, yang semakin membebani logam mulia ini di tengah optimisme ekonomi.

Meskipun menghadapi tekanan yang besar dari data AS yang kuat, emas berhasil mempertahankan level support kunci di tengah kekhawatiran geopolitik yang masih ada. Analis pasar memperkirakan bahwa emas akan memasuki fase konsolidasi atau penurunan moderat hingga data inflasi berikutnya dirilis. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat pidato pejabat The Fed dan bersiap menghadapi volatilitas pasar yang berkelanjutan, karena konflik antara data ekonomi dan kebijakan moneter terus membentuk pergerakan harga emas. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 30 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 29 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup Akibat Lonjakan Imbal Hasil Obligasi Jangka Panjang

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan signifikan, terutama karena lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang. Imbal hasil obligasi 10-tahun dan 30-tahun AS mencapai level tertinggi multi-tahun, sebuah perkembangan yang secara historis menjadi penghalang besar bagi emas. Kenaikan imbal hasil ini meningkatkan biaya peluang memegang emas, karena aset yang memberikan pendapatan tetap menjadi lebih menarik bagi investor.

Lonjakan imbal hasil ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk meningkatnya kekhawatiran inflasi jangka panjang dan besarnya pasokan obligasi yang harus diserap pasar. Selain itu, pasar mulai meragukan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga, atau bahkan memproyeksikan suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama (higher for longer). Ekspektasi suku bunga tinggi yang berkepanjangan ini sangat merugikan bagi aset non-yielding seperti emas.

Namun, di tengah tekanan ini, permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti India dan Tiongkok tetap memberikan dukungan di level harga tertentu. Musim festival dan pernikahan di India, serta permintaan perhiasan di Tiongkok, bertindak sebagai faktor penopang (floor) bagi harga emas. Pembelian yang konsisten dari bank sentral juga memberikan sinyal kepercayaan jangka panjang pada emas.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada arah pergerakan imbal hasil obligasi jangka panjang. Jika imbal hasil terus menanjak, emas kemungkinan akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika terjadi koreksi di pasar obligasi, atau jika kekhawatiran resesi mendorong investor mencari keamanan, emas dapat dengan cepat menemukan kembali momentum kenaikannya. Investor perlu memantau dengan cermat dinamika pasar obligasi dan pernyataan dari pejabat The Fed. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id