PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Koreksi
yang terjadi usai sang logam mulia mencetak rekor tertinggi sepanjang
masa.
Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.465,81/troy ons. Turun 0,39% dari hari sebelumnya.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.475,6/troy ons. Naik 1,85% dari posisi akhir pekan lalu dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Ke depan, bagaimana prospek harga emas dunia? Apakah bisa bangkit atau malah makin terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,94. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 86,15. Di atas 80, yang berarti sudah tergolong jenuh beli (overbought).
Pivot point harga emas akan berada di US$ 2.458/troy ons. Dari support
ini, target koreksi selanjutnya akan ada di US$ 2.445/troy ons yang
merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$
2.429/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Apabila masih kuat menanjak, maka target resisten terdekat adalah US$
2.479/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas
naik menuju US$ 2.491/troy ons.
Geopolitik dan Suku Bunga
Harga emas yang terjaga di level tinggi disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap peningkatan tensi geopolitik Timur Tengah. Bloomberg News mengabarkan, Iran mungkin sedang bersiap untuk terjun dalam konflik bersenjata dengan serangan ke Israel.
Dalam pernyataan di hadapan para wartawan, Juru Bicara Gedung Putih
John Kirby mengungkapkan serangan Iran ke Israel mungkin terjadi paling
cepat pekan ini. “AS dan sekutunya harus siap dengan serangan yang
signifikan. Kemungkinan itu makin besar,” tegas Kirby.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Emas akan diburu saat situasi sedang tidak menentu.
Di sisi lain, pernyataan pejabat teras bank sentral Amerika Serikat
(AS) Federal Reserve juga mengangkat harga emas. Anggota Dewan Gubernur
Michelle ‘Miki’ Bowman menyatakan, suku bunga acuan sudah bisa turun
jika syarat-syaratnya terpenuhi.
Jika data yang ada menunjukkan bahwa inflasi bergerak menuju target 2% secara berkelanjutan, maka akan menjadi layak (appropriate)
untuk secara bertahap menurunkan suku bunga acuan. Namun kita harus
sabar dan tidak bereaksi berlebihan terhadap 1 data saja,” papar Bowman
dalam sambutan di acara yang digelar Kansas Bankers Association, seperti
diwartakan Bloomberg News.
Pernyataan Bowman membuat pasar bergerak. Kini, investor menilai
kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) dan
25 bps pada September sama besarnya, yaitu 50-50.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil. Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bloomberg