PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Maklum, harga sang logam mulia sudah tertekan lumayan dalam.
Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.410,61/troy ons. Naik 0,65% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kenaikan ini datang setelah harga emas turun 3 hari beruntun. Selama 3 hari tersebut, harga anjlok nyaris 3%.
Alhasil, emas kini sudah lebih ‘murah’. Aksi bargain buying kemudian membuat harga emas bangkit.
Ke depan, prospek harga emas masih cerah. Ekspektasi terhadap penurunan
suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), akan menjadi
sentimen positif.
Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar
25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% mencapai 92,6%. Gubernur Jerome
‘Jay’ Powell dan kolega pun kemungkinan masih akan menurunkan suku bunga
acuan 25 bps lagi pada November, probabilitasnya adalah 63%.
Tidak selesai sampai di situ, suku bunga acuan Negeri Adidaya masih
bisa turun lagi 25 bps pada November dengan kemungkinan 50,3%. Artinya,
bukan tidak mungkin suku bunga turun 3 kali atau 75 bps ke 4,5-4,75%
sampai akhir tahun.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,68. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 10,64. Sudah jauh di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh beli (oversold).
Dengan demikian, harga emas masih berpeluang naik. Cermati titik US$ 2.414/troy ons yang akan menjadi pivot point. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.417-2.427/troy ons akan terkonfirmasi.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.396/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun menuju US$ 2.381/troy ons - PT RIFAN
Sumber : bloomberg