PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Lonjakan kasus baru infeksi virus corona di berbagai belahan dunia
membuat emas terus melanjutkan relinya. Kini harga emas cetak rekor
tertinggi lagi untuk tahun ini dan kian dekati US$ 1.800.
Harga emas sejak Jumat pekan lalu hingga hari ini terus
melesat tajam. Pada 08.25 WIB, Rabu harga emas dunia di
pasar spot menguat 0,31% ke US$ 1.771,9/troy ons. Ini merupakan harga
tertinggi dalam tujuh setengah tahun terakhir.
Dalam dua pekan terakhir Texas, Arizona dan Nevada terus mencetak rekor
kasus infeksi baru. Sementara itu Reuters melaporkan ada 10 negara
bagian AS lain yang juga melaporkan adanya kenaikan kasus mulai dari
Florida hingga Arizona.
Kasus di AS meningkat hingga 25% pada pekan yang berakhir di 21 Juni
2020 dibanding minggu sebelumnya. Kenaikan jumlah kasus ini membuat
investor was-was kalau gelombang kedua wabah benar-benar terjadi.
Meskipun ada kekhawatiran yang meliputi pasar. Namun penasihat
ekonomi Gedung Putih Lary Kudlow mengatakan bahwa tidak ada gelombang
kedua wabah di Negeri Paman Sam.
Memang ada beberapa hotspot, kami terus menanganinya dan kami
sekarang tahu caranya. Kita sudah bertahan dan melalui musim dingin,
tidak ada second wave yang bakal datang.
Sementara menurut Presiden AS ke-45 Donald Trump, peningkatan kasus
lebih diakibatkan oleh peningkatan tes yang dilakukan. Hal ini
diungkapkan mantan taipan properti AS itu lewat akun twitternya.
Kasus naik di AS karena kita melakukan tes jauh lebih banyak dari
negara lain dan terus meningkat, dengan jumlah tes yang
sedikit maka kita akan punya kasus yang lebih rendah pula" tambahnya.
Bagaimanapun juga ancaman gelombang kedua wabah memang jadi risiko
yang harus diwaspadai mengingat vaksin yang efektif sampai saat ini
belum tersedia untuk publik.
Meski dini hari tadi Wall Street ditutup dengan penguatan akibat data
ekonomi yang bagus. Logam mulia emas masih menjadi instrumen investasi
yang menarik dan layak dimasukkan ke dalam portofolio.
Data penjualan rumah baru AS memang ciamik. Penjualan rumah baru pada
Mei 2020 melonjak 16,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 676.000
unit. Jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang
memperkirakan pertumbuhan 2,9%.
Banyak pihak yang optimis bahwa ekonomi AS sedang berada di fase
pemulihan. Namun risiko ketidakpastian seputar wabah masih ada. Hal ini
membuat investor mencari suaka ke aset safe haven, emas lah pilihannya.
Menambah sentimen positif untuk emas, pemerintah dan bank sentral
masih akan menggelontorkan stimulus untuk menyelamatkan
perekonomian. Kubu Partai Demokrat di House of Representatives (salah
satu kamar di parlemen AS) menyampaikan proposal stimulus infrastruktur
senilai US$ 1,5 triliun.
Rencananya, stimulus ini akan digunakan untuk pembangunan jalan,
jembatan, pelabuhan, energi, sekolah dan berbagai proyek lain.Pembahasan
akan segera dimulai, dan apabila berjalan mulus akan disahkan dalam
beberapa pekan ke depan.
Ketua House of Representaives (DPR AS) Nancy Pelosi mengungkapkan
akan memperjuangkan pengesahan proposal ini sebelum reses pada 4 Juli. dengan adanya banjir stimulus fiskal dan moneter serta suku bunga
rendah, maka kemungkinan inflasi yang tinggi ke depan terbuka lebar.
Investor sedang mencari aset lindung nilai (hedging) terhadap depresiasi mata uang dan emas lah pelariannya.
Emas memang dilirik oleh investor di tengah kondisi yang serba tidak
pasti seperti sekarang ini. Sehingga wajar saja jika harganya ikut
terdongkrak. Apabila harga emas terkoreksi untuk sementara waktu, itu
justru dimanfaatkan investor untuk membeli aset ini.
Ke depan prospek jangka panjang emas masih menarik. Dengan harga emas
di posisi saat ini, maka bukan tak mungkin bahwa emas bisa menyentuh
level US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : cnbcindonesia.com