Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 20 September 2017

Harga Minyak Sulit Pertahankan Level Tinggi Lima Pekan


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Harga minyak masih bertahan di kisaran level tinggi lima pekan sejak akhir pekan lalu hingga perdagangan Selasa malam, tetapi perlahan melandai pada Rabu pagi ini (20/September). Negara-negara Timur Tengah menampilkan keinginan mereka untuk memperluas atau memperpanjang pemberlakukan kesepakatan pemangkasan output; meski demikian, sinyal dari pasar minyak Amerika Serikat agak membebani pasar.

Tren Bullish Didukung Banyak Faktor

Sentimen di pasar minyak sudah membaik sejak International Energy Agency (IEA) menaikkan proyeksi permintaan minyak tahun 2017 pada akhir minggu lalu. Di sisi lain, ekspor minyak mentah Arab Saudi untuk bulan Juli dikabarkan menurun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir.

"Tren bullish untuk minyak disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti revisi demand lebih tinggi dari OPEC dan IEA, ekspor minyak Arab Saudi yang jatuh ke level rendah tiga tahun pada Musim Panas, dan terakhir, berlanjutnya pelemahan Dolar AS," ujar Frank Schallenberger, Pimpinan Riset Komoditas di LBBW, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Turun memperkuat nuansa bullish ini, Irak menyatakan bahwa OPEC tengah mendiskusikan beberapa opsi untuk memperluas pakta pembatasan output mereka. Termasuk diantaranya perpanjangan masa berlaku hingga setelah Maret 2018, dan pemangkasan output dalam jumlah lebih besar.

Perwakilan negara-negara OPEC akan bertemu kembali dengan delegasi negara-negara produsen minyak Non-OPEC pada hari Jumat besok untuk mendiskusikan topik ekstensi pemangkasan output tersebut. Nigeria dan Libya pun bakal mengirimkan wakil-wakilnya, meski mereka tak termasuk daftar negara yang harus mentaati kesepakatan kuota saat ini.

Minyak Shale AS Jadi Penghalang

Sementara itu, peningkatan harga minyak mentah telah menggiatkan aktivitas pengeboran minyak Shale di negeri Paman Sam. Hari Senin lalu, Pemerintah AS menyatakan bahwa mereka memperkirakan output shale akan naik untuk bulan kesepuluh berturut-turut di bulan Oktober mendatang. Tepatnya, berdasarkan forecast US Energy Information Administration (EIA), output dari tujuh ladang Shale akan naik sebanyak 79,000 bph ke angka total 6.1 juta bph.

Analis dari bank multinasional Commerzbank menilai, "Ini akan mempersulit OPEC untuk mencapai keseimbangan pasar yang diinginkan."

Terlebih lagi, persediaan minyak mentah di tangki-tangki penyimpanan AS masih tinggi, walau perlahan menyusut pasca rentetan badai yang melanda sejak awal September. Menurut estimasi terbaru dari American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah hanya naik 1.4 juta barel pekan lalu, di bawah ekspektasi 2.9 juta barel. Stok Gasoline berkurang 5.1 juta barel dan stok hasil distilasi merosot 6.1 juta barel; tetapi

Saat berita ini dirilis, harga minyak Brent berada di kisaran $55.41 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $49.54 per barel.

sumber : seputarforex.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar