JAKARTA, KOMPAS.com
- Nilai tukar rupiah rawan tertekan di tengah penguatan dollar AS.
Namun, di awal pekan ini, Senin (14/7/2014), penurunan harga minyak
diharapkan dapat menopan posisi rupiah.
Mencuatnya kekhawatiran krisis perbankan di Eropa masih menjaga penguatan dollar AS. Sentimen penguatan dollar AS juga didorong oleh pembicaraan tentang srategi the Fed untuk keluar dari kebijakan moneter longgar yang hampir tuntas yang tertuang pada seminar ekonomi di Jackson Hole akhir pekan lalu.
Mencuatnya kekhawatiran krisis perbankan di Eropa masih menjaga penguatan dollar AS. Sentimen penguatan dollar AS juga didorong oleh pembicaraan tentang srategi the Fed untuk keluar dari kebijakan moneter longgar yang hampir tuntas yang tertuang pada seminar ekonomi di Jackson Hole akhir pekan lalu.
Menurut riset Samuel Sekuritas, meningkatnya pesimisme prospek perekonomian negara-negara yang terkait dengan Eropa juga mendorong harga minyak kembali terkoreksi. Turunnya harga minyak berpeluang meredakan tekanan penguatan dollar AS di pasar Asia hari ini.
Di Indonesia sendiri, ketika banyak orang percaya euforia pemilu akan mendorong IHSG ke level 5.500, situasi global yang memburuk ternyata lebih mendominasi sentimen sehingga berhasil memicu aksi jual hebat saat menutup pekan lalu. Rupiah juga melemah bersama dengan mata uang Asia lainnya.
"Hari ini koreksi harga minyak brent yang tajam bisa membantu rupiah bertahan dari tekanan penguatan dollar AS di pasar global," tulisnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar