Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Rabu, 13 September 2023

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Berakhir Turun Menjelang Data Inflasi AS

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada penutupan Selasa (12/09) dan dolar naik tipis menjelang rilis data inflasi utama AS, serta tembaga juga turun akibat aksi profit taking setelah sempat naiknya di awal sesi yang terinspirasi oleh kepercayaan yang lebih baik terhadap ekonomi China.

Harga emas awalnya sedikit naik saat dolar mundur dari puncaknya yang mendekati enam bulan karena profit taking. Namun, greenback rebound pada perdagangan selanjutnya, tetap berada di dekat level tertinggi terbarunya.

Potensi inflasi dan suku bunga AS tetap tinggi, mengisyaratkan ada lebih banyak tekanan pada harga emas dalam beberapa bulan mendatang. Perdagangan ini juga telah memukul emas sepanjang tahun lalu, pasalnya kenaikan suku bunga mendorong naiknya biaya peluang berinvestasi dalam emas.

Emas berjangka Desember yang paling aktif berakhir turun 0,61% di $1.935,40/oz di Comex New York, untuk perdagangan Selasa menurut data Investing.com - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

emas spot juga turun 0,44% di $1.913,20/oz.

Selasa, 12 September 2023

PT Rifan Financindo - Jelang Rilis Data Inflasi AS, Harga Emas Berjangka Terkerek

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas berjangka lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa 12/9/2023 pagi WIB), mencatat keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut. Harga emas mendapat dukungan dari melemahnya dolar AS ketika investor menantikan pembacaan indeks harga konsumen utama minggu ini untuk Agustus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 4,50 dolar AS atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 1.947,20 dolar AS per ons, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.954,60 dolar AS dan terendah di 1.939,50 dolar AS.

Emas berjangka terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi 1.942,70 dolar AS pada Jumat (8/9/2023), setelah menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.942,50 dolar AS pada Kamis (7/9/2023), dan tergelincir 8,40 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.944,20 dolar AS pada Rabu (6/9/2023).

Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda mengatakan kepada surat kabar Yomiuri Shimbun dalam sebuah wawancara pada akhir pekan lalu, pada akhir 2023, bank sentral harus memiliki gagasan tentang apakah kebijakan moneter yang longgar selama beberapa dekade dapat berakhir. Pernyataan Ueda mengangkat yen Jepang dan melemahkan dolar AS.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,5 persen, memangkas kenaikan bulanan menjadi 0,9 persen. Kekuatan dolar cenderung menekan harga emas dalam mata uang dolar.

Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Agustus yang akan dirilis pada Rabu (13/9/2023). Data tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve akhir bulan ini.

"Sedikit pemulihan dalam momentum pembelian emas selama sesi perdagangan baru-baru ini kemungkinan akan menghadapi ujian waktu menjelang pembacaan IHK AS mendatang, yang dianggap sebagai peristiwa risiko utama bagi para pedagang minggu ini," kata Jameel Ahmad, kepala analis di Pialang GTC yang berbasis di Dubai.

"Saat ini, pasar telah beralih ke arah ekspektasi dolar AS untuk tetap menjadi teman terbaik investor selama sisa tahun 2023, yang menunjukkan bahwa kenaikan emas terbatas," katanya dalam komentar melalui email.

Para analis pasar berpendapat bahwa emas mungkin memiliki momen penentu keberhasilan pada minggu ini, yang berarti harga emas mungkin menembus kisaran antara 1.940 dolar AS dan 1.980 dolar AS.

Dengan dolar AS diperkirakan akan tetap kuat hingga sisa tahun 2023, para analis pasar juga berpendapat bahwa kenaikan emas terbatas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 20,90 sen atau 0,90 persen, menjadi ditutup pada 23,383 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 7,50 dolar AS atau 0,84 persen, menjadi menetap pada 902,30 dolar AS per ons - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : republika

Senin, 11 September 2023

PT Rifan - Wall Street Menguat Dipicu Lonjakan Saham Energi

 

PT RIFAN BANDUNG - Wall Street menguat pada Jumat (8/9/2023) dipicu melonjaknya saham sektor energi. Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, naik 75,86 poin, atau sekitar 0,22 persen, menjadi 34.576,59. Indeks S&P 500 meningkat 6,35 poin, atau sekitar 0,14 persen, menjadi 4.457,49. Indeks komposit Nasdaq menguat 12,69 poin, atau sekitar 0,09 persen, menjadi 13.761,53.

Dalam sepekan terakhir, indeks Dow Jones, S&P 500, dan komposit Nasdaq masing-masing turun 0,8 persen, 1,3 persen, dan 1,9 persen.

Indeks sektor energi S&P 500 meningkat 0,97 persen, menjadi sektor dengan peningkatan persentase tertinggi dari 11 sektor utama indeks S&P 500. Indeks sektor teknologi berakhir di teritori positif setelah sebelumnya anjlok 2,9 persen dalam dua sesi perdagangan.

Perhatian para investor selanjutnya tertuju kepada laporan indeks harga konsumen Agustus yang dirilis 13 September.

Kemungkinan Federal Reserve mempertahankan suku bunga dalam pertemuan 20 September mendatang mencapai 93 persen. Sedangkan peluang The Fed mempertahankan suku bunga dalam pertemuan November mencapai 53,5 persen.

Saham perusahaan teknologi Apple Inc (NASDAQ:AAPL) naik 0,3 persen setelah sempat mengalami penurunan tajam dua sesi beruntun dipicu kabar pelarangan penggunaan iPhone terhadap pegawai negeri sipil di Tiongkok.

Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange naik dipicu pelemahan nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Oktober 2023 naik 0,4 persen menjadi US$1.949,30 per ons. Indeks dolar AS turun 0,2 persen menjadi 104,84.

Bursa saham Eropa menguat pada Jumat, dengan indeks STOXX 600 Eropa naik 0,2 persen, dipicu meningkatnya saham sektor perjalanan dan hiburan.

Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, naik 36,47 poin, atau sekitar 0,49 persen, menjadi 7.478,19. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, meningkat 21,64 poin, atau sekitar 0,14 persen, menjadi 15.740,30.

Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, menguat 57 poin, atau sekitar 0,61 persen, menjadi 9.367. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, menanjak 44,67 poin, atau sekitar 0,62 persen, menjadi 7.240,77.

Nilai tukar poundsterling menguat 0,06 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,2483 per pound. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound berada di kisaran 1,1664 euro per pound - PT RIFAN

Sumber : investing

Jumat, 08 September 2023

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bergerak Di Low 10 Hari, Sentimen Suku Bunga AS Beri Tekanan

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas kembali bergerak tipis pada hari Kamis (07/09), berada di bawah tekanan dari penguatan dolar dan Treasury yields dengan tanda-tanda inflasi yang lengket mendorong kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan mempertahankan retorika hawkish-nya.

Data juga menunjukkan beberapa ketahanan dalam ekonomi AS, yang selanjutnya mengurangi permintaan safe haven untuk logam mulia di tengah meningkatnya spekulasi bahwa negara tersebut akan terhindar dari resesi tahun ini.

Tetapi suku bunga AS tetap menjadi titik perhatian utama untuk pasar emas, dengan serangkaian pembicara Federal Reserve yang dijadwalkan hadir sebelum keputusan suku bunga bulan ini.

Emas spot naik 0,1% menjadi $1.919,32/oz, sementara emas berjangka yang akan berakhir bulan Desember turun 0,1% menjadi $1.943,30/oz pukul 11.58 WIB. Kedua instrumen ini diperdagangkan di atas level terendah dalam 10 hari - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Kamis, 07 September 2023

Rifan Financindo - Prediksi Harga Emas 2024, UBS: Bisa Capai $2.200 Skenarionya Begini

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik 6,5% year-to-date/ytd dengan pergerakan harga koreksi lebih rendah dalam beberapa hari terakhir karena menguatnya dolar.

Dalam sebuah laporan kepada klien yang dikirim pada hari Selasa, analis UBS menyoroti peran penting yang dimainkan oleh bank-bank sentral dan perubahan sikap terhadap emas dalam mendukung nilai logam mulia ini selama satu dekade terakhir.

Selama bertahun-tahun, bank-bank sentral merupakan penjual emas (net sellers) atau mengakumulasi emas dalam jumlah yang relatif kecil. Namun, tren ini mulai berubah selama dan setelah krisis keuangan global (GFC) pada tahun 2008, ketika program pelonggaran kuantitatif diimplementasikan, terutama oleh Federal Reserve.

Bank-bank sentral mulai melihat emas sebagai sarana diversifikasi. Peristiwa geopolitik baru ini, seperti perang di Ukraina dan sanksi terkait terhadap bank sentral Rusia oleh negara-negara Barat, telah mempercepat tren pembelian emas oleh bank sentral. Peristiwa-peristiwa ini telah menggarisbawahi peran emas sebagai aset safe haven.

Menurut UBS, bank-bank sentral secara kolektif membeli total bersih 1.082 metrik ton emas tahun lalu. Raksasa perbankan investasi ini mengantisipasi bahwa bank-bank sentral akan terus meningkatkan kepemilikan emasnya, dengan proyeksi pembelian 700 metrik ton lagi pada tahun ini.

Jika proyeksi ini terwujud, ini akan menjadi salah satu tingkat pembelian emas tertinggi dalam satu tahun sejak pertengahan 1960-an.

Satu bank sentral sangat aktif dalam konteks ini. UBS memantau dengan cermat bank sentral China dan pembelian emas serta kuota impornya. Mereka menunjukkan bahwa China menerapkan strategi multiyears untuk mengumpulkan emas, dengan permintaan domestik yang kuat yang diindikasikan oleh peningkatan harga premium Shanghai.

Kami menegaskan kembali manfaat diversifikasi emas dalam konteks portofolio," tulis analis dalam sebuah laporan - RIFAN FINANCINDO

Sumber :  investing

Senin, 04 September 2023

PT Rifan - Harga Emas Naik 1,4% Minggu Ini, Data Pekerjaan Beragam Soroti Fed Hawkish

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas mendekati level tertinggi satu bulan pada hari Jumat sebelum berkonsolidasi untuk mengakhiri minggu ini dengan naik lebih dari 1% setelah laporan pekerjaan AS beragam untuk bulan Agustus, di mana payrolls lebih tinggi dari perkiraan tetapi pengangguran juga naik, menyentuh angka tertinggi 18 bulan.

Perekonomian AS menambah 187.000 nonfarm payrolls bulan lalu dibanding dengan perkiraan 170.000 sementara tingkat pengangguran meningkat menjadi 3,8% dari 3,5% sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS. Angka-angka yang beragam ini menyampaikan pesan bahwa Federal Reserve kemungkinan tidak akan segera melakukan kenaikan suku bunga untuk membawa inflasi ke target jangka panjangnya sebesar 2% per tahun dari sekitar 3% saat ini.

Pada perdagangan hari Jumat, harga emas berjangka Desember yang paling aktif di Comex New York mencapai $1.981,70/oz, level tertinggi 7 Agustus sebelum berakhir naik 0,02% di $1.966,20. Untuk minggu ini, harga emas naik 2,87% meskipun turun 2,16% sepanjang bulan Agustus.

Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada harga emas berjangka oleh beberapa traders, ditutup naik 0,01% di $1.940,28/oz pada akhir sesi Jumat dan sepekan emas naik 1,4%. Harga spot, yang mencerminkan perdagangan emas secara real-time, naik menjadi kurang dari satu sen dari $1.953 di awal sesi, level tertinggi sejak 2 Agustus.

Emas rally kemudian turun dari level tertingginya pasalnya data nonfarm payrolls untuk bulan Agustus, setidaknya, "memberi sinyal bahwa suku bunga tidak akan naik lebih jauh", sesuatu yang tampaknya ditanggapi positif oleh seluruh aset berisiko, Craig Erlam, analis di platform trading online OANDA, menyatakan.

The Fed memiliki tiga kesempatan lagi untuk menaikkan suku bunga tahun ini, dengan Federal Open Market Committee yang membuat kebijakan akan mengambil keputusan suku bunga yang dijadwalkan pada 20 September, 1 November, dan 13 Desember.

Dengan lapangan pekerjaan yang masih tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi setiap bulannya, bank sentral bisa memilih satu atau dua kali kenaikan lagi tahun ini.

Namun, pertumbuhan pengangguran, seperti yang terbukti di bulan Agustus, akan mempersulit proses pengambilan keputusan the Fed dalam hal ini. Selain menjaga inflasi pada atau di bawah 2%, bank sentral diberi mandat oleh Kongres AS untuk menyediakan lapangan kerja yang maksimal bagi warga Amerika - sebuah target yang diidentifikasikan dengan tingkat pengangguran sebesar 4% atau di bawahnya. Tingkat pengangguran bulan lalu sebesar 3,8% adalah yang tertinggi sejak Februari 2021.

"Peluang kenaikan [suku bunga] November turun menjadi 36% dan setelah itu mencapai nol, tidak ada kenaikan yang dapat 'diperhitungkan' lagi dan ini akan menjadi permainan menunggu untuk penurunan [suku bunga]," kata ekonom Adam Button, mengomentari platform ForexLive.

The Fed telah bersumpah untuk tidak menurunkan suku bunga selama inflasi tetap di atas 2%, menyiapkan bank sentral atas apa yang mungkin bisa menjadi pertempuran yang berlarut-larut dalam mencapai targetnya.

Angka pekerjaan bulan Agustus menjadi indikasi bahwa The Fed harus merenungkan lebih dalam tentang bagaimana melanjutkan suku bunga saat menargetkan inflasi untuk kembali ke tingkat tahunan 2% atau kurang yang terlihat sebelum wabah COVID-19 pada Maret 2020.

Inflasi naik sebanyak 9,1% year-on-year/yoy pada Juni 2022, mencapai level tertinggi dalam empat dekade terakhir akibat pemerintah menghabiskan dana bantuan triliunan dolar untuk memerangi pandemi. Pada bulan lalu, inflasi telah turun dalam pertumbuhan tahunan sebesar 3% setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5% dari suku bunga dasar yang hanya 0,25% pada Maret 2022. Meskipun stimulus terkait pandemi telah berakhir, pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dan pertumbuhan upah membuat The Fed tidak dapat mencapai target inflasi 2%, tegas bank sentral - PT RIFAN

Sumber : investing

Jumat, 01 September 2023

Rifan Financindo Berjangka - Emas Stabil Di Tengah Spekulasi Jeda Fed, PMI China Lemah Tekan Tembaga

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas bertahan di atas level kunci tengah $1.900 pada hari Kamis (31/08) tetapi sedikit turun setelah data inflasi yang lebih tinggi mendorong kekhawatiran atas kenaikan suku bunga The Fed - bahkan ketika perkiraan menunjukkan potensi penurunan tajam jumlah pekerjaan AS untuk bulan Agustus.

Ekonom memperkirakan non-farm payrolls untuk bulan lalu hanya 170.000 lebih tinggi dari penambahan 187.000 di bulan Juli - menandai ekspansi bulanan terkecil dalam pekerjaan sejak Februari 2021. Federal Reserve mengamati semua data pekerjaan AS, serta upah, bak hawkish untuk menentukan dampaknya terhadap inflasi dan bagaimana hal itu bisa mempengaruhi keputusan suku bunga yang akan datang pada 20 September.

Data inflasi terpisah, yang disebut indeks Personal Consumption Expenditures, atau PCE, yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan ekspansi 3,3% pada tahun ini hingga Juli - tergelincir lebih jauh dari target tahunan 2% Fed. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral tidak akan banyak bergeming dari sikap hawkish dan membebani emas.

Pada settlement hari Kamis, emas berjangka yang paling aktif Desember di Comex New York mencapai $1.965,90/oz, turun sebesar 0,34%, pada hari itu. Harga emas mencapai level tertinggi lima minggu di $1.977,05 di sesi Rabu. Sepanjang bulan Agustus, emas turun 2%.

Harga emas spot, yang lebih banyak diikuti daripada emas berjangka oleh sebagian traders, berakhir turun 0,12%, di $1.939,96/oz. Mencerminkan perdagangan real-time emas, emas spot mencapai level tertinggi empat minggu di $1.949.05 pada hari Rabu. Untuk bulan Agustus, harga emas turun 1,2%.

"Emas telah didukung baik dalam beberapa hari terakhir oleh data AS yang telah kita lihat, terutama angka-angka (pekerjaan) yang, jika digabung dengan laporan yang lemah, bisa dengan kuat isyarat keretakan yang muncul di pasar tenaga kerja," papar Craig Erlam, analis di platform perdagangan online OANDA.

"Kami tidak berbicara tentang sesuatu yang terlalu substansial saat ini, namun tentu saja panas yang lebih sedikit yang akan membuat The Fed terhibur, berpotensi cukup untuk berhenti sejenak dalam beberapa minggu," ujar Erlam, mengacu pada keputusan suku bunga 20 September oleh bank sentral.

Inflasi telah menurun signifikan di Amerika Serikat setelah The Fed melakukan salah satu pengetatan moneter paling agresif dalam sejarahnya selama 18 bulan terakhir untuk mengatasi inflasi yang disebabkan oleh pandemi virus corona dan triliunan dolar bantuan stimulus terkait hal itu.

Sejak Maret 2020, bank sentral telah menambah 5,25% pada suku bunga acuan yang sebelumnya hanya 0,25%. Akibatnya, inflasi yang diukur dengan IHK, telah jatuh dari level tertinggi empat dekade yang disetahunkan sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Meski demikian, The Fed belum dapat dengan mudah memindahkan inflasi utama kembali ke level 2% ke bawah yang telah dipertahankan sebelum pandemi. Alasannya, menurut bank sentral, adalah pertumbuhan lapangan kerja dan upah yang lebih kuat dari perkiraan sejak wabah COVID-19 yang memungkinkan masyarakat Amerika untuk terus membelanjakan uangnya dengan kuat - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing