Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Senin, 26 April 2021

PT Rifan - Selagi Harga Stay Di Bawah US$ 1.850, Emas Masih Mungkin Drop

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik belakangan ini. Namun ada satu bank dari Eropa yang meramal harga emas masih bisa anjlok ke depan jika harganya tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons.

Harga emas dunia di pasar spot naik 0,21% ke US$ 1.787/troy ons. Dalam seminggu terakhir harga emas cenderung 'anteng' di atas US$ 1.750/troy ons. 

Return dari posisi memegang emas dalam seminggu ini mencapai 1%. Minggu sebelumnya imbal hasil yang diberikan emas mencapai hampir 2%. Di pasar keuangan dolar AS dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang sebelumnya 'ngamuk' sekarang sudah melandai.


Indeks dolar yang tadinya di atas angka 93 kini turun ke 91. Di saat yang sama yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun yang tadinya tembus 1,75% kini turun menjadi 1,55%.

Pelemahan keduanya menurunkan biaya peluang memegang aset tak berimbal hasil seperti emas. Apalagi aset digital saingan emas yaitu cryptocurrency terutama Bitcoin terus menerus crash. 

Bitcoin yang tadinya diidolakan dan sempat tembus level all time high di US$ 63.000/BTC kini sudah longsor di bawah US$ 50.000/BTC. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 hari kapitalisasi pasar Bitcoin turun 22% diikuti dengan penurunan harga fantastis cryptocurrency lain seperti Dogecoin.

Walaupun emas sedang unjuk gigi lagi, tetapi salah satu analis Bank Belanda yaitu ABN Amro mengatakan bahwa selagi emas tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons maka penurunan harga masih sangat mungkin terjadi. Sentimennya bearish. 

Kami memperkirakan pemulihan harga emas akan kehabisan tenaga dan melemah lagi. Hal ini sejalan dengan pandangan kami bahwa kami mengharapkan dolar AS menguat lagi dan imbal hasil riil AS meningkat," kata Georgette Boele, senior precious metals strategist di ABN Amro kepada Kitco News. 

Tidak hanya Boele saja yang menilai harga emas masih mungkin jatuh. Di tengah kembali naik pamornya harga emas, seorang analis justru khawatir dengan pola pergerakan harga yang terbentuk. Ia adalah Mickey Fulp pencetus Mercenary Geologist Newsletter.

Dalam sebuah pemaparan kepada Kitco News, Fulp mengatakan bahwa ada peluang harga emas akan ambles hingga kurun waktu tahunan. Jika melihat tren pergerakan harga saat ini ada kemiripan dengan pola tahun 10 tahun silam ketika harga emas mulai tertekan hebat.

Sebab itulah Fulp cenderung netral terhadap emas. Menurutnya ada satu hal yang bisa menyelamatkan logam mulia ini yaitu inflasi yang tak terkendali. Dengan adanya likuiditas berlimpah dan kebijakan moneter longgar, ada kekhawatiran inflasi yang tinggi akan terjadi.

Jika melihat angka, analis dan pelaku pasar ada yang berspekulasi inflasi tinggi akan terjadi jika ekonomi semakin bergeliat karena ada penambahan hampir US$ 12 triliun ke neraca bank sentral dunia menurut catatan IMF.

Pasokan uang beredar yang tinggi itulah yang membuat banyak pihak inflasi tinggi bakal terjadi dan mampu membuat harga emas melesat tajam - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 23 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Masih Naik Usai Munculnya Rencana Peningkatan Pajak Biden

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas masih naik pada Jumat petang dan akan mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut seiring penurunan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi.

Harga emas berjangka kian naik 0,13% di $1.784,35 per troy ons pukul 13.42 WIB. Adapun indeks dolar AS melemah 0,155 di 91,185 pukul 13.44 WIB dan imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik 0,68% di 1,5666 hingga pukul 13.39 WIB

Investor mempertimbangkan laporan Presiden AS Joe Biden hampir dapat menggandakan pajak atas capital gain menjadi 39,6% bagi warga AS yang berpenghasilan lebih dari $1 juta setahun, yang akan mendanai sekitar $1 triliun untuk perawatan anak, pendidikan universal pra-taman kanak-kanak, dan cuti berbayar bagi para pekerja.

Klaim pengangguran awal AS mencapai level terendah 13 bulan sebanyak 547.000 klaim selama seminggu terakhir. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan 617.000 klaim sementara 586.000 klaim telah diajukan selama minggu sebelumnya.

Di sisi bank sentral, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengingatkan ekspektasi pengurangan (tapering) pembelian obligasi masih terlalu dini seiring keputusan kebijakan ECB pada hari Kamis.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell diperkirakan akan mengulangi pesan ini ketika Fed merilis keputusan sendiri pada minggu berikutnya.

Di Asia Tengah, Bank Sentral Republik Uzbekistan tidak akan menjual emas sampai melihat harga mencapai puncaknya, kata wakil gubernur Behzod Khamraev kepada Reuters.

Sementara itu, ekspor emas Swiss bulan Maret mencapai level tertinggi lebih dari 10 bulan, sebagian besar berkat jumlah pengiriman tertinggi ke India sejak 2013, menurut data bea cukai Swiss.

Pada logam mulia lainnya, palladium naik 0,26% ke 2.849,00 pukul 13.46 WIB tetapi tetap di bawah rekor $2.891,50 yang dicapai pada hari Kamis. Namun, banyak investor mengharapkan pergerakan lebih lanjut menuju $3.000 per ons karena produsen mobil meningkatkan pembelian logam ini dan menambah buruk situasi kekurangan pasokan. Perak turun 0,18% di 26,133 dan platinum naik 0,26% di 1.211,20 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 22 April 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Meroket Dipicu Meningkatnya Kasus Virus Corona


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas menguat dalam dua hari berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga emas terus menguat karena penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan pelemahan dolar mengangkat daya tarik logam mulia di tengah kekhawatiran investor akan peningkatan kasus Covid-19 secara global.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD14,7 atau 0,83% menjadi USD1.793,10 per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di USD1.798,25. Ini kenaikan tertinggi untuk emas sejak 25 Februari ketika menyentuh puncak USD1.805. 

Tekanan terhadap emas selama beberapa bulan terakhir adalah meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dan sekarang sudah cukup banyak berkurang," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melemah di bawah 1,6%. Hal ini pun mengurangi peluang kerugian bagi investor yang memiliki emas. 

Kemudian, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap euro dan lima mata uang utama lainnya berada di 91,13, turun tipis 0,1%. Hal ini juga yang memberikan dukungan terhadap harga emas.

Investor berbondong-bondong ke emas sebagai tempat berlindung sebagai reaksi terhadap lonjakan kasus Covid-19 di India, di mana lebih dari 250.000 infeksi baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, serta di Brazi dan Jepang, di mana ada wabah besar. 

Prospek emas menjadi sangat bullish karena terlalu banyak risiko yang meresap secara global," kata Moya.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 73 sen atau 2,83% menjadi USD26,57 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD18,4 atau 1,54% menjadi USD1.214,7 per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : okezone.com

Rabu, 21 April 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Balik Menguat 7,8 Dolar Didukung Penurunan Imbal Hasil Obligasi

 

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya, karena penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat mengangkat daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi ditutup pada 1.778,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka terpangkas 9,6 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.770,60 dolar AS.

Emas berjangka melonjak 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.780,20 dolar AS pada Jumat, setelah melambung 30,5 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.766,80 dolar AS pada Kamis, dan merosot 11,3 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada Rabu.

Momentum kenaikan emas baru-baru ini telah didorong oleh fakta bahwa obligasi ditawar dengan baik dan dolar AS berada di bawah tekanan," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah, sementara indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,2 persen, tetapi mencapai level terendah dalam sekitar tujuh minggu di awal sesi.

Emas kemungkinan akan bertahan di kisaran baru 1.760 dolar AS - 1.810 dolar AS sampai kita mendapatkan pendorong pasar yang jelas. Kami mungkin perlu menunggu FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) dan melihat apakah ada perubahan nada serta bagaimana putaran lelang obligasi berikutnya, tetapi secara keseluruhan obligasi terasa diminati," kata Wong.

FOMC yang mengatur suku bunga bank sentral AS akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 27-28 April.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi mengingat stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberikan oleh bank sentral, telah bergumul dengan imbal hasil karena imbal hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas tanpa yang tidak memberikan suku bunga.

Emas masih bisa bergerak lebih tinggi karena "ada terlalu banyak likuiditas di pasar dan akan tetap seperti itu untuk beberapa waktu, meskipun kami telah mendapatkan tanda-tanda pemulihan yang tampak cukup kuat di wilayah tertentu," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Pada catatan teknis, kegagalan emas untuk menembus level resistansi di 1.785 dolar AS dapat mendorongnya kembali ke kisaran 1.744 dolar AS hingga 1.758 dolar AS, kata analis teknis Reuters, Wang Tao.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 0,3 sen atau 0,01 persen menjadi ditutup pada 25,84 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 10,2 dolar AS atau 0,85 persen menjadi ditutup pada 1.196,3 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : antaranews.com

Senin, 19 April 2021

PT Rifan - Tinjauan Mingguan Kalender Energi & Logam Mulia Ke Depan


PT RIFAN BANDUNG
- Apakah emas sedang menuju $1.800 per ounce, Dan apakah itu akan terus berkembang dari sana? Pertanyaan-pertanyaan itu kemungkinan ada di benak semua orang setelah harga emas berjangka di Comex dan bullion spot keduanya mencapai level tertinggi 7 minggu di atas $1.780 pada hari Jumat.

Kebangkitan emas terjadi karena imbal hasil obligasi AS jatuh di tengah kenaikan harga konsumen yang menegaskan kembali peran logam kuning yang berkurang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Sanksi besar-besaran yang dijatuhkan pada Rusia yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada hari Kamis juga membawa emas kembali - di mata sebagian orang, setidaknya - sebagai perlindungan terhadap risiko politik. Terakhir kali harga emas bereaksi terhadap situasi geopolitik adalah selama pembunuhan Qassem Soleimani pada Januari 2020, jenderal tertinggi Iran, yang tewas dalam serangan AS yang diperintahkan oleh pendahulu Biden, Donald Trump.

Pecahnya Covid-19 setelah pembunuhan Soleimani memangkas konflik internasional menjadi hampir nol selama sisa tahun 2020, sampai pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada November - sekali lagi, seorang Iran - dalam serangan yang terkait dengan pasukan Israel. Insiden itu nyaris tidak membuat riak di pasar emas.

Saat Presiden AS Joseph Biden menjabat pada bulan Januari, keributan baru AS-Rusia telah dimulai dan ketegangan telah meningkat di Timur Tengah yang melibatkan aktor Iran, Saudi, Turki dan Israel. Tak satupun dari ini memberi dampak mendasar pada emas sampai sanksi minggu lalu di Moskow.

Sementara trader berposisi long dalam emas sekarang menunggu kembali ke $1.800, mereka kemungkinan sadar bahwa ini bukan upaya pertama mereka sejak kehilangan ambang harga tersebut pada pertengahan Februari. Beberapa upaya yang gagal menunjukkan potensi volatilitas yang dapat mempersulit kemajuan dan ketahanan emas yang stabil bahkan jika harganya mencapai $1.800.

"Penutupan bullish pada grafik mingguan menegaskan kesediaan emas untuk melanjutkan pergerakannya hingga $1.800-$1.805 dan bahkan meluas ke $1.830," kata Sunil Kumar Dixit dari SK Dixit Charting di Kolkata, India.

"Konon, volatilitas pada level tertinggi tersebut dapat memicu koreksi yang mendorong emas turun untuk mendukung area $1.755-$1.730, dan sekali lagi membawa pembeli mencari nilai."

Dixit tidak sendirian dalam melihat waktu yang berombak untuk mendapatkan emas.

Justin Low mengatakan dalam postingan di ForexLive pada hari Jumat silam bahwa emas memecahkan resistensi $1.780 terutama karena jatuhnya imbal hasil obligasi AS - dinamika yang kemungkinan tidak bertahan lama.

Masalah lain - dan lebih besar - adalah masih kurangnya dukungan kelembagaan untuk emas dalam bentuk ETF, katanya.

ETF Emas terbesar, Saham Emas SPDR (NYSE:GLD), mengalami penurunan kepemilikannya menjadi 32,886 juta pada hari Jumat - terendah sejak 16 April tahun lalu.

"(Di sana) terus mencerminkan kurangnya minat dan nafsu membeli emas, yang kemungkinan akan menyeret harga lebih rendah ke bawah," kata Low.

"Grafik menganjurkan momentum yang lebih kuat untuk pembeli sekarang, di mana resistensi lebih lanjut terlihat lebih dekat ke level retracement 38,2 dekat $1.785 dan kemudian level $1.800 dengan rata-rata pergerakan 100-hari di dekatnya," tambahnya. "Pada akhirnya ada sesuatu yang harus diberikan, dan jika minat investor masih tidak akan kembali secara signifikan, kenaikan teknikal terbaru emas kemungkinan agak terbatas."

Metals Focus juga mengatakan imbal hasil akan menjadi kekuatan dominan di belakang harga emas selama sisa tahun ini.

"Sementara beberapa peristiwa geopolitik berpotensi meningkat, termasuk di perbatasan Ukraina, yang lebih penting untuk harga emas akan menjadi latar belakang makro yang masih mendukung," kata penasihat perdagangan logam.

"Kebijakan moneter dan fiskal, termasuk persistensi suku bunga sangat rendah dan imbal hasil riil negatif, dan kekhawatiran tentang inflasi di masa depan akan terus menjadi alasan untuk investasi emas yang kuat di masa mendatang."

Imbal hasil obligasi AS, diukur dengan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun, bergerak di 1,58% pada hari Jumat lalu, jauh lebih rendah dari level tertinggi 14 bulan di 1,77% pada 30 Maret.

Tampaknya pasar obligasi akhirnya membeli ke dalam proyeksi bunga rendah Fed untuk jangka panjang yang akan mendukung emas yang tidak menghasilkan,” kata Sophie Griffiths, kepala riset untuk Inggris dan EMEA di broker daring OANDA.

Sejak awal tahun ini, emas terus menghadapi tantangan karena dolar dan imbal hasil obligasi sering melonjak karena argumen bahwa pemulihan ekonomi AS dari pandemi dapat melebihi ekspektasi, yang mengarah ke kekhawatiran akan membengkaknya inflasi karena Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Menambah kekuatan emas adalah dolar AS yang lebih lemah, yang biasanya meningkatkan logam kuning. Indeks Dolar AS, yang menempatkan greenback terhadap euro dan lima mata uang utama lainnya, melemah menjadi 91,56 terhadap penyelesaian hari Rabu di 91,62.

Emas mengalami kenaikan tajam pada pertengahan 2020 ketika naik dari posisi terendah Maret di bawah $1.500 untuk mencapai rekor tertinggi hampir $2.100 pada bulan Agustus, menanggapi kekhawatiran inflasi yang dipicu oleh bantuan fiskal AS pertama senilai $3 triliun yang disetujui untuk pandemi virus corona.

Terobosan dalam pengembangan vaksin sejak November, bersama dengan optimisme pemulihan ekonomi, bagaimanapun, memaksa emas untuk menutup perdagangan tahun 2020 di bawah $1.900.

Tahun ini, kebiasaannya memburuk karena emas jatuh pertama kali ke level $1.800 pada bulan Januari, kemudian jatuh ke bawah $1.660 pada satu titik di bulan Maret.

Kelemahan emas seperti itu luar biasa jika dilihat dari perspektif stimulus Covid-19 senilai $1,9 triliun yang disahkan oleh Kongres AS pada bulan Maret, dan rencana pemerintahan Biden untuk belanja infrastruktur tambahan senilai $2,2 triliun.

Biasanya, langkah-langkah stimulus menyebabkan penurunan nilai dolar dan inflasi yang mengirim emas naik sebagai lindung nilai inflasi. Tetapi aksi jual yang menangguhkan logika malah terjadi dalam emas selama enam bulan terakhir, dan beberapa bank Wall Street memberikan komentar yang tidak masuk akal untuk mendukung ini.

Harga emas berjangka di Comex New York melakukan perdagangan terakhir sebesar $1.744,60 sebelum akhir pekan. Emas Comex menyelesaikan sesi hari Jumat turun $13,60, atau 0,8%, pada level $1,744.80 per ounce. Untuk minggu lalu, bagaimanapun, harga naik 1,05%.

Harga emas spot ditetapkan di level $1.743,94, turun $11,68, atau 0,7%. Untuk minggu lalu, emas spot naik 0,8%. Pergerakan emas spot merupakan bagian integral dari pengelola dana, yang terkadang lebih mengandalkannya daripada emas berjangka untuk menentukan arah -
PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 16 April 2021

Rifan Financindo Berjangka - Emas Menuju Kenaikan Mingguan Setelah Data Pekerjaan Di Rilis

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas stabil, mempertahankan kenaikan dari hari Kamis yang datang karena imbal hasil obligasi turun setelah data ekonomi AS yang kuat.

Emas berjangka diperdagangan Comex tidak berubah pada $ 1,766.80 per troy ounce. Mereka menambahkan 1,8% pada hari Kamis setelah penjualan ritel AS dan produksi industri naik, sementara klaim pengangguran turun.

Data yang kuat mendorong penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, kata Daniel Briesemann, analis komoditas di Commerzbank, yang pada gilirannya mendukung emas.

Tampaknya pelaku pasar percaya pernyataan Federal Reserve AS kali ini bahwa mereka tidak akan bereaksi terhadap data yang baik dan akan mentolerir ekonomi yang terlalu panas," katanya. Keuntungan tersebut menempatkan emas di jalur untuk kenaikan mingguan 1,2% - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg.com

Kamis, 15 April 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Spot Merosot Ke US$ 1.736 Per Ons Troi Usai Yield US Treasury Kembali Naik

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas jatuh pada perdagangan hari Rabu setelah yield US Treasury kembali menguat dan membebani komoditas logam mulia. Padahal di saat yang sama, dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tekanan. 

Harga emas spot ditutup turun 0,5% menjadi US$ 1.736,43 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2021 juga melemah 0,6% ke US$ 1.736,30 per ons troi.  

Kenaikan pada yield obligasi AS tampaknya "menambahkan beberapa tekanan ringan ke pasar (emas)," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Futures.

Dia juga melihat, pelemahan emas pada perdagangan kali ini terlihat lebih bersifat teknis dengan level teknikal di US$ 1.750 per ons troi.

Pada sesi perdagangan sebelumnya, emas melonjak 0,9% setelah AS mengumumkan CPI bulan Maret naik paling tinggi dalam lebih dari 8,5 tahun. Ini menjadi moment yang diharapkan para analis yang disebut periode singkat saat inflasi yang lebih tinggi terjadi.

Emas batangan yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi pun menorehkan keunggulan saat itu.  

Kuartal kedua kemungkinan akan menghadirkan tekanan terbesar untuk emas mengingat ekspektasi kami agar dolar AS menguat untuk sementara," kata analis Standard Chartered Suki Cooper

"Tapi setelah itu, kami berharap dolar AS kembali ke semula yakni tren melemah, dengan imbal hasil riil tetap negatif dan kenaikan ekspektasi inflasi untuk menyalakan kembali minat investor pada emas," tambah Cooper.

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi bulanannya sebelum melakukan kenaikan suku bunga. Dia kembali memperjelas urutan kebijakan moneter akan berubah namun masih untuk tahun-tahun mendatang.

The Fed melaporkan dalam "Beige Book" terbarunya menyebut, pemulihan ekonomi AS dipercepat ke kecepatan yang moderat dari akhir Februari hingga awal April - RIFAN FINANCINDO

Sumber : kontan.co.id