Rifan Financindo Berjangka -
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tajam
pada Rabu (29/10/2014) waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah Federal
Reserve AS mengumumkan berakhirnya program pembelian obligasinya,
sehingga mengurangi permintaan logam mulia sebagai aset "safe-haven".
Kamis, 30 Oktober 2014
The Fed Hentikan Stimulus, Wall Street Langsung Limbung
Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Amerika Serikat, Rabu (29/10/2014), langsung jatuh begitu
Federal Reserve memutuskan mengakhiri program stimulus berupa pembelian
obligasi negara.
Kerugian langsung meluas, begitu 10 saham utama di indeks S&P 500 anjlok di tengah hari kerja. Saham industri bahan baku memimpin kejatuhan saham tersebut dengan 1,6 persen, disusul saham energi dengan penurunan 0,3 persen.
Kerugian langsung meluas, begitu 10 saham utama di indeks S&P 500 anjlok di tengah hari kerja. Saham industri bahan baku memimpin kejatuhan saham tersebut dengan 1,6 persen, disusul saham energi dengan penurunan 0,3 persen.
Rabu, 29 Oktober 2014
Langsung Ambrol, Saham Pembuat Roket NASA yang Meledak
Rifan Financindo Berjangka
– Saham Orbital Sciences mendadak anjlok setelah roket Antares
buatannya meledak sesaat setelah peluncuran, di Virginia, Amerika
Serikat, Selasa (28/10/2014) petang waktu setempat atau Rabu
(29/10/2014) dini hari.
Seperti diberitakan Reuters, saham Orbital Sciences langsung turun 12,74 persen, hanya satu jam setelah insiden itu, dari semula di kisaran 3,87 dollar AS per lembar menjadi 2,65 dollar AS.
Menurut juru bicara NASA Dan Huot, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti meledaknya roket tersebut. Selain itu, ia mengatakan, tidak ada petugas yang berada di dekat landasan luncur saat roket meledak.
Juru bicara County Sheriff Accomack yang menyatakan tidak ada korban jiwa. “Sejauh yang kami tahu, semua personel sudah tercatat dan semua OK.”
Orbital Science dalam pernyataannya juga menyampaikan hal yang sama. “Kami telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada personel yang terluka pada insiden hari ini.”
Orbital Science merupakan perusahaan yang berbasis di Virginia, salah satu perusahaan yang disewa NASA untuk mengangkut kargo ke Stasiun Antariksa Internasional, setelah pesawat ulang-alik yang biasa dipakai untuk itu pensiun.
Peluncuran pada Selasa adalah perjalanan ketiga dari delapan pengiriman kargo ke stasiun tersebut, dengan kontrak senilai 1,9 miliar dollar AS--setara Rp 22,8 triliun--dari NASA.
Seperti diberitakan Reuters, saham Orbital Sciences langsung turun 12,74 persen, hanya satu jam setelah insiden itu, dari semula di kisaran 3,87 dollar AS per lembar menjadi 2,65 dollar AS.
Menurut juru bicara NASA Dan Huot, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti meledaknya roket tersebut. Selain itu, ia mengatakan, tidak ada petugas yang berada di dekat landasan luncur saat roket meledak.
Juru bicara County Sheriff Accomack yang menyatakan tidak ada korban jiwa. “Sejauh yang kami tahu, semua personel sudah tercatat dan semua OK.”
Orbital Science dalam pernyataannya juga menyampaikan hal yang sama. “Kami telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada personel yang terluka pada insiden hari ini.”
Orbital Science merupakan perusahaan yang berbasis di Virginia, salah satu perusahaan yang disewa NASA untuk mengangkut kargo ke Stasiun Antariksa Internasional, setelah pesawat ulang-alik yang biasa dipakai untuk itu pensiun.
Peluncuran pada Selasa adalah perjalanan ketiga dari delapan pengiriman kargo ke stasiun tersebut, dengan kontrak senilai 1,9 miliar dollar AS--setara Rp 22,8 triliun--dari NASA.
Sumber : Kompas
AUD/NZD Perlu Atasi 1,13 Untuk Masuki Fase Bullish Baru
Rifan Financindo Berjangka - AUD dibayarkan di 1,1180 terhadap mata uang tetangganya
dengan penjual berlapis di atas 1,12 masih mewakili oposisi kuat untuk
kemunculan pembeli AUD.
Dalam sesi Asia saat ini, pasangan ini tidak berubah dari penutupan NY, dengan pedagang mencari insentif kecil untuk meningkatkan aliran pesanan di tengah kurangnya data ekonomi yang relevan. Satu-satunya rilis catatan hari ini adalah pembacaan kepercayaan bisnis Selandia Baru yang membaik, yang tidak berdampak pada harga.
Dalam sesi Asia saat ini, pasangan ini tidak berubah dari penutupan NY, dengan pedagang mencari insentif kecil untuk meningkatkan aliran pesanan di tengah kurangnya data ekonomi yang relevan. Satu-satunya rilis catatan hari ini adalah pembacaan kepercayaan bisnis Selandia Baru yang membaik, yang tidak berdampak pada harga.
Ternyata, Pendiri Alibaba Tak Pernah Belanja Online..!
Rifan Financindo Berjangka
- Jack Ma, pendiri Alibaba asal China membangun kekayaannya dari
perusahaan e-commerce. Namun, dia sendiri tak pernah berbelanja online.
"Saya tidak berbelanja online. Istri saya membeli apapun dari rumah: kepiting laut, kepiting segar, apapun," kata dia, saat diwawancara Wall Street Journal, Senin (27/10/2014).
Pengalaman Ma yang minim dalam berbelanja online tak menghalangi dirinya mengembangkan sektor e-commerce. September lalu, Ma sukses melepas perdana saham Alibaba dan menjadi initial public offering (IPO) terbesar dalam sejarah.
Kekayaan Ma saat ini 27,1 miliar dollar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index, tumbuh pesat dari 7,1 miliar dollar AS di tahun lalu. Pria yang dulu seorang guru bahasa Inggris dengan upah 20 dollar AS per jam ini, kini menjadi orang terkaya di China dan terkaya ke-22 di dunia.
"Jadi, Anda membuat uang lebih banyak di 90 hari terakhir di Alibaba, ketimbang yang dilakukan Amazon selama 20 tahun," tanya Dennis Berman dari Wall Street Journal. Ma mengiyakan hal tersebut.
Meski begitu, Ma enggan berpuas diri. Dia sudah merencanakan ide baru. Ma berencana mengolaborasikan perusahaan pembayarannya, Ali Pay dengan aplikasi milik Apple yaitu Apple Pay.
Tim Cook, CEO Apple yang naik ke panggung setelah Ma mengatakan, tertarik dengan kolaborasi tersebut. (Sanny Cicilia)
"Saya tidak berbelanja online. Istri saya membeli apapun dari rumah: kepiting laut, kepiting segar, apapun," kata dia, saat diwawancara Wall Street Journal, Senin (27/10/2014).
Pengalaman Ma yang minim dalam berbelanja online tak menghalangi dirinya mengembangkan sektor e-commerce. September lalu, Ma sukses melepas perdana saham Alibaba dan menjadi initial public offering (IPO) terbesar dalam sejarah.
Kekayaan Ma saat ini 27,1 miliar dollar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index, tumbuh pesat dari 7,1 miliar dollar AS di tahun lalu. Pria yang dulu seorang guru bahasa Inggris dengan upah 20 dollar AS per jam ini, kini menjadi orang terkaya di China dan terkaya ke-22 di dunia.
"Jadi, Anda membuat uang lebih banyak di 90 hari terakhir di Alibaba, ketimbang yang dilakukan Amazon selama 20 tahun," tanya Dennis Berman dari Wall Street Journal. Ma mengiyakan hal tersebut.
Meski begitu, Ma enggan berpuas diri. Dia sudah merencanakan ide baru. Ma berencana mengolaborasikan perusahaan pembayarannya, Ali Pay dengan aplikasi milik Apple yaitu Apple Pay.
Tim Cook, CEO Apple yang naik ke panggung setelah Ma mengatakan, tertarik dengan kolaborasi tersebut. (Sanny Cicilia)
Sumber : Kompas
Selasa, 28 Oktober 2014
Gantikan Rachmat Gobel, Jusman Safeii Jadi Bos Gobel International
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal akan menggantikan Rachmat Gobel memimpin perusahaan PT Gobel Internasional.
"Pak Jusman akan menggantikan saya di PT Gobel Internasional," kata Menteri Perdagangan pada Kabinet Kerja, Rachmat Gobel, dalam pertemuan dengan keluarga, kolega, dan sahabat di Jakarta, Minggu (26/10/2014) lalu.
"Pak Jusman akan menggantikan saya di PT Gobel Internasional," kata Menteri Perdagangan pada Kabinet Kerja, Rachmat Gobel, dalam pertemuan dengan keluarga, kolega, dan sahabat di Jakarta, Minggu (26/10/2014) lalu.
Harga Minyak Dunia Kembali Turun
Rifan Financindo Berjangka -
Harga minyak bergerak lebih rendah pada Senin (27/10/2014) waktu
setempat (Selasa pagi WIB), seiring dengan Goldman Sachs memangkas
perkiraan harga minyak mentah di tengah meningkatnya stok di seluruh
dunia.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, kehilangan 30 sen menjadi berdiri di 85,83 dollar AS di perdagangan London.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, kehilangan 30 sen menjadi berdiri di 85,83 dollar AS di perdagangan London.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)