PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas menembus level psikologis USD1.800 pada akhir perdagangan (Jumat pagi WIB). Harga emas naik memperpanjang keuntungan dalam tiga hari berturut-turut, didorong beberapa permintaan safe haven dan dolar AS yang lebih lemah. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange naik USD3,50 atau 0,19% menjadi USD1.801,50 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD1.806,90 dan terendah sesi di USD1.793,20.
Harga emas pun berhasil menembus level kunci pada perdagangan Kamis, karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi global mendorong beberapa permintaan safe haven membeli logam kuning.
Beberapa bank besar AS juga memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi yang membandel akan menyebabkan resesi AS pada tahun 2023. Pembalikan kurva imbal hasil AS juga dirasakan oleh beberapa pelaku pasar sebagai indikator resesi yang akan datang.
Sementara itu, dolar melemah karena para pelaku pasar mencerna sejumlah data ekonomi dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,31% menjadi 104,7760. Penurunan dolar membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas juga mendapat dukungan karena permintaan ritel China untuk emas diperkirakan akan meningkat tajam, menurut analis pasar.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS naik menjadi 230.000 untuk pekan yang berakhir 3 Desember, naik 4.000 dari minggu sebelumnya 226.000.
Investor juga fokus pada data inflasi produsen AS untuk November, yang akan dirilis pada Jumat, untuk mengukur jalur tekanan harga di negara tersebut, serta menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 32,4 sen atau 1,41% menjadi USD23,246 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari bertambah USD3,10 atau 0,31% menjadi USD1.014,60 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : inforexnews.com