RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia sedikit melemah karena investor menunggu laporan data tenaga kerja Amerika Serikat untuk petunjuk tentang kapan Federal Reserve memulai mengurangi langkah-langkah stimulus mereka di masa pandemi.
Mengutip CNBC, Rabu (2/9/2021) harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi 1.812,55 dolar AS per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,1 persen menjadi 1.816 dolar AS per ounce.
Emas sebagian besar mengikuti pergerakan dolar, yang mundur setelah Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan pengusaha swasta Amerika mempekerjakan pekerja jauh lebih sedikit dari ekspektasi pada Agustus, tetapi kemudian mengurangi beberapa kerugian tersebut pada data yang memperlihatkan kenaikan di bidang manufaktur.
Pergerakan greenback sangat mempengaruhi emas karena membuat logam kuning itu lebih murah atau mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Kendati emas mendapatkan sedikit dorongan dari penurunan awal dolar, tren tersebut menunjukkan bahwa pasar semakin lelah," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
Juga, dorongan emas didapat dari The Fed pekan lalu setelah Chairman Jerome Powell mengatakan meski tapering dapat dimulai tahun ini, bank sentral akan mengambil pendekatan yang hati-hati untuk menaikkan suku bunga, mulai mereda, berkat ekspektasi untuk angka yang kuat dalam data ketenagakerjaan.
Padahal data Amerika yang lebih kuat dapat mendorong dolar dan pada gilirannya membebani harga emas.
Data menunjukkan kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, turun ke level terendah sejak April 2020 pada sesi Selasa.
Logam lainnya perak melesat 1 persen menjadi
24,13 dolar AS per ounce, setelah mencapai level tertinggi lebih dari
tiga minggu. Platinum anjlok 1,2 persen menjadi 1.000,01 dolar AS per
ounce dan paladium turun 0,8 persen menjadi 2.447,44 dolar AS per ounce -
RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com