RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas
di pasar spot kembali menguat setelah sempat tertekan pada awal pekan,
didorong oleh keyakinan investor terkait dengan rekor reli harga emas
pada tahun ini.
Harga emas
di pasar spot menguat 0,69 persen ke level US$1.929 per ons troi. Di
sisi lain, harga emas berjangka Comex kontrak pengiriman Desember 2020
masih melemah tipis 0,45 persen ke level US$1940 per ons troi.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya masih mempertahankan perkiraan bullish untuk komoditas emas kendati harga mulai berfluktuasi dalam beberapa sesi perdagangan.
Kami melihat akan banyak likuiditas yang disuntikkan ke sistem
keuangan. Sebagai gambaran, aset perbankan negara G4 telah mencapai US$6
triliun secara year-to-date,” tulis Hariyanto dalam riset terbarunya, seperti dikutip pada Kamis (13/8/2020).
Dari
US$6 triliun tersebut, Hariyanto menunjukkan Bank Sentral AS (Federal
Reserve) merupakan kontributor paling besar senilai US$2,7 triliun.
Dia juga menjelaskan bahwa banjir likuiditas di dalam sistem keuangan akan meyakinkan investor untuk terus mengoleksi aset safe haven seperti emas.
Pasalnya, investor bisa khawatir uang akan kehilangan nilai ketika bank sentral terus-menerus menggelontorkan stimulus.
Sebelumnya, harga emas sempat terkoreksi pada Selasa (12/8/2020) karena investor melakukan aksi ambil untung atau profit taking dan muncul sentimen penemuan vaksin Covid-19 di Rusia.
Kendati demikian, logam mulia dan turunannya masih menjadi kelompok komoditas dengan performa terbaik pada tahun ini
Senior
Market Analyst Oanda Corp. Edward Moya menyampaikan pergerakan harga
emas yang berfluktuasi cenderung menguat masih akan bertahan lama karena
yield obligasi terlalu volatil pada musim panas tahun ini, laju penguatan harga emas bisa menjadi moderat, tetapi outlook-nya masih akan menuju rekor tertinggi,” kata Moya seperti dikutip Bloomberg, Kamis.
Adapun, real yield
yang berada di teritori negatif dan stimulus yang diberikan pemerintah
untuk menahan dampak negatif pandemi telah menjadi amunisi penguatan
harga emas.
Goldman Sachs Group Inc. bahkan memosisikan emas saat
ini sebagai mata uang terakhir yang akan diburu investor ketika inflasi
dikhawatirkan menggerus nilai dolar AS. Goldman Sachs memperkirakan
harga emas akan terus menguat menembus US$2.000 per troi ons.
Penguatan harga emas kali ini juga seiring dengan perundingan stimulus fiskal di Amerika Serikat yang belum menemukan titik tengah.
Dua
komentar dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait dengan
kelalaian pemerintah AS menahan dampak pandemi pun membuat investor
khawatir mengenai prospek pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : bisnis.com