Rifan Financindo Berjangka -Perdagangan pasar modal terakhir 2014 di Bursa
Efek Indonesia (BEI) akan ditutup pada pukul 16.00 WIB. Proses penutupan
ini diawali oleh acara mengheningkan cipta atau berdoa terkait musibah
hilangnya pesawat AirAsia di perairan dekat Belitung.
Selasa, 30 Desember 2014
Senin, 29 Desember 2014
Selepas Libur Natal, Harga Emas Antam Naik Rp 2.000/Gram
Rifan Financindo Berjangka -Hari ini, harga emas batangan Logam Mulia
milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik dibandingkan perdagangan terakhir
sebelum liburan Hari Natal. Harga pembelian kembali (buyback) juga menguat.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Senin (29/12/2014), harga emas Antam tercatat Rp 523.000 per gram. Naik dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu yaitu Rp 521.000 per gram.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Senin (29/12/2014), harga emas Antam tercatat Rp 523.000 per gram. Naik dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu yaitu Rp 521.000 per gram.
Tahun 2014 Dollar AS Mata Uang Paling Perkasa
Rifan Financindo Berjangka - Dollar
Amerika Serikat (AS) menjadi mata uang paling perkasa di tahun 2014.
Pertama kali sejak tahun 1989, mata uang negeri Paman Sam ini
mengalahkan 31 mata uang dunia. Kondisi ekonomi AS yang membaik dan
rencana Bank Sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga menjaga otot si
mata uang hijau tersebut.
Jumat, 26 Desember 2014
Harga Emas Dunia Melorot Lagi
Rifan Financindo Berjangka - Kontrak
emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Rabu
(24/12/2014) waktu setempat (Kamis pagi WIB), tertekan data ekonomi
Amerika Serikat yang lebih kuat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari berakhir turun 4,5 dollar AS, atau 0,38 persen, menjadi menetap di 1.173,50 dollar AS per ounce.
Departemen Tenaga Kerja AS, melaporkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu, lebih lanjut mendukung pandangan bahwa ekonomi AS hidup kembali.
"Dalam pekan yang berakhir 20 Desember, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman adalah 280.000, turun 9.000 dari tingkat yang direvisi minggu sebelumnya 289.000," sebut Departemen Tenaga Kerja AS.
Data positif datang satu hari setelah Biro Analisis Ekonomi AS merevisi pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga menjadi lima persen, angka terkuat sejak kuartal ketiga 2003.
Para analis menyatakan, data AS yang kuat bisa mendorong Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga merugikan emas yang tak menghasilkan bunga.
Sementara itu, harga minyak merugi pada Rabu, karena laporan pemerintah menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS meningkat lebih dari yang diperkirakan.
Perak untuk pengiriman Maret kehilangan 5,7 sen, atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 15,71 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 0,6 dollar AS, atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.191,1 dollar AS per ounce.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari berakhir turun 4,5 dollar AS, atau 0,38 persen, menjadi menetap di 1.173,50 dollar AS per ounce.
Departemen Tenaga Kerja AS, melaporkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu, lebih lanjut mendukung pandangan bahwa ekonomi AS hidup kembali.
"Dalam pekan yang berakhir 20 Desember, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman adalah 280.000, turun 9.000 dari tingkat yang direvisi minggu sebelumnya 289.000," sebut Departemen Tenaga Kerja AS.
Data positif datang satu hari setelah Biro Analisis Ekonomi AS merevisi pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga menjadi lima persen, angka terkuat sejak kuartal ketiga 2003.
Para analis menyatakan, data AS yang kuat bisa mendorong Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, sehingga merugikan emas yang tak menghasilkan bunga.
Sementara itu, harga minyak merugi pada Rabu, karena laporan pemerintah menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS meningkat lebih dari yang diperkirakan.
Perak untuk pengiriman Maret kehilangan 5,7 sen, atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 15,71 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 0,6 dollar AS, atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.191,1 dollar AS per ounce.
Sumber : Kompas
10 Tahun Tsunami Aceh, Jusuf Kalla, dan Perintah Tembak Gembok Gudang Obat
Rifan Financindo Berjangka - 26
Desember 2004. "Astagfirullah, astagfirullah," kata Jusuf Kalla
berkali-kali ketika mendengar kabar dari Sofyan Djalil, Menteri
Komunikasi dan Informatika ketika itu, yang mengabarkan jumlah korban
jiwa akibat tsunami Aceh mencapai ribuan orang. Sepuluh tahun yang lalu,
Kalla selaku Wakil Presiden memimpin operasi tanggap darurat sekaligus
rehabilitasi Aceh pasca tsunami. Korban jiwa akibat tsunami Aceh pada
2004 diperkirakan mencapai 160.000 jiwa.
Kisah Kalla dalam mengatasi korban tsunami Aceh kembali diceritakan penulis Fenty Effendy dalam karyanya yang berjudul "Ombak Perdamaian" terbitan Kompas Penerbit Buku.
Saat itu, sore hari, Kalla menelepon Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat presiden. Ia lalu menyampaikan akan berangkat ke Aceh untuk melihat langsung kondisi di sana. SBY pun mempersilakan Kalla untuk berangkat.
Malam harinya, Kalla langsung memimpin rapat darurat. Rapat hanya dihadiri enam menteri dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto. Ketika itu, sebagian besar menteri Kabinet Indonesia Bersatu tengah mendampingi Presiden berkunjung ke Nabire, sisanya, tengah dinas ke luar kota dan ada yang melakukan kunjungan luar negeri.
Dalam rapat itu lah laporan Sofyan Djalil mengenai korban jiwa tsunami Aceh didengar Kalla.
"Pak, jumlah korban meninggal diperkirakan ribuan orang," kata Sofyan, seperti yang ditulis dalam buku Ombak Perdamaian.
Mendengar kabar itu, Kalla terus mengucapkan istighfar sambil mengusap wajahnya berkali-kali. Sejumlah menteri tampak tertunduk. Keheningan pun menyapu ruang rapat malam itu.
Pada halaman depan buku Ombak Perdamaian, Kalla disebut langsung memerintahkan para menteri untuk bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Ketika itu, tulis Fenty, persediaan obat-obatan hanya sekitar delapan ton. Sementara, dengan jumlah korban jiwa yang mencapai ribuan orang, menurut laporan Sofyan, pemerintah membutuhkan stok 12 ton obat-obatan untuk disalurkan.
"Saya tidak mau tahu bagaimana caranya, malam ini kumpulkan semua obat yang ada di Jakarta untuk segera angkat ke sana dengan Hercules yang telah disiapkan Panglima TNI. Harus berangkat pukul lima pagi," kata Kalla.
Seorang perwakilan Kementerian Kesehatan tak langsung mengiyakan perintah Kalla. "Tapi kan sudah tengah malam Pak, semua gudang dan tempat penyimpanan barang sudah terkunci dan pemegang kuncinya kami tidak tahu di mana," kata perwakilan Kementerian Kesehatan itu.
"Plok!" suara meja ditepuk Kalla.
Ia geram dan tak habis pikir dengan jawaban perwakilan Kementerian Kesehatan tersebut. Pria yang akrab disapa JK ini lalu memerintahkan pihak Kementerian Kesehatan untuk mencari cara apa pun membuka gembok gudang obat-obatan.
"Tak usah cari yang pegang kunci gembok, ambil pistol, tembak gembok itu. Tidak ada lagi aturan tentang tata cara membuka gudang sekarang ini, yang ada hanyalah kerja untuk selamatkan yang masih hidup," kata Kalla.
Ia lalu memerintahkan perwakilan Kementerian Sosial untuk menyediakan uang tunai yang akan dibelikan makanan di Medan kemudian diangkut ke Aceh. Namun, permintaan Wapres ini lagi-lagi tak langsung disanggupi.
"Masalahnya Pak, kami tidak mudah mengeluarkan uang tunai karena ada proses dan mekanismenya," kata seorang Dirjen Kementerian Sosial.
Kalla pun kembali geram, "Plok," ia kembali menepuk meja di ruang rapat.
"Keluarkan uang tersebut malam ini dan bawa besok pagi-pagi ke Medan. Di sana Saudara beli mi dan langsung bawa ke Aceh. Saya adalah Wapres dan saudara adalah pegawai negeri. Saudara jalankan perintah ini, saya yang bertanggung jawab atas segala persoalan yang akan timbul kemudian hari. Saya yang masuk penjara, bukan Saudara. Kalau Saudara tetap menolak perintah ini, maka letakkan jabatan Saudara sekarang juga," tukas Kalla.
Mendekati pukul 22.30 WIB, 26 Desember 10 tahun lalu, Kalla membubarkan rapat. Masing-masing menteri membawa pulang pekerjaaan rumah untuk dituntaskan keesokan hari, termasuk Menteri Keuangan Jusuf Anwar yang diminta menyiapkan uang tunai Rp 10 miliar. Subuh keesokan harinya, Kalla terbang ke Aceh dengan membawa obat-obatan dan uang tunai Rp 6 miliar dalam peti.
Kisah Kalla dalam mengatasi korban tsunami Aceh kembali diceritakan penulis Fenty Effendy dalam karyanya yang berjudul "Ombak Perdamaian" terbitan Kompas Penerbit Buku.
Saat itu, sore hari, Kalla menelepon Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat presiden. Ia lalu menyampaikan akan berangkat ke Aceh untuk melihat langsung kondisi di sana. SBY pun mempersilakan Kalla untuk berangkat.
Malam harinya, Kalla langsung memimpin rapat darurat. Rapat hanya dihadiri enam menteri dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto. Ketika itu, sebagian besar menteri Kabinet Indonesia Bersatu tengah mendampingi Presiden berkunjung ke Nabire, sisanya, tengah dinas ke luar kota dan ada yang melakukan kunjungan luar negeri.
Dalam rapat itu lah laporan Sofyan Djalil mengenai korban jiwa tsunami Aceh didengar Kalla.
"Pak, jumlah korban meninggal diperkirakan ribuan orang," kata Sofyan, seperti yang ditulis dalam buku Ombak Perdamaian.
Mendengar kabar itu, Kalla terus mengucapkan istighfar sambil mengusap wajahnya berkali-kali. Sejumlah menteri tampak tertunduk. Keheningan pun menyapu ruang rapat malam itu.
Pada halaman depan buku Ombak Perdamaian, Kalla disebut langsung memerintahkan para menteri untuk bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Ketika itu, tulis Fenty, persediaan obat-obatan hanya sekitar delapan ton. Sementara, dengan jumlah korban jiwa yang mencapai ribuan orang, menurut laporan Sofyan, pemerintah membutuhkan stok 12 ton obat-obatan untuk disalurkan.
"Saya tidak mau tahu bagaimana caranya, malam ini kumpulkan semua obat yang ada di Jakarta untuk segera angkat ke sana dengan Hercules yang telah disiapkan Panglima TNI. Harus berangkat pukul lima pagi," kata Kalla.
Seorang perwakilan Kementerian Kesehatan tak langsung mengiyakan perintah Kalla. "Tapi kan sudah tengah malam Pak, semua gudang dan tempat penyimpanan barang sudah terkunci dan pemegang kuncinya kami tidak tahu di mana," kata perwakilan Kementerian Kesehatan itu.
"Plok!" suara meja ditepuk Kalla.
Ia geram dan tak habis pikir dengan jawaban perwakilan Kementerian Kesehatan tersebut. Pria yang akrab disapa JK ini lalu memerintahkan pihak Kementerian Kesehatan untuk mencari cara apa pun membuka gembok gudang obat-obatan.
"Tak usah cari yang pegang kunci gembok, ambil pistol, tembak gembok itu. Tidak ada lagi aturan tentang tata cara membuka gudang sekarang ini, yang ada hanyalah kerja untuk selamatkan yang masih hidup," kata Kalla.
Ia lalu memerintahkan perwakilan Kementerian Sosial untuk menyediakan uang tunai yang akan dibelikan makanan di Medan kemudian diangkut ke Aceh. Namun, permintaan Wapres ini lagi-lagi tak langsung disanggupi.
"Masalahnya Pak, kami tidak mudah mengeluarkan uang tunai karena ada proses dan mekanismenya," kata seorang Dirjen Kementerian Sosial.
Kalla pun kembali geram, "Plok," ia kembali menepuk meja di ruang rapat.
"Keluarkan uang tersebut malam ini dan bawa besok pagi-pagi ke Medan. Di sana Saudara beli mi dan langsung bawa ke Aceh. Saya adalah Wapres dan saudara adalah pegawai negeri. Saudara jalankan perintah ini, saya yang bertanggung jawab atas segala persoalan yang akan timbul kemudian hari. Saya yang masuk penjara, bukan Saudara. Kalau Saudara tetap menolak perintah ini, maka letakkan jabatan Saudara sekarang juga," tukas Kalla.
Mendekati pukul 22.30 WIB, 26 Desember 10 tahun lalu, Kalla membubarkan rapat. Masing-masing menteri membawa pulang pekerjaaan rumah untuk dituntaskan keesokan hari, termasuk Menteri Keuangan Jusuf Anwar yang diminta menyiapkan uang tunai Rp 10 miliar. Subuh keesokan harinya, Kalla terbang ke Aceh dengan membawa obat-obatan dan uang tunai Rp 6 miliar dalam peti.
Sumber : Kompas
Langganan:
Postingan
(
Atom
)