Harga Live: Emas (XAUUSD) | Hang Seng | Nikkei 225 | Brent Oil (BCOUSD)

Selasa, 30 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 29 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup Akibat Lonjakan Imbal Hasil Obligasi Jangka Panjang

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan signifikan, terutama karena lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang. Imbal hasil obligasi 10-tahun dan 30-tahun AS mencapai level tertinggi multi-tahun, sebuah perkembangan yang secara historis menjadi penghalang besar bagi emas. Kenaikan imbal hasil ini meningkatkan biaya peluang memegang emas, karena aset yang memberikan pendapatan tetap menjadi lebih menarik bagi investor.

Lonjakan imbal hasil ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk meningkatnya kekhawatiran inflasi jangka panjang dan besarnya pasokan obligasi yang harus diserap pasar. Selain itu, pasar mulai meragukan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga, atau bahkan memproyeksikan suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama (higher for longer). Ekspektasi suku bunga tinggi yang berkepanjangan ini sangat merugikan bagi aset non-yielding seperti emas.

Namun, di tengah tekanan ini, permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti India dan Tiongkok tetap memberikan dukungan di level harga tertentu. Musim festival dan pernikahan di India, serta permintaan perhiasan di Tiongkok, bertindak sebagai faktor penopang (floor) bagi harga emas. Pembelian yang konsisten dari bank sentral juga memberikan sinyal kepercayaan jangka panjang pada emas.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada arah pergerakan imbal hasil obligasi jangka panjang. Jika imbal hasil terus menanjak, emas kemungkinan akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika terjadi koreksi di pasar obligasi, atau jika kekhawatiran resesi mendorong investor mencari keamanan, emas dapat dengan cepat menemukan kembali momentum kenaikannya. Investor perlu memantau dengan cermat dinamika pasar obligasi dan pernyataan dari pejabat The Fed. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 26 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Kekuatan Dolar AS Menghadang Kenaikan Harga Emas

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka bergerak stagnan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, terhambat oleh penguatan berkelanjutan dari dolar AS. Dolar AS terus menguat karena ekspektasi pasar yang solid terhadap sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) yang akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang panjang. Kekuatan dolar membuat emas, yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut, menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menahan permintaan.

Selain faktor mata uang, pasar global menunjukkan sentimen risk-on, di mana investor lebih memilih aset-aset berisiko. Laporan ketahanan ekonomi AS dan Eropa mengurangi kekhawatiran resesi, membuat investor lebih berani mengambil risiko investasi di pasar saham daripada di emas safe haven.

Namun, harga emas masih mendapat dukungan dari ketidakpastian jangka panjang. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, terutama dampak dari kebijakan moneter ketat di banyak negara, serta risiko geopolitik yang belum terselesaikan, memberikan batas bawah bagi penurunan harga. Setiap eskalasi ketegangan politik atau konflik dapat memicu lonjakan tiba-tiba pada permintaan emas.

Para pelaku pasar kini berhati-hati menanti petunjuk lebih lanjut dari The Fed. Mereka akan mencermati pidato para pejabat bank sentral dan rilis data ekonomi AS, terutama yang berkaitan dengan inflasi dan ketenagakerjaan, untuk memprediksi pergerakan suku bunga. Kejelasan arah kebijakan The Fed akan menjadi penentu utama pergerakan harga emas dalam jangka pendek - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 25 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pembelian Emas Bank Sentral Global Terus Berlanjut, Dukung Harga

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka hari ini mendapat dukungan kuat dari aktivitas pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral di seluruh dunia. Data dari World Gold Council (WGC) menunjukkan bahwa bank sentral terus menambah cadangan emas mereka pada tingkat yang hampir memecahkan rekor, sebagai bagian dari strategi diversifikasi dari Dolar AS dan Euro. Pembelian masif ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas, menjaga agar harga tetap stabil bahkan di tengah potensi tekanan dari kebijakan moneter global.

Motivasi utama di balik pembelian ini adalah mitigasi risiko geopolitik dan ekonomi. Banyak negara, terutama dari negara-negara berkembang, melihat emas sebagai aset yang stabil dan tidak terpengaruh oleh sanksi atau ketidakstabilan politik. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap mata uang nasional mereka.

Di sisi lain, pembelian dari bank sentral ini juga mencerminkan adanya ketidakpercayaan terhadap sistem mata uang fiat yang ada. Dengan adanya ketidakpastian ekonomi global dan utang publik yang meningkat di banyak negara, emas kembali dilihat sebagai penyimpan nilai utama. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran struktural dalam alokasi aset global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menilai bahwa tren ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang. "Selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi masih tinggi, bank sentral akan terus menjadi pembeli utama emas," kata seorang konsultan investasi. "Ini adalah faktor fundamental yang sangat penting dan memberikan dukungan jangka panjang bagi harga emas, terlepas dari fluktuasi jangka pendek." - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 24 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Prospek Suku Bunga Hawkish Bank Sentral Australia

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah pernyataan hawkish dari pejabat Reserve Bank of Australia (RBA). Pejabat bank sentral Australia mengisyaratkan bahwa inflasi masih menjadi perhatian utama dan bahwa mereka mungkin perlu mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan pasar. Prospek kebijakan moneter yang ketat ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga mengurangi daya tariknya bagi investor.

Kenaikan ekspektasi suku bunga oleh RBA seringkali menjadi faktor penekan utama bagi harga emas. Investor cenderung beralih dari aset non-bunga seperti emas ke aset yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi pemerintah, ketika suku bunga naik. Komentar dari pejabat bank sentral Australia hari ini memperkuat pandangan ini, memicu aksi jual di pasar emas berjangka. Pasar obligasi juga bereaksi, dengan imbal hasil obligasi pemerintah Australia menunjukkan tren kenaikan, yang semakin menambah tekanan pada emas.

Selain kebijakan moneter, penguatan dolar Australia juga turut berkontribusi terhadap penurunan harga emas. Dolar Australia yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan. Indeks dolar Australia menunjukkan penguatan setelah pernyataan hawkish dari RBA, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas. Kombinasi dari ekspektasi suku bunga yang tinggi dan dolar Australia yang kuat menciptakan "angin sakal" yang sulit dihadapi oleh emas.

Meskipun ada tekanan, penurunan harga emas berjangka masih dalam batas wajar. Analis pasar memperkirakan bahwa emas mungkin akan menghadapi periode konsolidasi atau penurunan moderat jika ekspektasi suku bunga tetap tinggi. Namun, kekhawatiran inflasi yang mendasari dan ketidakpastian geopolitik masih dapat memberikan dukungan bagi emas dalam jangka panjang. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat pernyataan bank sentral dan data ekonomi Australia. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 23 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 22 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Imbal Hasil Obligasi AS yang Stabil Tinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka menghadapi tekanan signifikan akibat stabilnya imbal hasil obligasi pemerintah AS di level yang tinggi. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS, yang seringkali dianggap sebagai tolok ukur untuk suku bunga riil, tetap berada di level yang menarik bagi investor. Lingkungan imbal hasil yang tinggi ini meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak menawarkan pendapatan tetap. Investor yang mencari pendapatan cenderung mengalihkan dana dari emas ke obligasi, terutama dalam lingkungan di mana suku bunga nominal meningkat.

Hubungan terbalik antara emas dan imbal hasil obligasi seringkali menjadi faktor dominan dalam pergerakan harga logam mulia ini. Ketika imbal hasil obligasi, yang menawarkan pendapatan tetap, meningkat, mereka menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan emas. Tekanan ganda dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan ini mungkin bersifat sementara. Jika sentimen pasar bergeser dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran resesi, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, yang dapat mengurangi tekanan pada emas. Selain itu, pembelian oleh bank sentral dan permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India terus memberikan dukungan fundamental bagi harga emas, membatasi potensi penurunan yang signifikan bahkan ketika ada tekanan dari imbal hasil obligasi.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada arah kebijakan moneter Federal Reserve dan bagaimana pasar bereaksi terhadap data ekonomi yang akan datang. Jika inflasi mereda dan The Fed dapat mengambil pendekatan yang lebih dovish, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, dan emas berjangka dapat menemukan kembali momentumnya. Namun, jika The Fed tetap pada jalur pengetatan yang agresif dan imbal hasil obligasi tetap tinggi, emas mungkin akan tetap berada di bawah tekanan. Investor perlu mempertimbangkan prospek imbal hasil obligasi saat mengambil keputusan investasi emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 19 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Investor Beralih ke Aset Berisiko, Emas Tertekan

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan hari ini, tertekan oleh sentimen risk-on di pasar global. Para investor semakin optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset-aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham dan komoditas industri. Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, meskipun menghadapi tantangan inflasi dan suku bunga tinggi. Hal ini mengurangi kekhawatiran terhadap resesi global dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko.

Pelemahan emas juga diperparah oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kepemilikan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan investasi lain yang memberikan bunga. Selain itu, penguatan dolar AS juga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Meskipun harga emas saat ini sedang tertekan, ada beberapa faktor yang dapat membatasi penurunan lebih lanjut. Salah satunya adalah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi beberapa kawasan dunia. Konflik yang berlanjut di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah dapat sewaktu-waktu memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, juga dapat menjadi pemicu kekhawatiran dan mendorong investor untuk kembali melirik emas. Para analis pasar memperkirakan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang yang sempit, menunggu katalis baru yang dapat mengubah arah pergerakannya.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dari AS yang sangat dinanti-nanti. Jika data inflasi menunjukkan penurunan yang signifikan, hal itu dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Kebijakan The Fed yang kurang hawkish dapat memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, jika inflasi tetap tinggi, The Fed kemungkinan akan tetap hawkish, dan harga emas berpotensi untuk melanjutkan penurunannya. Investor juga akan terus memantau perkembangan geopolitik global, karena setiap eskalasi dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar dan mendorong harga emas kembali naik. - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 18 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pembelian Emas Bank Sentral Global Terus Berlanjut, Dukung Harga

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka hari ini mendapat dukungan kuat dari aktivitas pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral di seluruh dunia. Data dari World Gold Council (WGC) menunjukkan bahwa bank sentral terus menambah cadangan emas mereka pada tingkat yang hampir memecahkan rekor, sebagai bagian dari strategi diversifikasi dari Dolar AS dan Euro. Pembelian masif ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas, menjaga agar harga tetap stabil bahkan di tengah potensi tekanan dari kebijakan moneter global.

Motivasi utama di balik pembelian ini adalah mitigasi risiko geopolitik dan ekonomi. Banyak negara, terutama dari negara-negara berkembang, melihat emas sebagai aset yang stabil dan tidak terpengaruh oleh sanksi atau ketidakstabilan politik. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap mata uang nasional mereka.

Di sisi lain, pembelian dari bank sentral ini juga mencerminkan adanya ketidakpercayaan terhadap sistem mata uang fiat yang ada. Dengan adanya ketidakpastian ekonomi global dan utang publik yang meningkat di banyak negara, emas kembali dilihat sebagai penyimpan nilai utama. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran struktural dalam alokasi aset global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menilai bahwa tren ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang. "Selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi masih tinggi, bank sentral akan terus menjadi pembeli utama emas," kata seorang konsultan investasi. "Ini adalah faktor fundamental yang sangat penting dan memberikan dukungan jangka panjang bagi harga emas, terlepas dari fluktuasi jangka pendek." RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 17 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Prospek Suku Bunga Hawkish Bank Sentral Inggris

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah pernyataan hawkish dari pejabat Bank of England (BoE). Pejabat bank sentral Inggris mengisyaratkan bahwa inflasi masih menjadi perhatian utama dan bahwa mereka mungkin perlu mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan pasar. Prospek kebijakan moneter yang ketat ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga mengurangi daya tariknya bagi investor.

Kenaikan ekspektasi suku bunga oleh BoE seringkali menjadi faktor penekan utama bagi harga emas. Investor cenderung beralih dari aset non-bunga seperti emas ke aset yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi pemerintah, ketika suku bunga naik. Komentar dari pejabat bank sentral Inggris hari ini memperkuat pandangan ini, memicu aksi jual di pasar emas berjangka. Pasar obligasi juga bereaksi, dengan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris menunjukkan tren kenaikan, yang semakin menambah tekanan pada emas.

Selain kebijakan moneter, penguatan pound sterling juga turut berkontribusi terhadap penurunan harga emas. Pound yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan. Indeks pound sterling menunjukkan penguatan setelah pernyataan hawkish dari BoE, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas. Kombinasi dari ekspektasi suku bunga yang tinggi dan pound yang kuat menciptakan "angin sakal" yang sulit dihadapi oleh emas.

Meskipun ada tekanan, penurunan harga emas berjangka masih dalam batas wajar. Analis pasar memperkirakan bahwa emas mungkin akan menghadapi periode konsolidasi atau penurunan moderat jika ekspektasi suku bunga tetap tinggi. Namun, kekhawatiran inflasi yang mendasari dan ketidakpastian geopolitik masih dapat memberikan dukungan bagi emas dalam jangka panjang. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat pernyataan bank sentral dan data ekonomi Inggris. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 16 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 15 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Dolar AS yang Mendekati Level Tertinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Emas berjangka kembali menghadapi tekanan signifikan akibat penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Indeks dolar AS (DXY) terus menguat, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan sikap hawkish-nya. Emas, yang dihargai dalam dolar AS, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya ketika dolar menguat, yang dapat mengurangi permintaan. Hubungan terbalik antara dolar AS dan emas merupakan salah satu dinamika pasar yang paling konsisten dan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga harian.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turut menekan harga emas. Ketika imbal hasil obligasi, yang menawarkan pendapatan tetap, meningkat, mereka menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan emas, yang tidak memberikan imbal hasil. Investor yang mencari pendapatan cenderung mengalihkan dana dari emas ke obligasi, terutama dalam lingkungan di mana suku bunga nominal meningkat. Tekanan ganda dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan ini mungkin bersifat sementara. Jika sentimen pasar bergeser dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran resesi, maka dolar AS mungkin akan tetap kuat, tetapi permintaan emas sebagai safe haven juga akan meningkat, yang dapat menyeimbangkan tekanan tersebut. Selain itu, pembelian oleh bank sentral dan permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India terus memberikan dukungan fundamental bagi harga emas.

Melihat ke depan, fokus pasar akan tetap pada arah kebijakan The Fed dan kekuatan relatif dolar AS. Jika inflasi mereda dan The Fed mulai menunjukkan sikap yang lebih dovish, tekanan terhadap emas bisa berkurang. Namun, jika dolar AS terus menguat karena perbedaan kebijakan moneter antara AS dan negara lain, emas mungkin akan tetap berada di bawah tekanan. Investor perlu mempertimbangkan risiko nilai tukar dan prospek imbal hasil obligasi saat mengambil keputusan investasi emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Jumat, 12 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Investor Beralih ke Aset Berisiko, Emas Tertekan

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan hari ini, tertekan oleh sentimen risk-on di pasar global. Para investor semakin optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka cenderung beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset-aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti saham dan komoditas industri. Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, meskipun menghadapi tantangan inflasi dan suku bunga tinggi. Hal ini mengurangi kekhawatiran terhadap resesi global dan mendorong investor untuk mengambil lebih banyak risiko.

Pelemahan emas juga diperparah oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuannya di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya kepemilikan emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan investasi lain yang memberikan bunga. Selain itu, penguatan dolar AS juga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Meskipun harga emas saat ini sedang tertekan, ada beberapa faktor yang dapat membatasi penurunan lebih lanjut. Salah satunya adalah ketidakpastian geopolitik yang masih membayangi beberapa kawasan dunia. Konflik yang berlanjut di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah dapat sewaktu-waktu memicu lonjakan permintaan emas sebagai aset safe haven. Selain itu, potensi perlambatan ekonomi di Tiongkok, sebagai salah satu konsumen emas terbesar di dunia, juga dapat menjadi pemicu kekhawatiran dan mendorong investor untuk kembali melirik emas. Para analis pasar memperkirakan bahwa harga emas akan bergerak dalam rentang yang sempit, menunggu katalis baru yang dapat mengubah arah pergerakannya.

Ke depan, para pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi dari AS yang sangat dinanti-nanti. Jika data inflasi menunjukkan penurunan yang signifikan, hal itu dapat mengurangi tekanan pada The Fed untuk terus menaikkan suku bunga. Kebijakan The Fed yang kurang hawkish dapat memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, jika inflasi tetap tinggi, The Fed kemungkinan akan tetap hawkish, dan harga emas berpotensi untuk melanjutkan penurunannya. Investor juga akan terus memantau perkembangan geopolitik global, karena setiap eskalasi dapat dengan cepat mengubah sentimen pasar dan mendorong harga emas kembali naik - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 11 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pembelian Emas Bank Sentral Global Terus Berlanjut, Dukung Harga

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka hari ini mendapat dukungan kuat dari aktivitas pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral di seluruh dunia. Data dari World Gold Council (WGC) menunjukkan bahwa bank sentral terus menambah cadangan emas mereka pada tingkat yang hampir memecahkan rekor, sebagai bagian dari strategi diversifikasi dari Dolar AS dan Euro. Pembelian masif ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas, menjaga agar harga tetap stabil bahkan di tengah potensi tekanan dari kebijakan moneter global.

Motivasi utama di balik pembelian ini adalah mitigasi risiko geopolitik dan ekonomi. Banyak negara, terutama dari negara-negara berkembang, melihat emas sebagai aset yang stabil dan tidak terpengaruh oleh sanksi atau ketidakstabilan politik. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap mata uang nasional mereka.

Di sisi lain, pembelian dari bank sentral ini juga mencerminkan adanya ketidakpercayaan terhadap sistem mata uang fiat yang ada. Dengan adanya ketidakpastian ekonomi global dan utang publik yang meningkat di banyak negara, emas kembali dilihat sebagai penyimpan nilai utama. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran struktural dalam alokasi aset global.

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menilai bahwa tren ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang. "Selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi masih tinggi, bank sentral akan terus menjadi pembeli utama emas," kata seorang konsultan investasi. "Ini adalah faktor fundamental yang sangat penting dan memberikan dukungan jangka panjang bagi harga emas, terlepas dari fluktuasi jangka pendek." - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 10 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Penguatan Dolar

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka mengalami tekanan jual hari ini, dengan harga yang menurun setelah indeks dolar AS menguat tajam. Penguatan dolar ini didorong oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang memperkuat keyakinan investor bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemotongan suku bunga. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan.

Hubungan terbalik antara dolar AS dan harga emas adalah salah satu dinamika pasar yang paling penting. Ketika dolar menguat, emas cenderung melemah, dan sebaliknya. Pergerakan dolar hari ini jelas tidak menguntungkan emas, memicu aksi jual di pasar berjangka. Sentimen ini diperparah oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang membuat aset berdenominasi dolar menjadi lebih menarik dibandingkan emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain faktor dolar dan imbal hasil, sentimen pasar secara keseluruhan juga berperan. Jika investor menjadi lebih optimis tentang prospek ekonomi global dan AS, mereka cenderung beralih dari aset safe-haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham. Laporan ekonomi yang kuat dari AS hari ini memberikan dorongan optimisme tersebut, menciptakan lingkungan yang menantang bagi emas.

Prospek jangka pendek untuk emas berjangka akan sangat bergantung pada pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Jika dolar terus menguat dan imbal hasil tetap tinggi, emas kemungkinan akan menghadapi tekanan lebih lanjut. Namun, jika ada pembalikan mendadak dalam tren ini, emas dapat menemukan dukungan kuat. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat laporan ekonomi AS dan pernyataan bank sentral untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 09 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bagaimana Fluktuasi Pasar Saham Memengaruhi Emas Berjangka?

 

HARGA EMAS HARI INI - Ada hubungan yang sering kali berbanding terbalik antara pasar saham dan harga emas berjangka. Ketika pasar saham global mengalami kenaikan kuat, investor cenderung bersikap "risk-on", yaitu berani mengambil risiko untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi. Mereka akan mengalihkan modal dari aset yang dianggap aman, seperti emas, ke saham yang berpotensi memberikan keuntungan lebih besar. Kondisi ini dapat menekan harga emas berjangka.

Sebaliknya, saat pasar saham mengalami penurunan tajam atau volatilitas tinggi, investor akan beralih ke strategi "risk-off". Mereka akan menjual saham-saham berisiko dan mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan kekayaan mereka. Emas, dengan reputasinya sebagai aset "safe haven", menjadi tujuan utama. Arus modal yang keluar dari pasar saham dan masuk ke pasar emas dapat menyebabkan lonjakan harga yang signifikan dan tiba-tiba.

Hubungan ini sangat jelas terlihat saat terjadi krisis keuangan atau ketidakpastian ekonomi yang besar. Sebagai contoh, selama krisis finansial global 2008 atau saat awal pandemi COVID-19, pasar saham global anjlok sementara harga emas justru melonjak. Investor menggunakan emas sebagai "asuransi" terhadap potensi kerugian di pasar saham.

Dengan demikian, memantau pergerakan pasar saham adalah bagian integral dari analisis pasar emas berjangka. Indeks saham utama seperti S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq sering kali menjadi indikator utama untuk mengukur sentimen risiko investor. Jika indeks-indeks ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan, itu bisa menjadi sinyal bagi para trader emas untuk bersiap menghadapi potensi kenaikan harga. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 08 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Emas Berjangka Tertekan oleh Imbal Hasil Obligasi AS yang Stabil Tinggi

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka menghadapi tekanan signifikan akibat stabilnya imbal hasil obligasi pemerintah AS di level yang tinggi. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS, yang seringkali dianggap sebagai tolok ukur untuk suku bunga riil, tetap berada di level yang menarik bagi investor. Lingkungan imbal hasil yang tinggi ini meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak menawarkan pendapatan tetap. Investor yang mencari pendapatan cenderung mengalihkan dana dari emas ke obligasi, terutama dalam lingkungan di mana suku bunga nominal meningkat.

Hubungan terbalik antara emas dan imbal hasil obligasi seringkali menjadi faktor dominan dalam pergerakan harga logam mulia ini. Ketika imbal hasil obligasi, yang menawarkan pendapatan tetap, meningkat, mereka menjadi alternatif investasi yang lebih menarik dibandingkan emas. Tekanan ganda dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan ini mungkin bersifat sementara. Jika sentimen pasar bergeser dari kekhawatiran inflasi ke kekhawatiran resesi, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, yang dapat mengurangi tekanan pada emas. Selain itu, pembelian oleh bank sentral dan permintaan fisik dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India terus memberikan dukungan fundamental bagi harga emas, membatasi potensi penurunan yang signifikan bahkan ketika ada tekanan dari imbal hasil obligasi.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada arah kebijakan moneter Federal Reserve dan bagaimana pasar bereaksi terhadap data ekonomi yang akan datang. Jika inflasi mereda dan The Fed dapat mengambil pendekatan yang lebih dovish, imbal hasil obligasi mungkin akan turun, dan emas berjangka dapat menemukan kembali momentumnya. Namun, jika The Fed tetap pada jalur pengetatan yang agresif dan imbal hasil obligasi tetap tinggi, emas mungkin akan tetap berada di bawah tekanan. Investor perlu mempertimbangkan prospek imbal hasil obligasi saat mengambil keputusan investasi emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Kamis, 04 September 2025

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Permintaan Emas Berjangka dari Tiongkok Kembali Lonjakan Jelang "Golden Week"

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka global mencatat adanya lonjakan permintaan yang signifikan dari Tiongkok, yang didorong oleh persiapan menjelang liburan "Golden Week" di awal Oktober. Liburan nasional yang panjang ini secara tradisional memicu lonjakan pembelian emas baik untuk perhiasan maupun investasi. Permintaan yang kuat dari konsumen ritel dan investor Tiongkok ini memberikan dukungan yang signifikan bagi harga emas di pasar global.

Meskipun data ekonomi Tiongkok menunjukkan pemulihan yang beragam, permintaan emas tetap stabil, bahkan cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap emas sebagai alat penyimpan nilai masih sangat tinggi di kalangan masyarakat Tiongkok. Pembelian fisik emas juga menjadi pilihan populer di tengah volatilitas pasar properti dan ekuitas domestik.

Selain itu, bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBOC), juga terus menambah cadangan emasnya. Pembelian masif ini mencerminkan strategi diversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada Dolar AS. Langkah strategis ini memberikan fondasi yang kuat bagi harga emas di pasar global.

Analis di RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG menyoroti peran penting permintaan Asia dalam menjaga stabilitas harga emas. "Permintaan dari Tiongkok, baik dari bank sentral maupun konsumen ritel, adalah pendorong utama bagi harga emas," kata salah seorang analis. "Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun, memberikan dukungan yang kuat bagi emas." RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Rabu, 03 September 2025

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga Emas Berjangka Tertekan oleh Penguatan Dolar AS

 

HARGA EMAS HARI INI - Pasar emas berjangka menunjukkan penguatan hari ini, didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur. Eskalasi konflik dan ketegangan politik memicu kekhawatiran investor mengenai stabilitas global, mendorong mereka untuk mencari perlindungan di aset safe-haven seperti emas. Dalam kondisi yang penuh dengan risiko ini, emas kembali membuktikan dirinya sebagai aset yang dapat diandalkan untuk melindungi modal dari gejolak yang tak terduga.

Ketidakpastian geopolitik seringkali menjadi pendorong utama bagi harga emas. Ketika ada ancaman terhadap stabilitas politik atau ekonomi global, investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko dan beralih ke aset yang memiliki sejarah sebagai tempat berlindung yang aman. Emas, dengan sejarah panjangnya sebagai aset safe-haven, adalah salah satu pilihan utama selama periode ketidakpastian ini. Minat beli dari investor institusional dan ritel terlihat meningkat, mendorong harga di pasar berjangka.

Selain itu, volatilitas di pasar komoditas dan mata uang juga menambah daya tarik emas. Fluktuasi harga minyak dan komoditas industri lainnya mencerminkan ketidakpastian seputar rantai pasokan global, yang semakin mendorong investor untuk mencari stabilitas. Emas, sebagai aset yang tidak berkorelasi langsung dengan geopolitik, seringkali menjadi pilihan yang menarik selama periode ketidakpastian ini. Ini menjadikannya pilihan yang penting untuk diversifikasi portofolio.

Dalam jangka pendek, ketidakpastian geopolitik yang dominan akan terus memberikan dukungan bagi harga emas berjangka. Selama ada kekhawatiran mengenai prospek stabilitas global, emas akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik. Namun, jika ada penurunan mendadak dalam ketegangan politik, emas mungkin akan menghadapi tekanan. Investor disarankan untuk memantau dengan cermat perkembangan geopolitik untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan. - PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG 

sumber : newsmaker.id

Selasa, 02 September 2025

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas Kembali Menjadi Aset Safe Haven di Tengah Gejolak Geopolitik

 

HARGA EMAS HARI INI - Dalam situasi ketidakpastian politik dan ekonomi global, emas kembali membuktikan perannya sebagai aset "safe haven" atau tempat berlindung yang aman. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, seperti konflik regional atau sengketa perdagangan, investor cenderung meninggalkan aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan beralih ke emas. Logam mulia ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, yang dapat melindungi kekayaan dari fluktuasi pasar yang ekstrem.

Ketakutan akan eskalasi konflik sering kali mendorong lonjakan permintaan emas berjangka. Investor tidak hanya mencari perlindungan dari penurunan nilai aset lain, tetapi juga mengantisipasi kemungkinan dampak ekonomi yang lebih luas. Dalam banyak kasus, ketegangan politik dapat mengganggu rantai pasokan global, memicu inflasi, dan bahkan melemahkan mata uang nasional. Dalam skenario ini, emas menawarkan perlindungan dari risiko-risiko tersebut, menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin menjaga portofolio mereka tetap aman.

Selain itu, bank sentral di berbagai negara juga sering meningkatkan cadangan emas mereka di tengah ketidakpastian global. Diversifikasi ini tidak hanya untuk melindungi nilai cadangan devisa, tetapi juga sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing tertentu. Peningkatan pembelian emas oleh bank sentral menjadi sinyal kuat bagi pasar bahwa permintaan terhadap logam mulia ini masih sangat tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung kenaikan harga.

Secara historis, emas telah terbukti sebagai aset yang tangguh dalam menghadapi berbagai krisis. Mulai dari krisis keuangan, perang, hingga pandemi, emas selalu menjadi pilihan bagi investor yang mencari stabilitas. Oleh karena itu, lonjakan harga emas yang terjadi saat ini merupakan refleksi langsung dari kekhawatiran global yang meningkat. Bagi investor emas berjangka, dinamika geopolitik menjadi salah satu faktor kunci yang tidak boleh dilewatkan. RIFAN FINANCINDO BANDUNG

sumber : newsmaker.id

Senin, 01 September 2025

PT RIFAN BANDUNG - Kilau Emas Redup: Sentimen Risk-On Dorong Investor Tinggalkan Aset Safe Haven

 

HARGA EMAS HARI INI - Harga emas berjangka mengalami penurunan, didorong oleh peningkatan sentimen risk-on di pasar global. Indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan, didukung oleh laporan pendapatan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan dan harapan bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Ketika selera risiko investor meningkat, mereka cenderung mengalihkan modal dari aset safe haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko dan menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, seperti saham.

Hubungan terbalik antara emas dan pasar saham ini seringkali menjadi indikator sentimen pasar yang penting. Ketika investor merasa lebih percaya diri tentang prospek pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas perusahaan, mereka cenderung meninggalkan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Lingkungan risk-on seperti ini membuat emas kurang menarik dibandingkan dengan aset-aset yang menawarkan potensi pertumbuhan modal atau pendapatan dividen.

Namun, penting untuk diingat bahwa korelasi ini tidak selalu sempurna. Jika rally di pasar saham didasarkan pada spekulasi atau harapan yang tidak realistis, emas dapat dengan cepat mendapatkan kembali momentumnya jika sentimen pasar berbalik. Koreksi tajam di pasar saham, yang seringkali terjadi setelah periode euforia, dapat memicu "penerbangan ke kualitas" di mana investor berbondong-bondong kembali ke emas untuk mencari perlindungan.

Masa depan harga emas berjangka akan sangat bergantung pada keberlanjutan rally pasar saham. Jika pasar saham terus naik dan investor tetap optimis, emas mungkin akan menghadapi periode yang menantang. Namun, jika ada tanda-tanda perlambatan ekonomi atau kekecewaan dari laporan perusahaan, emas dapat dengan cepat mendapatkan kembali perannya sebagai aset safe haven. Investor perlu memantau tidak hanya pergerakan saham, tetapi juga alasan di baliknya untuk memahami potensi dampaknya pada emas. - PT RIFAN BANDUNG

sumber : newsmaker.id