Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Senin, 14 Februari 2022

PT Rifan - Harga Emas Tembus Posisi Tertinggi 3 Bulan Dipicu Meningkatnya Ketakutan Perang Rusia Ukraina

 

PT RIFAN BANDUNG - Terakhir kali emas naik di atas $1.860 adalah tiga bulan lalu, dan terakhir kali naik sebesar 2% dalam sehari adalah enam bulan lalu — cukup lama untuk dilupakan pasar.

Tapi itulah yang terjadi di sesi Jumat di tengah kekhawatiran AS akan perang Rusia-Ukraina yang akan segera terjadi dan itu juga, setelah penutupan sesi Comex yang secara tidak resmi membuat pasar naik 3% untuk minggu ini.

Kontrak emas teraktif di Comex New York, April, ditutup naik $4,70, atau sebesar 0,3%, di $1,842,10/oz.

Itu sebelum PBS melaporkan Amerika Serikat percaya bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dan telah mengomunikasikan rencana itu kepada militer Rusia.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kemudian mengatakan kepada media saat briefing Gedung Putih bahwa serangan Rusia di Ukraina memang bisa terjadi minggu depan dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara. Sullivan, bagaimanapun, menambahkan bahwa Gedung Putih tidak mengklaim bahwa Putin telah membuat keputusan akhir tentang masalah ini.

Langkah Sullivan kembali pada apa yang disebut niat Rusia pada invasi tidak tercatat, tentu saja, di pasar yang mengamuk tentang ancaman perang yang akan segera terjadi. S&P 500 jatuh hampir 3% pada satu titik, minyak Brent mencapai $95 per barel dan emas mencapai $1,867,25 — yang secara resmi akan menjadi titik tertinggi untuk sesi Senin.

Untuk posisi beli di pasar, kemampuan emas untuk bertahan di atas level kunci $1.800 telah menjadi keuntungan meskipun ada kekhawatiran berulang atas kenaikan suku bunga AS yang berlebihan tahun ini untuk menghadapi lonjakan inflasi.

Jadi, pertanyaan emasnya: Apakah akan mencapai $1.900 berikutnya dan minggu depan?

Geopolitik sekarang bisa menjawab itu, lebih dari grafik emas - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 11 Februari 2022

Rifan Financindo Berjangka - Dolar Melemah, Emas Naik Didorong Meningkatnya Kekhawatiran Inflasi


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas berjangka Amerika Serikat sedikit menguat di akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung dolar yang lebih lemah. Dan ketika data menunjukkan lonjakan harga konsumen AS mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Dikutip dari kantor berita Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di 1.837,40 dolar per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November.

Sehari sebelumnya, Rabu, emas berjangka bertambah 8,70 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.836,60 dolar AS, setelah naik 6,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.827,90 dolar AS pada Selasa, dan terangkat 14 dolar AS atau 0,8 persen menjadi 1.821,80 dolar AS pada Senin.

"Lingkungan suku bunga yang meningkat tidak menekan pasar emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Namun, di sisi lain itu adalah konfirmasi dari tren inflasi yang sedang berlangsung yang kami yakini merupakan dorongan fundamental yang mendasari di balik pergerakan emas baru-baru ini," tambahnya.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya tergelincir ke level terendah satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Fawad Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets menyebutkan kenaikan emas "menggarisbawahi statusnya sebagai komoditas safe-haven, dan lindung nilai inflasi yang efektif."

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga yang dihasilkan akan meningkatkan peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Indeks harga konsumen AS melonjak 7,5 persen dalam 12 bulan hingga Januari, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak 1982, melampaui ekspektasi kenaikan 7,3 persen.

Suku bunga dana federal berjangka meningkatkan kemungkinan pengetatan setengah persentase poin oleh Federal Reserve AS pada pertemuan kebijakan bulan depan setelah data tersebut.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melampaui 2,0 persen untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun.

Saya kira dengan pelaku pasar yang sekarang memperkirakan enam kenaikan suku bunga tahun ini, ada beberapa kekhawatiran bahwa hal itu mungkin berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, dan itu mendukung harga emas," kata analis UBS Giovanni Staunovo - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : suara.com

Kamis, 10 Februari 2022

Rifan Financindo - Emas Terjebak Di Kisaran Letat, Investor Bersiap Untuk Data Inflasi AS


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas terjebak dalam kisaran ketat di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor menunggu data inflasi AS yang dapat menawarkan petunjuk baru tentang laju pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve.


Emas spot diperdagangkan stabil di 1.833,26 dolar AS per ounce pada pukul 01.13 GMT, melayang mendekati level tertinggi Rabu di 1.835,60 dolar AS, sementara emas berjangka AS turun tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.834,30 dolar AS per ounce.


Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan merosot dari tertinggi November 2019, sementara dolar sedikit lebih tinggi.


Data inflasi diperkirakan menunjukkan kenaikan 0,5 persen secara bulan ke bulan pada Januari, dan 7,3 persen untuk tahun ini, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.


Harga emas terjebak dalam kisaran ketat di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor menunggu data inflasi AS yang dapat menawarkan petunjuk baru tentang laju pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve.


Emas spot diperdagangkan stabil di 1.833,26 dolar AS per ounce pada pukul 01.13 GMT, melayang mendekati level tertinggi Rabu di 1.835,60 dolar AS, sementara emas berjangka AS turun tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.834,30 dolar AS per ounce.


Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan merosot dari tertinggi November 2019, sementara dolar sedikit lebih tinggi.


Data inflasi diperkirakan menunjukkan kenaikan 0,5 persen secara bulan ke bulan pada Januari, dan 7,3 persen untuk tahun ini, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.


Harga emas terjebak dalam kisaran ketat di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor menunggu data inflasi AS yang dapat menawarkan petunjuk baru tentang laju pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve.


Emas spot diperdagangkan stabil di 1.833,26 dolar AS per ounce pada pukul 01.13 GMT, melayang mendekati level tertinggi Rabu di 1.835,60 dolar AS, sementara emas berjangka AS turun tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.834,30 dolar AS per ounce.


Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan merosot dari tertinggi November 2019, sementara dolar sedikit lebih tinggi.


Data inflasi diperkirakan menunjukkan kenaikan 0,5 persen secara bulan ke bulan pada Januari, dan 7,3 persen untuk tahun ini, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber :  antaranews.com

Rabu, 09 Februari 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Kenaikan Inflasi Hingga Ketegangan Rusia Ukraina Bikin Investor Berburu Emas


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melesat ke level tertinggi hampir dua pekan pada perdagangan Selasa, para investor memburu logam kuning tersebut usai meningkatnya kekhawatiran laju inflasi dan ketegangan RusiaUkraina.

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.827,86 per ounce setelah menyentuh level tertinggi sejak 26 Januari, yakni USD 1.828,12 per ounce.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,3 persen menjadi USD1.827,90 per ounce, menjelang data inflasi AS yang akan dirilis Kamis.

Ada lebih banyak pendekatan wait-and-see dengan beberapa data yang lebih besar bakal dirilis pekan ini. Emas menunjukkan itu membentuk support besar-besaran di kisaran USD1.800 dan ini akan menjadi minggu yang penting bagi logam kuning," kata Edward Moya, analis OANDA.

Harga emas terjebak dalam kisaran perdagangan yang terbatas sejak awal tahun, tertahan di antara meningkatnya kekhawatiran inflasi dan melesatnya ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Jika data (inflasi) aktual sesuai ekspektasi atau lebih tinggi, dolar akan menguat bersama imbal hasil US Treasury, meninggalkan emas dengan tekanan penurunan yang substansial," ujar analis DailyFX, Warren Venketas.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Suku bunga yang lebih tinggi juga mendorong dolar, menekan logam mulia yang dihargakan dalam greenback.
Ketegangan Rusia-Ukraina akan tetap meningkat meski ada optimisme dari Presiden Prancis Macron, kata Moya.

Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,3 persen membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi lebih dari dua tahun.

Sementara itu harga logam mulia lainnya, perak naik 0,9 persen menjadi USD 23,19 per ounce, platinum melonjak 1,4 persen menjadi USD 1.034,36 per ounce, sementara paladium turun 0,2 persen menjadi USD 2.258,87 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : suara.com

 

 

Selasa, 08 Februari 2022

PT Rifan Financindo - Harga Emas Turun Tapi Dekat Level Tertinggi 1 Minggu Imbas Faktor Inflasi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada Selasa di Asia, meskipun tekanan inflasi yang berkelanjutan memberi dorongan pada logam kuning safe haven. Investor juga menunggu data inflasi AS pekan ini.

Harga emas berjangka turun tipis 0,11% menjadi $1.819,75/oz pukul 12.20 WIB, tetap berada di dekat level tertinggi 1,823,21 yang dicapai pada hari Senin. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan emas, menguat 0,21% ke 95,593 pada hari Selasa. Treasuries benchmark AS tenor 10 tahun stabil di dekat level tertinggi sejak Desember 2019, yang dicapai selama sesi sebelumnya.

Data AS, termasuk cindeks harga konsumen, akan dirilis pada hari Kamis. Masih harus dilihat bagaimana data akan berdampak pada kerangka waktu Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan moneternya. Pasar sekarang memperkirakan peluang satu dari tiga kesempatan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022.

Di seberang Atlantik, tidak ada kebutuhan pengetatan kebijakan moneter besar-besaran di zona euro karena inflasi akan turun kembali dan bisa stabil di sekitar 2%, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada hari Senin. Ia menambahkan bahwa harga energi yang tinggi, pendorong utama inflasi, kemungkinan akan menggerus daya beli rumah tangga.

Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan berbicara pada hari Rabu, dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey menyusul sehari kemudian.

Ketegangan geopolitik yang berlangsung di Eropa Timur terkait Ukraina juga berlanjut, tetapi Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa hari-hari mendatang akan menjadi sangat penting setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, Putin mengisyaratkan bahwa beberapa kemajuan telah dibuat dalam pembicaraan tersebut.

Di logam mulia lainnya, perak jatuh 0,97, platinum turun 0,7% pukul 12.24 WIB, dan palladium juga turun 0,5% - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Jumat, 04 Februari 2022

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Makin Naik, Bank Sentral Global Isyarat Ubah Kebijakan


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Jumat dan bersiap untuk mencatat kenaikan mingguan. Melemahnya dolar AS, di samping berlanjutnya kekhawatiran atas inflasi yang tinggi, dan ketegangan AS-Rusia atas Ukraina memberi dorongan pada logam kuning safe-haven ini.

Harga emas berjangka kian naik 0,25% menjadi $1.808,55/oz pukul 11,44 WIB. Harga logam mulia mencapai angka $1804,4 selama sesi sebelumnya akibat dolar yang lebih lemah dan penurunan selera risiko di pasar ekuitas membantu melawan tekanan dari lonjakan imbal hasil Treasury AS. Emas telah naik hampir 0,9% dalam seminggu hingga saat ini.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, terus turun pada hari Jumat dan akan mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020.

Pertarungan inflasi Federal Reserve AS harus menjadi prioritas utamanya, calon Dewan Gubernur bank sentral mengatakan di hadapan anggota parlemen pada hari Kamis. Para calon tersebut, Lisa Cook, Philip Jefferson, dan Sarah Bloom Raskin, berkomentar menggarisbawahi dukungan untuk poros hawkish dalam kebijakan moneter The Fed.

Di seberang Atlantik, European Central Bank mengisyaratkan pada hari Kamis bahwa ia dapat membalikkan sikap dovishnya dan menaikkan suku bunga pada tahun 2022. Bank of England menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 0,5% dalam keputusan kebijakannya pada hari yang sama.

Di Asia Pasifik, Bank of Japan akan merilis keputusan kebijakannya pada minggu depan.

Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa "terlalu dini" untuk mengatakan jika dunia menghadapi periode inflasi yang berkelanjutan.

Sementara itu, ketegangan AS-Rusia atas Ukraina terus meningkat. Rusia telah merumuskan beberapa opsi sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk potensi penggunaan video propaganda yang menunjukkan serangan bertahap, menurut AS.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,75%, platinum naik tipis 0,32% pukul 11.48 WIB dan palladium naik 0,16% - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 03 Februari 2022

Rifan Financindo - Dolar Dan Imbal Hasil Obligasi AS Tertekan, Harga Emas Dunia Naik

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah laporan pekerjaan yang suram, mendukung permintaan terhadap logam safe-haven di tengah ketegangan yang memanas antara Rusia dan Barat atas Ukraina.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 8,80 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap di 1.810,30 dolar AS per ounce. Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.

Sehari sebelumnya, Selasa, emas berjangka terangkat 5,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.801,50 dolar AS, setelah meningkat 9,80 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.796,40 dolar AS pada Senin, dan jatuh 8,4 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.786,60 dolar AS pada Jumat.

Emas masih melayang di atas 1.800 dolar AS dan banyak hal yang berkaitan dengan imbal hasil obligasi pemerintah telah "terkuras" dan karena dolar masih mendekati posisi terendah hari ini setelah data penggajian (payrolls) swasta, kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Sebuah laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan data penggajian swasta AS secara tak terduga turun pada Januari, menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.

Jika emas dapat terus stabil di atas 1.800 dolar AS, beberapa investor mungkin akan mulai kembali, tambah Moya.

Memperkuat daya tarik emas, Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa dan bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis waktu setempat untuk isyarat tentang laju pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi inflasi yang melonjak.

Penutupan jangka pendek yang berkelanjutan dan pembelian dengan harga murah" membantu harga emas, Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.

Indeks dolar AS yang merosot dan harga minyak mentah mencapai tertinggi tujuh tahun minggu ini adalah bullish di luar kekuatan pasar untuk pasar logam," tambah Wyckoff.

Sementara emas kemungkinan akan mengeksploitasi kelemahan dolar untuk mendorong lebih tinggi, prospek jangka pendeknya tetap dipengaruhi oleh laporan pekerjaan AS pada Jumat," kata Lukman Otunuga, manajer, analisis pasar di FXTM.

Laporan pekerjaan yang kuat yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan dan upah yang kuat dapat memperkuat ekspektasi hawkish (Federal Reserve), menyeret harga emas lebih rendah karena dolar mendapatkan kembali kekuatannya," katanya.

Namun, jika laporan pekerjaan mengecewakan, ini bisa memberikan sedikit kelegaan bagi emas, mengakibatkan kenaikan kembali ke 1.831 dolar AS - RIFAN FINANCINDO

Sumber : suara.com