PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas tak henti naik pada Rabu (29/11) pagi dan mencapai level tertinggi lebih dari enam bulan. Ini didorong oleh melemahnya dolar dan ekspektasi Federal Reserve AS telah selesai menaikkan suku bunga.
Reuters melaporkan Rabu (29/11) pagi, prospek jangka pendek untuk emas tetap bullish, dengan indeks dolar dalam tren turun karena harapan the Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga dan bahkan mungkin akan memangkasnya pada musim semi, ungkap Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Namun, "jika angka-angka PDB (AS) dan indikator inflasi lebih kuat dari yang diperkirakan, hal ini akan mengurangi antusiasme para trader terhadap emas batangan," tambah Wyckoff.
Emas spot naik terus sebesar 0,18% di $2.044,89/oz pukul 07.02 WIB setelah ditutup melonjak 1,53% pada sesi Selasa (28/11).
Emas berjangka untuk penyerahan Desember lanjut naik 0,2% ke $2.045,70/oz usai berakhir melesat 1,62%.
Para pengambil kebijakan Fed terlihat semakin nyaman menutup tahun ini dengan mempertahankan suku bunga dan menunggu sebelum memangkasnya. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memiliki emas tanpa bunga.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan ia "semakin yakin" bahwa kebijakan berada di tempat yang tepat.
Membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri, indeks dolar menyentuh level terendah pertengahan Agustus.
Investor akan memantau data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada hari Kamis, indikator inflasi yang lebih disukai oleh the Fed. Fokus juga tertuju pada revisi angka PDB kuartal ketiga AS yang dijadwalkan hari Rabu.
Perak naik 1,4% menjadi $24,97/oz, platinum naik 2,3% ke $939,80 di sesi Selasa. Palladium turun 1,4% di $1.055,59/oz - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing