PT RIFAN BANDUNG - Harga emas mulai kembali menampakkan kemilaunya pada perdagangan di pasar global, harga spot emas naik 0,5 persen menjadi US $ 1.973,81 per troy ounce, potensi kenaikan harga emas di pasar global, pembatasan kebijakan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
Selain itu, harga emas juga diakui oleh pemerintah China antara AS dan China yang terus membara, terutama karena induk TikTok, ByteDance, harus meminta persetujuan pemerintah China sebelum menjual operasional TikTok di AS.
Investor melihat pada membaca masih melihat fundamental emas untuk jangka panjang masih menarik. Survei yang diluncurkan oleh Kitco memperkirakan harga emas akan bullish pekan ini, disebutkan, sebanyak 80 persen dari 15 profesional di Wall Street yang menghitung dalam survei tersebut memprediksi harga emas naik minggu ini. Sementara 20 persen sisanya netral.
Kitco News melaporkan seorang kepala perdagangan MKS Afshin Nabavi memiliki pandangan bullish terhadap emas di atas US $ 1,900 per troy ounce- nya. Ia mengatakan jika AS tak mampu melebihi level resistennya, maka harga emas sulit untuk kembali ke US $ 2.000 per troy ounce.
Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di dunia" kata Nabavi. "Semuanya mendorong harga emas untuk naik lebih tinggi" tambahnya, Charlie Nedoss, Ahli Strategi Pasar Senior di LaSalle Futures Group mengatakan dia juga memperkirakan akan terjadi bullish pada emas dalam waktu dekat karena Fed memilih untuk mendukung pasar tenaga kerja kerja inflasi.
Di sisi lain, harga emas batangan 24 karat, keluaran PT Aneka Tambang atau Antam, pada hari ini juga mengalami kenaikan. Melansir laman resmi Logam Mulia Antam, harga emas hari ini naik Rp3.000 per gram menjadi Rp1.030.000 per gram.
Jika ditinjau dari tujuh hari lalu (24 Agustus 2020), harga emas Antam hari ini ada kenaikan Rp7.000 per gram, dari harga sebelumnya Rp1.023.000 per gram, sementara itu harga jual kembali ( buyback ) yang ditetapkan logam mulia Antam hari ini Rp931.000 per gram, naik Rp4.000 per gram dibandingkan harga kemarin.
Sebagai instrumen investasi berbentuk aset, emas memang menjadi instrumen investasi yang terkenal bisa mengalahkan inflasi. Meskipun harganya mengalami fluktuasi secara harian, tetapi dalam jangka panjang, harga emas terus mengalami kenaikan.
Jika seseorang membeli emas pada Agustus 2019, sebut saja dengan harga Rp720.000 per gram, dengan harga buyback tanggal 25 Agustus 2020 yang dipatok Rp971.000 per gram, maka sudah mencapai 34,9 persen sesuai.
Namun, jika saja seseorang membeli emas di akhir Agustus 2017 dan menjualnya di akhir Agustus 2018, kemungkinan besar keuntungannya hanya 2 persen persen. Nah, fenomena ini menunjukkan bahwa krisis emas gagal investasi dengan tingkat pasti.
Ada kalanya, jangka pendek kenaikan harga terlihat signifikan, begitu pun sebaliknya. Tapi jika seseorang membeli emas di 25 Agustus 2010 dan tercatat hingga Agustus 2020, maka nilai emasnya sudah naik 156,7 persen.
Hal yang membuat emas sangat baik digunakan untuk investasi jangka panjang. Termasuk di antaranya adalah untuk kebutuhan dana pensiun - PT RIFAN
Sumber : cnbcindonesia.com