Harga emas spot turun 1,8% menjadi US$ 1.772,86 per ons troi, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 19 Februari di US$ 1.765,06, sedangkan, harga emas berjangka AS turun 1,3% menjadi US$ 1.775.40.
Kami melihat imbal hasil obligasi bergerak lebih tinggi selama beberapa minggu terakhir dan sekali lagi telah menghilangkan angin sepoi-sepoi di pasar emas,” kata David Meger, director of metals trading di High Ridge Futures.
Sementara emas sering dicari sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi telah mengikis status tersebut karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan.
“Kenaikan suku bunga riil baru-baru ini merupakan tanda meningkatnya optimisme tentang pemulihan ekonomi dan tidak memerlukan tanggapan dari Federal Reserve,” kata Gubernur The Fed Kansas City Esther George.
“Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah setidaknya merupakan penurunan jangka pendek untuk pasar logam mulia,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
Sementara itu, data ekonomi menunjukkan lebih sedikit orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran pekan lalu.
Harga emas turun hampir 6% sepanjang tahun ini setelah membukukan tahun terbaiknya dalam satu dekade pada tahun 2020. Terangkat oleh kekhawatiran virus, suku bunga yang lebih rendah, dan langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ada faktor pendukung lain untuk bermain emas (termasuk) prospek paket stimulus lain. Kami belum keluar dari masalah dalam hal pemulihan ekonomi dan The Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, "kata Meger High Ridge Futures.
Di tempat lain, harga perak turun 1,9% menjadi US$ 27,46 per ons troi dan platinum turun 3,5% menjadi US$ 1.224,14.
Palladium tergelincir 1,1% menjadi US$ 2.408,98, setelah mencapai level tertinggi dalam hampir dua bulan - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : kontan.co.id