Respon Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Ditutup Naik 19,95 Poin

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan kebijakan Federal Reserve yang menahan kenaikan suku bunganya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2014) melanjutkan penguatannya.

Hingga penutupan pasar pukul 16.00, IHSG ditutup naik sebesar 19,95 poin atau 0,38 persen di posisi 5.208,14. Volume perdagangan mencapai 5,89 miliar lot saham senilai Rp 5,97 triliun. Sebanyak 108 saham ditutup menguat, 177 saham melemah dan sisanya 99 saham stagnan.

Saham-saham dari sektor finansial memimpin kenaikan indeks. Adapun beberapa saham yang memberikan turnover positif terbesar adalah BBRI (Rp 10.500), BBNI (Rp 5.825), ASII (Rp 7.375), BMRI (Rp 10.425), dan PGAS (Rp 6.025). Sementara itu, saham-saham yang memberikan turnover negatif terbesar adalah MYRX (Rp 605), SSMS (Rp 1.395), ADRO (Rp 1.290), CTRA (Rp 1.095), dan ADHI (Rp 2.965).

Nikkei Ditutup Menguat 1.1%

Financeroll – Perdagangan pasar indeks Nikkei Jepang ditutup tinggi, Kamis (18/9), kenaikan terbesar dalam dua minggu.

 

Indeks Nikkei berakhir menguat 1.1 persen pada poin 16,067.57, tingkat penutupan tertinggi sejak awal Januari. Itu harian terbesar per keuntungan centage dalam dua minggu.Indeks Topix utama naik 1.0 persen menjadi 1,317.91, dan indeks Nikkei JPX 400 naik 1.1 persen menjadi 11,946.88.

Pound Menguat Jelang Keputusan Referendum Skotlandia

Financeroll – Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pasca hasil kebijakan The Fed dini hari tadi, sementara Pound bergerak naik didorong dari poling Skotlandia untuk referendum kemerdekaan.

 

USDJPY naik 0.30% di level 108.77, EURUSD naik 0.15% di level $1.2871, EURJPY naik 0.39% di level 140, GBPUSD naik 0.07% di level $1.6276.

Dolar AS Beragam Menjelang Pertemuan Kebijakan The Fed

Financeroll – Pada perdagangan valuta asing di hari Rabu, Dolar AS diperdagangkan dengan beragam pergerakan terhadap rivalnya hari ini, ketika investor fokus menunggu hasil pertemuan kebijakan the Fed.

 

The Fed akan mengumumkan hasil kebijakannya pada pukul 01.00 waktu Jakarta, dini hari tanggal (18/09).

Selama berlangsungnya perdagangan, EUR/USD diperdagangkan melemah 0.03% di level 1.2959, GBP/USD diperdagangkan menguat 0.15% di level 1.6301, USD/JPY diperdagangkan menguat 0.15% di level 107.28 dan USD/CHF diperdagangkan menguat 0.19% di level 0.9344.

Nikkei Turun 0.1% Di Level 15.888.67

Financeroll – Bursa Jepang Nikkei di hari Rabu (17/9) terpantau melemah. Dipicu dari Bank Sentral AS mengenai kebijakan di tengah harapan suku bunga rendah.

 

Indeks Nikkei turun 0.1 % di level 15.888.67. Indeks Topix utama naik 0.5% di level 1.304.96 dan indeks nIKKEI jpx 400 TURUN 0.4% DI LEVEL 11.822.30.

Federal Reserve bisa menawarkan setelah pertemuan moneter FOMC hari Kamis dini hari nanti, ketika ia berencana untuk mulai mengangkat suku bunga dan seberapa cepat itu akan bergerak setelah tahun agresif stimulus.

Harga Minyak Terpantau Turun Jelang Data EIA Nanti Malam

Financeroll – Perdagangan bursa komoditi minyak mentah di hari Rabu(17/9), harga minyak telah diperdagangkan lebih rendah menjelang dirilisnya data persediaan minyak mentah AS yang dirilis oleh Energy Information Administration malam nanti.

Selama berlangsungnya perdagangan di sesi Asia, minyak West Texas Intermediate pengiriman November telah diperdagangkan lebih rendah 0.08% di level $93.76 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange.

Belajar Keberanian Bisnis dari Kraft dan Oreo

KOMPAS.com - Pada tahun 2006, Kraft China ibarat tengah berada di ruang angkasa tanpa perlengkapan. Bisnis perusahaan mengambang tanpa arah dan profitabilitas tak kunjung menunjukkan perbaikan. Saat itu, Kraft telah menghabiskan dua dekade di negeri Tirai Bambu dan menggelontorkan uang yang tak terhitung jumlahnya untuk memonetisasi pasar China yang disesaki miliaran orang.

Dibandingkan dengan kinerjanya di pasar Amerika Serikat, Kraft China bisa dibilang terpuruk. Di Paman Sam, Kraft Foods menjadi perusahaan makanan terbesar dengan merek-merek yang populer, salah satunya Oreo. Merek ini pun sayangnya tidak menunjukkan penetrasi menggembirakan di tengah masyarakat China.