Rifan Financindo Berjangka - Indeks
dollar AS naik memberi tekanan terhadap nilai tukar rupiah Selasa
(18/11/2014). Namun, peluang kenaikan rupiah juga besar karena kenaikan
harga BBM bersubsidi sesuai dengan ekspektasi pasar dan memberi efek
positif bagi ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang.
Kembali negatifnya pertumbuhan PDB Jepang di triwulan III-2014 berhasil memicu aksi jual di Nikkei 225 serta yen. Indeks dollar AS yang juga didukung oleh baiknya data ekonomi AS, berhasil menguat hingga mendekati 88. Harga minyak Brent anjlok hingga 79 dollar AS per barrel sampai dini hari tadi. Di sore hari ditunggu data indeks ekspektasi konsumen Zona Euro dan di malamnya ditunggu data sektor perumahan AS.
Kenaikan harga BBM bersubsidi sejak hari ini yang walaupun di bawah harapan awal yang Rp 3.000 perliter, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, diperkirakan tetap memberikan sinyal positif ke pasar keuangan domestik.
"Kenaikan harga BBM bersubsidi yang 34 persen ditambah harga minyak internasional yang telah turun 28 persen dari puncaknya dipastikan memberikan efek positif terhadap neraca fiskal dan neraca transaksi berjalan," sebutnya.
Konsekuensi negatif akan terlihat pada inflasi yang naik tajam serta pertumbuhan yang semakin melambat. Inflasi diperkirakan kembali ke rentang 7,5-8 persen secra tahunan hingga 12 bulan ke depan. "Rupiah berpeluang menguat hari ini walaupun indeks dollar AS berhasil menguat tajam dini hari tadi," tulis dia.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar