PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Usaha pemerintah Tiongkok bulan Maret lalu yang melonggarkan kebijakan kredit rumah di negeri yang sedang alami bubble property
tersebut mulai kelihatan di pertengahan tahun ini meskipun tidak
signifikan sekali. Perubahan yang terjadi di beberapa kota besar
terlihat banyak permintaan sehingga harga rumah baru (real estate) yang
selama 10 bulan terakhir seperti terlihat pada grafik mulai menunjukkan
kenaikan, terlihat dari survey yang dilakukan Biro Statistik Nasional
Tiongkok (NBS) terhadap harga rumah di kota-kota besar.
Dari laporan NBS tersebut ditunjukkan indikator China Newly Built House Prices YoY Change bulan
Juni alami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya, indeks yang
menunjukkan perkembangan tersebut turun ke -4,9% setelah bulan Mei
menunjukkan penurunan -5,7%. Penurunan harga rumah di Tiongkok terparah
sepanjang sejarah pada survey yang dilakukan bulan Maret lalu yang turun
hingga -6,10%.
Dari survey yang dilakukan di 70 kota
pada bulan Juni, harga rumah baru turun di 34 kota, jumlah kota ini
turun dibandingkan bulan Mei yang terdapat 43 kota alami penurunan harga
rumah. Dan untuk harga rumah yang alami kenaikan pada bulan Juni
terdapat di 27 kota, jumlah ini mengalami peningkatan dari bulan
sebelumnya yang tadinya hanya di 20 kota.
Sembilan kota sisanya tidak mengalami
perubahan harga rumah. Kota-kota besar yang alami kenaikan harga rumah
tersebut seperti Beijing, Tianjin, Shanghai, Guangzhou dan kota
Shenzhen.
Usaha untuk mengurangi tekanan harga
properti yang rendah ini juga dilakukan oleh bank sentral Tiongkok
(PBOC) dengan memangkas suku bunga acuannya sejak bulan November tahun
lalu hingga 4 kali sampai pertengahan tahun ini dan juga rasio
persyaratan cadangan bank sebanyak tiga kali sejak Februari.
Namun menurut analyst Vibiz Research
Center, usaha pemerintah melonggarkan pembatasan pembelian property akan
memicu kejenuhan bagi masyarakat untuk berinvestasi karena harga
semakin naik sedangkan konsumen berhasrap harga lebih baik turun.
Selama 6 bulan dalam tahun ini seperti yang dikutip dari data NBS,
investasi di sektor properti hanya naik 4,6 persen, angka ini lebih
lambat dari kenaikan 5,1 persen yang terlihat di lima bulan pertama.
sumber : vibiznews.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar